Pernah Merasakan Gangguan Tidur Hipersomnia? Cirinya Ngantuk Parah pada Siang Hari

ADVERTISEMENT

Pernah Merasakan Gangguan Tidur Hipersomnia? Cirinya Ngantuk Parah pada Siang Hari

Noor Faaizah - detikEdu
Kamis, 21 Des 2023 19:30 WIB
Tired female entrepreneur yawning in office. Horizontal shot.
Foto: iStock/Ilustrasi mengantuk pada siang hari
Jakarta -

Pernah mendengar gangguan tidur hipersomnia? gangguan tidur ini menyebabkan penurunan kualitas tidur dan berdampak pada kesehatan tubuh. Seperti apa cirinya?

Menurut sebuah studi dari University of Wisconsin-Madison, salah satu gangguan tidur yang mulanya diperkirakan jarang terjadi adalah hipersomnia idiopatik. Gangguan tersebut merujuk pada suatu kondisi neurologis yang ditandai dengan merasa lelah berlebihan walaupun telah memenuhi jumlah jam tidur.

Melalui studi, diketahui 1,5 persen dari 800 orang memiliki kemungkinan besar menderita hipersomnia idiopatik. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan penelitian sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, pada tahun 2021 diperkirakan 37 orang per 100.000 jiwa saja yang didiagnosis menderita hipersomnia idiopatik atau setara dengan angka 0,037 persen dari jumlah populasi.

"Hasil kami menunjukkan bahwa hipersomnia idiopatik lebih umum (terjadi) sehingga kemungkinan ada perbedaan besar antara jumlah orang dengan gangguan ini, dan mereka yang mencari pengobatan," kata David Plante, dikutip dari EurekAlert.

ADVERTISEMENT

Gangguan Rasa Kantuk di Siang Hari Lebih Umum Terjadi

Penelitian yang terbit pada 13 Desember 2023 dalam jurnal Neurology ini, telah menganalisis data pola tidur pada 792 orang dari studi Wisconsin Sleep Cohort.

Analisis data dilakukan melalui dua jenis tes laboratorium yang kerap digunakan dokter untuk mendiagnosis hipersomnia idiopatik, yaitu polisomnografi dan tes latensi tidur ganda.

Polisomnografi bertujuan mengukur fungsi tubuh seperti aktivitas otak dan detak jantung selama tidur, sementara tes latensi tidur ganda akan menilai seberapa cepat individu tertidur pada siang hari.

Para peneliti juga menanyakan kepada para partisipan terkait jumlah tidur di malam hari, baik saat mereka harus bekerja keesokan harinya atau libur keesokan harinya.

Gangguan yang ditandai dengan rasa kantuk di siang hari ini, juga mendorong peneliti menanyakan berapa tingkat rasa lelah di siang hari dan lama mereka menghabiskan waktu tidur siang.

Hasilnya, dari 12 orang yang masuk dalam kriteria diagnostik data penderita hipersomnia idiopatik, tertidur lebih cepat 9 menit pada malam hari dan 6 menit lebih cepat di siang hari.

Mereka juga mendapat skor lebih tinggi pada survei kantuk yang mencakup pertanyaan tentang kemungkinan mereka tertidur sambil duduk atau berbicara.

Perlu Studi Mendalam untuk Formulasi Metode Pengobatannya

Selain itu, ada 10 dari 12 orang yang kemungkinan menderita hipersomnia idiopatik diketahui mengalami kantuk berlebihan di siang hari selama 12 tahun.

Artinya, mereka mengalami gejala gangguan tidur yang bersifat kronis. Namun, tim peneliti tersebut juga menemukan bahwa rasa kantuk berakhir hilang pada 4 dari 10 partisipan tersebut, sebagaimana dilansir dari laman Live Science.

Menurut profesor psikiatri, David Plante, hal ini membuktikan bahwa hipersomnia idiopatik mungkin terkadang bisa hilang. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak studi untuk memahami penyebab remisi dari kasus-kasus tersebut.

"Penelitian tambahan juga dapat memperjelas penyebab hipersomnia idiopatik dan mengarah pada pengobatan baru," kata Plante.

Dia menilai, penelitian yang lebih besar perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi temuan awal tentang potensi prevalensi hipersomnia idiopatik.

Misalnya, penelitian terhadap para pekerja yang menderita hipersomnia idiopatik dan terkadang kesulitan mempertahankan pekerjaan.

Di sisi lain, perawatan yang ada saat ini hanya meringankan gejala dari kondisi tersebut bukan mengobati penyebab utamanya seperti stimulan yang diresepkan untuk membantu pasien tetap terjaga sepanjang hari.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads