Seringkali ketika kita melihat orang yang berpakaian rapi, kita akan berpikir sekilas bahwa orang tersebut adalah orang yang pintar dan rajin. Apakah detikers pernah berpikir seperti itu?
Dilansir dari IFL Science, pemikiran yang cenderung memberikan asumsi tentang seseorang seperti itu, dikenal sebagai fenomena "halo effect" atau efek halo.
Fenomena Halo Effect
Halo effect adalah kecenderungan seseorang dalam mengambil atau menarik kesimpulan atas sesuatu atau tentang seseorang berdasarkan satu faktor saja. Terkadang kesimpulan itu belum tentu benar dengan kenyataan karakter seseorang tersebut.
Contoh halo effect ini bisa kita jumpai pada pandangan umum mengenai seorang malaikat yang digambarkan sebagai sesuatu yang indah dan dikelilingi kemewahan. Hal itu diasumsikan untuk menggambarkan mereka sebagai sosok yang penuh anugerah dan baik hati.
"Ini adalah gagasan bahwa evaluasi global tentang seseorang yang disukai akan berpengaruh pada penilaian tentang sifat-sifat mereka," jelas Jeremy Dean, psikolog dan penulis web PsyBlog.
"Terkadang ada disebut sebagai prinsip bahwa 'apa yang indah itu baik' atau stereotip tentang daya tarik fisik," lanjutnya.
Halo effect pada dasarnya memberikan pandangan bahwa seseorang yang menarik dalam hal fisiknya, maka akan sama pula dengan sifatnya. Contohnya seperti anggapan bahwa seorang selebriti pasti merupakan orang yang menarik dalam bergaul.
Halo effect ini menjadi hal yang lumrah terjadi. Misalkan ketika memandang orang atau rekan kerja berdasarkan penampilannya, maka akan dapat menilai kepribadian atau keterampilan mereka.
Menurut Edward Thorndike, seorang psikolog, apabila para pekerja berpikir bahwa kolega mereka adalah orang baik, maka mereka menilai dia lebih tinggi dan lebih pantas mendapatkan yang terbaik.
Contoh Halo Effect
Contoh lain adalah dalam eksperimen oleh psikolog sosial, Richard Nisbett dan Timothy Wilson yang menyelidiki tentang pandangan mahasiswa terhadap dosen, dengan melihat video dosen saat mengajar.
Pada percobaan ini, mahasiswa dibagi menjadi dua untuk menonton dua video dosen, di mana dosen pertama mengajar dengan hangat dan ramah, sedangkan dosen kedua bersikap buruk.
"Mahasiswa melihat dosen yang hangat ini lebih menarik dan lebih disukai," jelas Dean.
"Mereka yakin telah membuat penilaian tentang penampilan fisik, tingkah laku, dan aksen dosen tanpa mempertimbangkan hal lain," imbuhnya.
Menurut Eva Krockow, peneliti dan penulis di Psychology Today, halo effect dapat membangun citra seseorang.
"Halo effect berfungsi untuk membangun narasi yang lebih mudah dan membangun citra mental yang melibatkan aspek baik atau buruk," jelasnya.
Cara Mengatasi Halo Effect
Halo effect bisa memberikan dampak buruk karena membuat otak berpikir dangkal hanya berdasarkan penampilan fisik, sehingga bisa menimbulkan masalah bila berkaitan dengan kondisi fisik seseorang.
Untuk itu, perlu ada cara mengatasinya yaitu dengan mencoba mempertahankan objektivitas secara sadar.
"Untuk mengurangi pengaruh bias kognitif, karena itu kita harus mengendalikan perasaan subjektif," jelas Krockow.
Menurutnya, dengan tetap bersikap sadar akan halo effect, maka kita akan berhenti untuk memandang seseorang dari hal luarnya saja.
Terlebih lagi akan berpengaruh pada aspek lainnya, seperti dalam pekerjaan atau mencari pasangan.
(faz/faz)