Rahasia Evolusi Rahang Kelelawar Ternyata Menyesuaikan Makanannya, Ini Kata Ilmuwan

ADVERTISEMENT

Rahasia Evolusi Rahang Kelelawar Ternyata Menyesuaikan Makanannya, Ini Kata Ilmuwan

Nimas Ayu - detikEdu
Kamis, 02 Nov 2023 20:00 WIB
Kelelawar Vampire
Foto: iStockphoto/Freder/Kelelawar
Jakarta -

Kelelawar mungkin sering dikira hanya memakan buah di pohon karena kerap kali buah matang jatuh karena gigitannya. Faktanya, kelelawar juga memakan makanan lain seperti nektar, serangga, hingga tikus dan hewan kecil lainnya.

Berbagai jenis makanan yang dimakan oleh kelelawar tersebut ternyata memengaruhi bagaimana rahang dan gigi mereka berevolusi. Terutama terkait jumlah, ukuran, bentuk, dan posisi gigi.

Sebuah makalah yang dipublikasi dalam Nature Communications mengungkapkan bahwa makanan kelelawar akan membuat rahang dan gigi mereka menunjukkan adaptasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenis Rahang Kelelawar

Sebagai contoh kelelawar dengan moncong pendek tidak memiliki gigi tertentu, sedangkan kelelawar dengan moncong lebih panjang memiliki lebih banyak gigi. Contoh kelelawar yang mengalami evolusi ini adalah spesies noctilionoid.

Penelitian baru-baru ini digunakan untuk membandingkan spesies noctilionoid untuk mengungkap banyak hal tentang evolusi pada wajah mamalia.

ADVERTISEMENT

"Kelelawar memiliki jenis gigi seri, taring, geraham depan, dan geraham belakang seperti manusia," kata Sharlene Santana, profesor biologi Universitas Washington dan kurator mamalia di Burke Museum of Natural History & Culture, dikutip dari EurekAlert!.

"Kelelawar noctilionoid mengembangkan keragaman pola makan yang sangat besar hanya dalam waktu 25 juta tahun yang merupakan waktu singkat untuk adaptasi ini," imbuhnya.

Ilmuwan Belum Mengetahui Pemicu Adaptasi Pola Makan Kelelawar

Anggota Institut Ilmu Evolusi Montpellier di Perancis, Alexa Sadier, mengatakan, terdapat spesies noctilionoid yang berwajah pendek seperti bulldog dengan rahang kuat yang dapat menggigit bagian luar buah yang keras.

Namun, dalam spesies moncong panjang lainnya, bentuk ini justru digunakan untuk minum nektar dari bunga.

"Bagaimana keberagaman ini berkembang begitu cepat? Apa yang harus diubah pada rahang dan gigi hingga terjadi evolusi ini?" kata Sadier.

Sejauh ini, para ilmuwan masih tidak tahu apa pemicu adaptasi pola makan kelelawar noctilionoid. Apa yang ilmuwan ketahui adalah, bahwa saat ini spesies tersebut memangsa seperti serangga, buah, nektar, ikan, dan bahkan darah.

Hal ini berdasarkan analisis bentuk, ukurang rahang, gigi geraham depan, dan geraham pada lebih dari 100 spesies noctilionoid.

Tim peneliti membandingkan ukuran relatif gigi dan fitur tengkorak lainnya dengan jenis makanan berbeda dengan menggunakan pemodelan matematika untuk menemukan perbedaannya.

Jumlah Gigi Kelelawar

Tim menemukan bahwa kelelawar noctilionoid pada perkembangan tertentu menghasilkan jenis gigi yang sesuai makanan.

Misalnya, kelelawar rahang panjang atau rahang tengah cenderung memiliki pelengkap tiga gigi premolar di setiap sisi rahang. Sedangkan pada rahang pendek, cenderung tidak memiliki gigi premolar di bagian tengah atau belakang.

"Ketika terdapat ruang yang lebih banyak, maka gigi juga akan lebih banyak. Tetapi untuk kelelawar dengan ruang yang lebih kecil, meski memiliki gigitan yang kuat maka akan tetap tidak ada ruang cukup untuk semua giginya," terang Sadier.

Menurutnya, rahang yang lebih pendek dapat menjelaskan mengapa banyak kelelawar berwajah pendek cenderung memiliki gigi geraham depan yang lebih lebar.

"Gigi pertama yang muncul cenderung tumbuh lebih besar karena tidak ada cukup ruang untuk gigi berikutnya yang tumbuh," imbuh Sadier.

Evolusi pada Mamalia Lainnya

Tinjauan terhadap penelitian ini ada pada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, di mana peneliti menganalisa perkembangan gigi mamalia pada tikus, yang hanya memiliki gigi geraham dan gigi seri dengan modifikasi.

Berawal dari hal tersebut para ilmuwan belum yakin apakah perkembangan gigi tikus juga terjadi pada kelelawar dan manusia.

Tetapi dengan kegiatan analisis ini, maka akan dapat menjawab tentang bagaimana evolusi membentuk ciri-ciri pada mamalia. Penelitian ini juga diperluas dengan menggunakan gigi seri dan gigi taring noctilionoid untuk mengungkap lebih banyak mekanisme genetik dan perkembangan gigi pada kelelawar.

"Kami melihat tekanan selektif yang kuat pada kelelawar, di mana bentuk gigi harus sesuai dengan fungsinya," ucap Santana.

"Saya pikir masih banyak lagi rahasia evolusi yang tersembunyi dari spesies ini," tutupnya.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads