Selama bertahun-tahun, para ilmuwan memperdebatkan inti dalam bulan berbentuk padat atau cair. Kini, perdebatan tersebut menemukan titik terang melalui penelitian terbaru yang dilakukan oleh French National Centre for Scientific Research (CNRS).
Melalui analisis data seismik, para peneliti berhasil mengungkap misteri inti bulan. Lantas, apakah inti bulan berbentuk padat atau cair?
Untuk itu, simak penjelasan ahli berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian Inti Bulan Melalui Data Seismik
Studi berjudul The Lunar Solid Inner Core and The Mantle Overturn, yang diterbitkan dalam Nature, Vol. 617 pada Mei 2023 oleh Arthur Briaud dan kawan-kawan, menunjukkan bahwa bagian inti bulan ternyata berbentuk padat, mirip dengan inti bumi.
Seorang astronom dari CNRS, Arthur Briaud, menjelaskan bahwa penggunaan data seismik adalah metode paling efektif untuk memahami komposisi internal dalam objek tata surya.
Data seismik mencatat gelombang akustik yang dihasilkan oleh aktivitas seismik di dalam objek Tata Surya. Metode ini sering digunakan oleh ilmuwan untuk memetakan struktur internal planet dan objek lainnya, termasuk bulan.
"Kami memiliki data seismik bulan dari misi Apollo, tetapi resolusinya rendah, sehingga sulit menentukan kondisi inti dalam secara akurat. Kami tahu ada inti luar cair, tetapi detailnya masih diperdebatkan. Baik model inti dalam padat maupun inti sepenuhnya cair sama-sama cocok dengan data Apollo," jelas Briaud dikutip dari Science Alert.
Dalam studi ini, Briaud dan timnya mengumpulkan data dari misi luar angkasa dan eksperimen pengukuran jarak laser Bulan untuk menyusun model berdasarkan karakteristik bulan.
"Hal ini termasuk tingkat deformasinya akibat interaksi gravitasi dengan bumi, variasi jaraknya dari bumi, dan kepadatannya," tutur Briaud.
Inti Bulan Padat atau Cair?
Setelah melakukan pemodelan bulan dengan berbagai jenis inti, para peneliti kemudian mencari model yang paling sesuai dengan data observasi dari misi luar angkasa. Hasilnya, mereka menemukan bahwa model inti bulan yang paling sesuai ternyata memiliki kemiripan dengan inti bumi.
Dalam hal ini, inti luar pada bulan memiliki radius sekitar 362 kilometer (225 mil), sedangkan inti dalam memiliki radius sekitar 258 kilometer (160 mil), atau sekitar 15 persen dari seluruh radius bulan.
Lebih lanjut, para peneliti juga menemukan bahwa inti bulan memiliki kepadatan sekitar 7.822 kilogram per meter kubik, atau setara dengan kepadatan besi.
"Artinya, material padat di dalam bulan bergerak ke pusat, sementara material yang lebih ringan naik ke permukaan. Proses ini telah lama dianggap menjelaskan keberadaan unsur-unsur tertentu di area vulkanik Bulan," ujar Briaud.
Dengan demikian, penelitian ini turut membuktikan bahwa inti Bulan sebenarnya berbentuk padat seperti pada inti bumi.
"Mengingat harapan umat manusia untuk kembali ke bulan dalam waktu yang relatif singkat, mungkin kita tidak perlu menunggu lama untuk verifikasi seismik atas temuan ini," tutup Briaud.
(nwy/nwy)