Jamu Indonesia telah resmi diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dunia. Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) masuk ke dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity UNESCO.
Sebagai masyarakat Indonesia, mengonsumsi jamu bukan lagi menjadi sesuatu yang asing. Jamu telah dianggap sebagai obat tradisional yang kaya akan manfaat untuk kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Bahkan, jamu telah menjadi minuman khas Indonesia yang telah ada sejak lama dan masih dikonsumsi sampai sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, kira-kira sejak kapan jamu ini dikonsumsi masyarakat Indonesia? Untuk mengetahuinya, simak sejarah jamu di Indonesia berikut ini.
Mengenal Jamu Indonesia
Jamu adalah minuman berkhasiat dari Indonesia sebagai minuman kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Dikutip dari situs Indonesia.go.id, kata jamu berasal dari dua kata Jawa Kuno, yaitu kata 'Djampi' (jampi) yang bermakna penyembuhan atau doa dan 'Oesodo' (usodo) yang berarti kesehatan.
Jadi bisa dikatakan, makna jamu adalah sebagai penyembuhan atau doa yang bisa menjadi obat untuk kesehatan.
Sementara itu, dalam situs Jalur Rempah Kemdikbud, terdapat teori lain yang menyatakan bahwa jamu terbentuk dari gabungan kata Jawa dan 'ngramu', yang artinya mencampur atau mengumpulkan.
Maka secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai ramuan yang dibuat oleh orang Jawa atau ramuan yang berasal dari Jawa.
Adapun istilah jamu diperkenalkan ke publik lewat orang-orang atau ahli yang dipercaya punya ilmu pengobatan tradisional.
Menurut Permenkes No.003/Menkes/Per/I/2010, jamu adalah obat tradisional terdiri dari bahan ramuan, bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, bahan sarian, atau bahan campuran tertentu yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan dan diterapkan sesuai norma di masyarakat.
Jamu yang dikonsumsi masyarakat memiliki beragam bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan, seperti bentuk cairan obat dalam, cairan untuk obat luar, serbuk, rajangan, tablet, dan kapsul.
Sejarah Jamu di Indonesia
Dikutip dari buku "Standarisasi Obat Herbal" oleh Sudarsono dkk, jamu di Indonesia telah digunakan oleh masyarakat sejak abad ke-5 hingga abad ke-19 M.
Jamu ini berupa tanaman obat yang menjadi sarana utama masyarakat tradisional untuk pengobatan penyakit dan memelihara kesehatan.
Tradisi minum jamu sendiri telah mengalami pasang surut sesuai zamannya. Secara garis besar tradisi ini terbagi dari zaman pra-sejarah saat masa pengolahan hasil hutan, zaman penjajahan Jepang, zaman awal kemerdekaan Indonesia, hingga saat ini, sebagaimana dikutip dari Indonesia.go.id.
Diperkirakan, jamu ini sudah digunakan masyarakat sejak zaman Kerajaan Mataram. Namun, tradisi minum jamu sempat mengalami penurunan, tepatnya pada saat pertama kali ilmu modern masuk ke Indonesia.
Saat itu terdapat kampanye obat-obatan bersertifikat yang mengubah pola pikir masyarakat.
Kemudian, pada tahun 1940 masa penjajahan Jepang, tradisi minum jamu kembali populer karena dibentuknya komite jamu Indonesia. Berjalannya waktu, penjualan jamu meningkat dengan menyesuaikan perkembangan teknologi.
Kemudian tahun 1974 hingga 1990 banyak berdiri perusahaan jamu dan semakin berkembang di Indonesia. Pada saat itu ramai diadakan pembinaan dan bantuan dari pemerintah untuk meningkatkan aktivitas produksi industri jamu.
Namun saat ini tradisi tentang jamu tradisional sudah menurun, terlebih lagi penjualan jamu gendong sudah jarang ditemukan.
Bukti Sejarah Jamu di Indonesia dari Kitab Kuno dan Prasasti
Menurut buku Standarisasi Obat Herbal oleh Sudarsono dkk dan The Power of Jamu, tradisi mengkonsumsi jamu telah ada sejak beberapa kerajaan, seperti Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram yang meninggalkan beberapa bukti sejarah mengenai jamu tersebut.
Beberapa naskah kuno yang berisikan sejarah penggunaan jamu, antara lain:
1. Kitab Lontar Usada Carekan Tingkep (tentang kumpulan jenis-jenis tanaman obat dan kegunaannya)
2. Kitab Lontar Usada Tua (tentang petunjuk dan resep pengobatan yang menyerang generasi tua)
3. Naskah Gatotkaca Sraya oleh Mpu Panuluh (tahun 1130-1157 M)
4. Naskah Sumanasantaka oleh Mpu Monaguna (tahun 1104-an M)
5. Serat Primbon Jampi Jawi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II berisi 3.000 resep jamu (tahun 1792-1828 M)
6. Serat Centhini tentang cara pengobatan alami di Jawa (tahun 1418 M)
7. Serat Kawruh berisi 1.734 jenis ramuan jamu jawa yang dibuat dari bahan alam dan cara penggunaannya yang dilengkapi dengan jampi-jampi (dibuat tahun 1858)
8. Kitab Usada Ilapada dari Bali (tahun 78 M)
9. Kakawin Bhomakawya oleh Mpu Dharmaja (tahun 1115-1130)
10. Kidung Harsawijaya dari Kerajaan Singasari (tahun 1222-1292)
11. Kitab Ludhaka oleh Mpu Tanakung dari Majapahit (tahun 1466-1478)
12. Serat Primbon Sarai oleh Raden Atmasupana II dari Surakarta
13. Historia Naturalist et Medicina Indiae (tahun 1627)
14. Herbarium Amboinense (tahun 1714-1755)
15. Monograf tumbuhan obat di Jawa (tahun 1816)
16. Het Javanese Receptenbook (tahun 1872)
17. Indische Planten en Haar Genneskracht (tahun 1907)
18. Martha Indische Kruiden Recepten Book.
Tak hanya dalam berbentuk naskah kuno seperti kitab atau buku seperti di atas, terdapat juga bukti jamu pada relief dan prasasti, seperti:
1. Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur tahun772 M
2. Prasasti Madhawapura dari Majapahit tentang tukang peracik jamu yang disebut acaraki
3. Relief Candi Brambang di kompleks Candi Prambanan
4. Relief Candi Penataran
5. Relief Candi Sukuh
6. Relief Candi Tegalwangi
7. Prasasti di Candi Perot tahun 772 M
8. Prasasti Haliwangbang tahun 779 M
9. Prasasti Kudadu tahun 1216 M
10. Artefak cobek dan ulekan di situs arkeologi Liyangan dan kuda di relief Borobudur.
Contoh Jenis Jamu di Indonesia
Ada banyak jenis jamu yang ada di Indonesia, seperti beras kencur, kunyit asam, sinom, cabe puyang, pahitan, uyup-uyup, kunci sirih, kudu laos, dan sebagainya.
Salah satu jamu yang cukup populer adalah jamu kunyit asam.
Manfaat Jamu
Dilansir dari situs Universitas Mulawarman, kunyit asam adalah minuman tradisional yang diracik dari dua jenis rempah yaitu kunyit dan asam jawa. Beberapa khasiat dari jamu kunyit asam adalah:
- Melawan infeksi
- Melindungi usus dan lambung
- Memiliki efek antikanker
- Meringankan peradangan
- Mengurangi kolesterol
- Mencegah penyakit yang berhubungan dengan usia.
Nah, itulah informasi mengenai sejarah jamu sebagai minuman atau obat tradisional Indonesia. Yuk lestarikan minum jamu Indonesia detikers!
(faz/faz)