Bagaimana Kunang-kunang Bisa Bercahaya? Reaksi Kimia Ini Penyebabnya

ADVERTISEMENT

Bagaimana Kunang-kunang Bisa Bercahaya? Reaksi Kimia Ini Penyebabnya

Noor Faaizah - detikEdu
Kamis, 30 Nov 2023 19:00 WIB
Jika lanskap perkotaan modern bermandikan cahaya lampu, maka aerial hutan pun memiliki kelap-kelip alami dari kunang-kunang. Yuk, intip foto-fotonya.
Ilustrasi kunang-kunang Foto: Getty Images
Jakarta -

Kunang-kunang, hewan yang dikenal karena kemampuan tubuh mereka untuk mengeluarkan cahaya ini seolah menjadi bintang-bintang yang berhamburan di udara malam hari. Cahaya yang dikeluarkan kunang-kunang menggambarkan keindahan yang sekan disihir dengan beragam mantra.

Tapi, ternyata cahaya yang dikeluarkan kunang-kunang tersebut bukanlah sihir. Lantas, bagaimana kunang-kunang mengeluarkan cahaya, sedangkan mereka bukan matahari ataupun bintang.

Dikutip dari laman Royal Society of Chemistry, kunang-kunang ternyata mampu mengeluarkan cahaya karena biokimia. Bioluminesensi merupakan kemampuan alami organisme hidup untuk menghasilkan cahaya yang berguna untuk sejumlah alasan di alam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cahaya tersebut berperan menjadi pengalih perhatian. Misalkan mengagetkan predator atau bertindak sebagai alarm pencuri alami untuk mengusir predator. Beberapa spesies kunang-kunang, seperti Photinus carolinus dari Pegunungan Appalachian di AS bagian timur, bahkan menyinkronkan kilatan cahaya mereka dengan kunang-kunang lainnya.

Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tersebut membantu jantan dan betina menemukan satu sama lain selama musim kawin.

ADVERTISEMENT

Luciferin, Senyawa Kimia Penghasil Cahaya

Menurut para peneliti, fenomena mengeluarkan cahaya pada kunang-kunang dipengaruhi oleh senyawa kimia yang disebut dengan luciferin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di laboratorium pada tahun 1949, diketahui kristal luciferin kunang-kunang yang memiliki kode C11H8N2O3S2 bersifat fluoresen.

Artinya, spesies tersebut memancarkan cahaya setelah menyerap senyawa atau jenis radiasi elektromagnetik lainnya. Dalam kasus kunang-kunang, reaksi kimia menyebabkan bioluminesensi. Luciferin akan menyerap sinar ultraviolet yang tidak terlihat oleh manusia dan menjadikannya energi yang tereksitasi.

Luciferin akan terurai dalam reaksi oksidasi yang dibantu oleh enzim luciferase. Enzim ini menghasilkan 1,2-dioxetane atau senyawa tidak stabil yang terurai menjadi karbon dioksida dan keton.

Senyawa tersebut kemudian melepaskan energi dan kehilangan keadaan eksitasinya dengan memancarkan cahaya. Oleh karena itu, tanpa oksigen, adenosin trifosfat (ATP), serta magnesium, reaksi kimia tersebut tidak akan berjalan dan kunang-kunang tidak bisa bersinar.

Reaksi Kimia Ini Menjadi Saklar Alami

Para ilmuwan pun mencoba mereproduksi reaksi tersebut dan mengaplikasikannya dalam bentuk tongkat pijar (glow stick). Tongkat yang terdiri dari tabung berongga dan diisi dengan dua kompartemen ini dapat menyalakan cahaya ketika kita mematahkan salah satu bagian tabung.

Masing-masing kompartemen berisi bahan kimia berbeda, biasanya difenil oksalat (C14H10O4) dan pewarna hidrogen peroksida di bagian lainnya. Saat kita mematahkan tongkat, bahan kimia bercampur, dan menghasilkan reaksi eksergonik di mana energi ditransfer ke lingkungan sekitar.

Namun, kunang-kunang lebih baik daripada tongkat pijar ini karena mereka mampu menyalakan dan mematikan lampunya.

Kunang-kunang dapat mengontrol seberapa banyak oksigen yang masuk ke organ penghasil cahaya di ujung perut mereka sehingga "saklar peredup alami" ini memungkinkan kunang-kunang memberi sinyal kepada kunang-kunang lain di dekatnya.

Pertunjukan cahaya alami ini juga memberikan posisi kunang-kunang menjauh dari predator di dekatnya. Itu sebabnya beberapa kunang-kunang, seperti genus Photinus menghasilkan lucibufagins, yaitu steroid pertahanan yang disintesis dari bahan kimia dalam makanan mereka.

Hal ini membuat kunang-kunang menjadi sangat beracun sehingga secara alami predator enggan mendekati mereka. Itulah proses bagaimana kunang-kunang memproduksi dan mengeluarkan cahaya dari tubuh mereka.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads