Sejarah pun tidak bisa mencatat, mulai kapan manusia mempertanyakan wujud apa seperti apa. Ini merupakan pertanyaan bagus karena hingga kini kita tidak bisa menjawabnya. Apa yang kita ketahui sekarang adalah, api merupakan reaksi kimia dari beberapa elemen yang mengalami reaksi pembakaran dan menghasilkan panas cahaya.
Dilansir dari laman Education in Chemistry, api adalah efek nyata dari reaksi berantai eksotermik yang berasal tiga elemen penyusun seperti oksigen, panas, dan beberapa jenis bahan bakar.
Untuk menghasilkan api, proses pembakaran hanya dapat terjadi di antara gas. Jika ada bahan bakar cair atau padat maka harus diuapkan terlebih dahulu agar api menyala. Fakta tersebut menjadi awal yang dapat menjadi petunjuk untuk mengkategorikan api, apakah benar api berwujud gas?
Apakah api berwujud gas, cair, atau padat?
Doktor bidang kimia dari University of Pennsylvania, Amerika Serikat, Ian Farrell dalam artikel untuk Education in Chemistry menuliskan api yang menyala banyak memiliki sifat atas wujud zat gas, di mana api tidak memiliki bentuk atau volume yang tetap. Api juga dapat mengembang dan menyusut seiring dengan penambahan atau pengurangan oksigen dalam bara api tersebut.
Namun, ada satu sifat gas yang tidak bisa dijangkau oleh api yaitu mampu mengembang dan memenuhi wadah. Faktanya, api tidak dapat memenuhi volume wadah sehingga kita diskualifikasi wujud api sebagai gas.
Kemudian, bagaimana dengan cairan? Wujud zat cair yang tidak bisa mengembang dalam wadah tertentu sejalan dengan sifat api. Akan tetapi, zat cair memiliki volume yang tetap sedangkan api tidak bisa memiliki volume tetap karena dapat mengembang dan menyusut.
Lantas, apakah wujudnya padat? Benar, karena sifat padat dan api sama-sama mampu mempertahankan bentuknya. Tapi, kita tidak dapat menyentuh api sedangkan jika benar benda padat seharusnya kita bisa menyentuh api tanpa menyakiti tangan kita.
Selain itu, alasan lain yang membuat api tidak bisa masuk dalam ketiga kategori wujud zat di atas adalah ketika bahan bakar atau oksigen habis maka api akan padam.
Lantas Apa Wujud Api?
Ketika api tidak masuk dalam ketiga kategori: gas, cair, atau padat, lalu disebut wujud baru yaitu materi keempat yang dikenal dengan plasma.
Wujud plasma merujuk pada kondisi ketika atom atau molekul gas terionisasi sedemikian rupa sehingga inti atom yang bermuatan positif dan elektron berkeliaran bebas satu sama lain. Untuk mencapai wujud plasma, suatu molekul memerlukan energi.
Sayangnya, plasma juga tidak sepenuhnya cocok dengan sifat-sifat nyala api. Seperti gas, plasma akan memuai untuk memenuhi volume yang dikandungnya. Akan tetapi, wujud dasar materi paling mirip dengan plasma. Faktanya, beberapa nyala api yang panas mengandung plasma karena mengandung energi yang cukup untuk mengionisasi molekul-molekul udara.
Contoh klasiknya, nyala api yang dihasilkan oleh pembakaran asetilena dalam oksigen, yang mencapai suhu 3100 derajat Celsius. Sebaliknya, nyala api bersuhu 1500 derajat Celsius yang dihasilkan oleh lilin-lilin terlalu rendah untuk dianggap sebagai plasma.
Meskipun kita masih belum bisa menjawab pertanyaan seperti apa bentuk api, tapi setidaknya kita mengetahui bahwa empat wujud alami materi tidak sanggup menggambarkan segala sesuatu di alam semesta.
Para fisikawan pun juga menyadari hal ini karena mereka telah menemukan berbagai materi modern untuk menjelaskan berbagai fase materi yang diamati dalam laboratorium.
(pal/pal)