Meski sama-sama mencium bau, ternyata lubang hidung manusia mencium bau dengan cara yang berbeda. Hal ini berkat otak manusia.
Studi baru dari para peneliti di Amerika Serikat menjelaskan bagaimana otak dan indra manusia memproses bau. Temuan ini didasarkan pada penelitian sebelumnya pada hewan dan manusia, yang menunjukkan bahwa otak mungkin mampu memproses masukan dari setiap lubang hidung secara individual serta mensintesisnya menjadi satu kesatuan yang utuh.
"Meskipun ada penelitian ekstensif mengenai respons bau dalam sistem penciuman, relatif sedikit yang diketahui tentang bagaimana informasi dari kedua lubang hidung diintegrasikan dan dibedakan dalam sistem penciuman manusia," tulis para peneliti dalam makalah yang mereka terbitkan dikutip dari Science Alert, Kamis (16/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Metode Penelitian
Untuk melihat lebih dekat indra penciuman manusia, para peneliti dari University of Pennsylvania, Barrow Neurological Institute, dan Ohio State University meminta bantuan 10 pasien epilepsi yang telah memasang elektroda di otak mereka.
Salah satu dari tiga aroma yang berbeda, serta kontrol yang terdiri dari udara murni, dihembuskan ke dalam lubang hidung atau keduanya secara bersamaan dalam setiap percobaan.
Setelah beberapa detik, subjek diminta mengidentifikasi baunya, lalu menyebutkan lubang hidung mana yang mereka gunakan untuk mendeteksinya, kiri, kanan, atau keduanya. Sementara itu, para peneliti mengumpulkan data respons otak melalui elektroda.
Aktivitas Otak Berbeda
Tim menemukan sejumlah pengamatan menarik. Misalnya, ketika bau yang sama disalurkan ke setiap lubang hidung secara bergantian, aktivitas otak yang dihasilkan serupa, namun tidak identik, sehingga menunjukkan adanya kemandirian.
Terlebih lagi, mencium melalui dua lubang hidung secara bersamaan menciptakan dua aktivitas yang berbeda. Meskipun jeda waktu di antara keduanya sangat singkat, namun hal tersebut memang ada, dan para peneliti berpendapat bahwa lubang hidung tidak selalu selaras.
Tikus Bisa Mencium dari 2 Lubang Hidung
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tikus dapat mencium menggunakan kedua lubang hidung untuk mengidentifikasi dari mana bau itu berasal. Tim di balik studi baru ini sekarang ingin menyelidiki apakah hal ini juga terjadi pada manusia dan bagaimana perbedaan waktu di lubang hidung bekerja di otak.
"Informasi bau yang muncul dari kedua lubang hidung untuk sementara dipisahkan di korteks piriform manusia," tulis para peneliti.
"Temuan kami memiliki implikasi penting terhadap pengkodean bau dalam sistem penciuman dan memberikan bukti bahwa manusia menyimpan representasi berbeda dari informasi bau yang muncul dari setiap lubang hidung melalui pemisahan temporal," imbuhnya.
(nir/nwk)