Kelelawar adalah mamalia terbang yang cukup banyak ditemui di wilayah dekat hutan, perkebunan, hingga gua. Kelelawar memiliki nama ilmiah Chiroptera, yang jika diartikan ke dalam bahasa Yunani artinya sayap tangan.
Kelelawar dikenal sebagai hewan yang memiliki gaya tidur menggelantung dan kerap memakan serangga kecil atau buah-buahan, sebagaimana dikutip dari "Buku Pintar Pelajaran SD/MI 5 in 1" oleh Joko Untoro.
Dengan sayap dan cengkeramannya, kelelawar bisa hidup dari satu pohon ke pohon lain atau dari satu gua ke gua lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelelawar Memiliki Tubuh yang Lentur
Melansir laman National Geographic Society, kelelawar memiliki nama ilmiah Chiroptera, karena memiliki empat jari tangan dan ibu jari yang panjang, masing-masing dihubungkan oleh lapisan kulit tipis.
Diketahui, tubuh kelelawar juga cukup lentur dan persendiannya fleksibel. Kondisi ini memungkinkan kelelawar untuk dengan cepat berubah arah dan menangkap mangsa di udara.
Ini sebabnya mengapa kelelawar adalah satu-satunya mamalia di dunia yang bisa terbang dengan baik.
Ciri Khas Kelelawar
Adapun beberapa ciri khas yang membedakan kelelawar antara lain adalah sebagai berikut:
1. Hewan Nokturnal
Kelelawar adalah hewan nokturnal atau hewan yang aktif pada malam hari. Mereka tidur di tempat gelap seperti gua pada siang hari.
2. Posisi Tidur Menggantung
Saat tidur, kelelawar bergelantungan dengan badan terbalik, kepala di bawah, sayap meliputi kepala, dan kaki tergantung agar tidak jatuh.
Dikutip dari buku "IPA Kelas 6 SD Semester Pertama" oleh Yanti Herlianti dkk, alasan mengapa kelelawar menggantungkan dirinya adalah jangkauannya yang tinggi dan sulit dicapai oleh musuhnya.
Selain itu, posisi ini memudahkan mereka untuk terbang dengan sigap hanya dengan membuka lalu mengepakkan sayapnya.
3. Kemampuan Ekolokasi
Kelelawar memiliki kemampuan ekolokasi, di mana mereka menggunakan celah kecil di kerongkongannya untuk menghasilkan gelombang suara saat terbang mencari makan.
Suara ini kemudian menyebar ke sekitarnya dan setelah memantul dari benda-benda di sekitar, kelelawar menangkap kembali suara itu dengan telinga mereka yang sangat peka.
Dari pantulan suara tersebut, kelelawar mampu mengetahui jarak, arah terbang, lokasi sumber makanan, dan kondisi lingkungan sekitarnya.
Klasifikasi Kelelawar
National Geographic Society menjelaskan bahwa terdapat dua jenis utama kelelawar, yakni mikrobat dan megabat.
1. Mikrobat
Mikrobat adalah jenis kelelawar yang mengandalkan ekolokasi untuk berburu di gua gelap setelah malam tiba.
Sistem ini memungkinkan mereka menemukan objek dengan mengeluarkan gelombang suara bertingkat tinggi yang memantul kembali setelah mengenai suatu objek. Dari pantulan ini, mereka mengetahui ukuran dan jarak objek tersebut.
2. Megabat
Megabat hidup di daerah tropis serta mengonsumsi buah, nektar, dan serbuk sari. Mereka memiliki mata yang lebih besar dan indera penciuman yang kuat, namun tidak menggunakan ekolokasi karena tidak memburu di gelap.
Dengan lebih dari 150 spesies, megabat cenderung lebih besar dari mikrobat, meskipun tidak secara konsisten. Kebanyakan kelelawar adalah berjenis mikrobat yang memakan serangga dan keluar pada malam hari.
Jenis kelelawar vampir merupakan satu-satunya jenis mikrobat yang memakan darah, hewan seperti sapi dan kuda dan tidak berlaku pada manusia.
(faz/faz)