Gambar Gua Ini Diduga Isyaratkan Hubungan Afrika dan Kalimantan

ADVERTISEMENT

Gambar Gua Ini Diduga Isyaratkan Hubungan Afrika dan Kalimantan

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Rabu, 20 Des 2023 14:00 WIB
Seni cadas di Madagaskar mengindikasikan hubungan Afrika dengan Kalimantan.
Bagaimana bisa, sebuah gua di hutan tersembunyi Madagaskar berukir simbol-simbol kuno dari Mesir hingga Kalimantan? Foto: David Burney via The Conversation
Jakarta -

Seni cadas di Madagaskar, Afrika Timur semula diketahui berupa simbol-simbol dasar di beberapa situs prasejarah. Namun penelitian pada 2013 mengungkap gua bergambar manusia, manusia setengah hewan, hewan, dan simbol-simbol khas Mesir, Etiopia, hingga Kalimantan.

Gambar gua prasejarah tersebut ditemukan peneliti Madagaskar, Amerika, Inggris Raya, dan Australia di situs Gua Andiamamelo, dekat desa Anahidrano di tepi barat laut Beanka. Selama beberapa tahun ke depan, mereka coba menelusuri literatur terkait dan arsip museum untuk mengetahui keunikan dan pentingnya gambar tersebut.

Yang mengejutkan peneliti, banyak simbol yang mengisyaratkan hubungan budaya menarik. Beberapa gambar menunjukkan tokoh mitologi Mesir dari periode Ptolemeus, simbol dari Etiopia dan Afro-Arab, dan simbol dari Kalimantan ribuan tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gambar-gambar rumit ini tidak mirip dengan simbol warna-warni yang ditemukan di Isalo, Madagaskar. Delapan di antaranya memiliki gambar dan tema yang mengarah ke simbol dan karakter mitologi Ptolemaic Mesir, beberapa di antaranya mungkin konstelasi bintang," lapor peneliti David A Burney dan rekan-rekan di The Journal of Island and Coastal Archaeology, dipublikasi Mei 2020 lalu.

"Satu jenis figur berbentuk huruf M muncul 16 kali. Kami belum pernah menemukan figur ini di seni cadas lain di Samudra Hindia, selain temuan langka di Kalimantan, yang dipercaya dibuah sekitar 2.000 tahun lalu," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Jejak Manusia di Gua Tersembunyi

Para meneliti semula mengunjungi tsingy di hutan kering Beanka, Madagaskar barat, dikutip dari Madagascar Information Network-Magazine, Mada Magazine. Tsingy merupakan dataran tinggi berisi formasi batu-batu tinggi berujung runcing. Bentuknya seperti 'hutan batu' yang ditemukan di Taman Nasional Tsingy de Beramaha.

Kawasan terpencil dan tidak dapat ditinggali ini jarang dijelajahi. Bermula pada 2012, tim peneliti internasional menjelajahi wilayah ini dan menemukan gambar cadas prasejarah di Gua Andriamamelo. Temuan ini menyebabkan penetapan status kawasan lindung untuk situs tersebut.

Lukisan tersebut dilukis manusia dengan pigmen hitam nonorganik pada batuan karst. Usianya diperkirakan sekitar 2.000 tahun.

Simbol yang Bukan dari Madagaskar

Burney menjelaskan, timnya membuat versi salinan digital dan gambar tangan dari 72 objek seni cadas yang ditemukan di gua tersebut. Berbagai gambar dan simbol menunjukkan bentuk yang tidak berasal dari Madagaskar sendiri, seperti diterangkannya dalam The Conversation, Selasa (12/12/2023).

Gambar dewa Horus, dewa Thoth yang berkepala burung, dewi Ma'at, dan gambar mirip Anubis (dewa Mesir kuno berkepala serigala), contohnya. Temuan ini menunjukkan akar seni cadas tersebut dari peradaban dan mitologi Mesir kuno.

Sedangkan sejumlah karakter huruf pudar tampak mirip dengan tulisan Sorabe. Bahasa tulisan kuno Malagasi ini menggunakan aksara Arab.

Sementara itu, figur huruf M mengindikasikan huruf hawt (dibaca ha) dari alfabet Amharic Etiopia. Dosen konservasi dan paleobiologi dari National Tropical Botanical Garden Hawaii dan Universitas Hawaii ini menjelaskan, simbol ini hanya ditemukan di Kalimantan dari seluruh kawasan Indo-Pasifik, mengindikasikan hubungan orang Madagaskar dengan nenek moyang di Kalimantan.

Ia menambahkan, di beberapa bahasa Austronesia yang meliputi kawasan Madagaskar di Afrika hingga Hawaii dan Rapa Nui di Pasifik, kata ha berarti napas kehidupan. Temuan ini menurut peneliti mengindikasikan bahasa, budaya, dan orang Madagaskar mendapat pengaruh dari Asia dan Afrika, atau mengalami kolonisasi dari orang-orang dari daerah tersebut.

Sulitnya Menentukan Kapan Gambar-Gambar Ini Dibuat

Peneliti mengalami kesulitan untuk memastikan kapan gambar-gambar ini dibuat. Sebab, bahan pigmen hitam yang digunakan terbuat dari mineral anorganik. Bahan pigmen ini hanya mengandung sedikit komponen arang yang dapat digunakan untuk penanggalan radiokarbon.

Kehadiran simbol hewan yang telah punah serta ketiadaan motif modern dan alfabet yang umum digunakan dalam bahasa Malagasy modern juga turut menjadi tantangan dalam menentukan asal-usul seni ini.

Kondisi di atas membuat peneliti menduga karya seni tersebut bisa jadi dari sekitar 2.000 tahun lalu, dari zaman Cleopatra atau bahkan sebelumnya. Namun, ada juga kemungkinan asalnya dari warga pulau dengan kepercayaan pra-Kristen yang sudah tumbuh berabad-abad saat itu, yang masih terpengaruh kebudayaan Mesir, Etiopia, dan Kalimantan.

Petunjuk dari informan desa mengarah pada kelompok misterius Vazimba atau Bosy yang tinggal di hutan terdekat. Mereka diduga terkait dengan figur "penyihir" di salah satu gambar.

Peneliti menggarisbawahi, banyaknya spekulasi dalam temuan mereka butuh ditindaklanjuti dengan penelitian lagi. Harapannya, studi lanjutan dapat mengungkap lebih dalam kisah seni gua yang ditemukan di Madagaskar.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads