45 Persen Tanaman Berbunga Terancam Punah, Ahli Ungkap Penyebabnya

ADVERTISEMENT

45 Persen Tanaman Berbunga Terancam Punah, Ahli Ungkap Penyebabnya

Noor Faaizah - detikEdu
Rabu, 15 Nov 2023 09:30 WIB
Orthosiphon aristatus or cats whiskers in flower garden
Foto: Getty Images/iStockphoto/jaminwell/Ancaman Kepunahan pada Tumbuhan
Jakarta -

Sebuah laporan dari Royal Botanic Gardens mengungkapkan adanya ancaman kepunahan serius terhadap tanaman. Dalam analisa lebih lanjut, diperkirakan kepunahan akan meningkat selama beberapa tahun ke depan. Apa alasannya?

Berdasarkan laporan berjudul State of the World's Plants and Fungi 2023, telah menghimpun database tanaman dan jamur serta tingkat risiko kepunahan yang mereka hadapi.

Sejak tahun 2020, laporan ini disusun oleh lebih dari 200 ilmuwan dari 30 negara yang terlibat. Hasilnya, mereka memerinci 18.000 spesies tanaman dan jamur serta 60.000 penilaian konservasi spesies-spesies tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

45 % Tanaman Berbunga Terancam Punah

Melansir Science Focus, laporan tersebut saat ini bermanfaat sebagai data yang menyajikan pemeriksaan kesehatan global terhadap tanaman dan jamur di seluruh dunia.

Menurut laporan, diketahui bahwa 45 persen dari seluruh tanaman berbunga memiliki status terancam punah. Adapun spesies-spesies yang belum terdeskripsikan secara formal dalam makalah ilmiah, sebanyak 77 persen akan terancam punah dalam beberapa tahun.

ADVERTISEMENT

Hasil penilaian konservasi tersebut mengindikasikan perlunya perhatian serius akan kepunahan jenis-jenis tanaman di seluruh dunia. Mengapa demikian, simak penjelasan berikut ini.

Tanaman Penopang Hidup Makhluk Bumi

Seperti yang kita ketahui bersama, tanaman telah menjadi penopang hidup manusia di Bumi. Manusia bernafas menggunakan oksigen yang dihasilkan dari fotosintesis tanaman.

Selain itu, 9 dari 10 obat-obatan saat ini berasal dari tumbuhan. Termasuk obat leukimia yang berasal dari tanaman Tapak Dara Madagaskar (Catharanthus roseus). Atau pemanfaatan jamur penlisilin (Penicillium chrysogenum) untuk obat kolesterol.

Seiring perkembangan kebutuhan, manusia pun memanfaatkan tanaman sebagai bahan bangunan yang diambil dari kayu-kayu kokoh.

Bahkan, dengan perkembangan teknologi tanaman dan jamur ini dapat digunakan sebagai bioremediator atau mikroorganisme yang menguraikan kontaminan seperti jamur pemakan plastik.

Oleh karena itu, kehidupan manusia bergantung pada regenerasi spesies-spesies tanaman atau jamur di lingkungan sekitar kita.

"Ketika kita berbicara tentang hilangnya keanekaragaman tanaman, kita berbicara tentang hilangnya sejumlah besar potensi peluang di masa depan," kata Dr Matilda Brown, analis ilmu konservasi di Royal Botanical Gardens Kew.

"Setiap spesies mewakili sejumlah waktu tertentu dalam sejarah evolusi hingga ratusan juta tahun. Hal ini tidak dapat tergantikan. Kita tidak dapat meniru evolusi yang telah berlangsung selama puluhan juta tahun untuk mengembalikannya," imbuhnya.

Apa Penyebab Kepunahan Tanaman?

Ancaman terbesar dari kepunahan suatu tanaman adalah hilangnya habitat hidup mereka. Berdasarkan berbagai data citra satelit, ditemukan perubahan permukaan Bumi yang awalnya berupa hutan hujan menjadi lahan pertanian.

Ancaman lain disebabkan oleh pengumpulan spesies tanaman atau jamur secara berlebihan untuk diambil manfaatnya tanpa mempertimbangkan proses regenerasinya.

Belum lagi, perubahan iklim juga berdampak besar bagi seluruh kehidupan makhluk di Bumi. Meskipun cukup sulit menentukan angka pasti dampak perubahan iklim pada suatu spesies, namun kekhawatiran muncul ketika pemanasan global telah menyebabkan kekeringan di berbagai tempat.

Hal ini tentu mengkhawatirkan. Adanya kesulitan dalam mendokumentasikan risiko kepunahan tanaman, ilmuwan masih bisa menentukan jangka waktunya saja.

Diketahui bahwa tingkat kepunahan massal naik 2 kali lipat dibanding tahun 1900. Hal ini tentu mengkhawatirkan.

Melihat berbagai penyebab di atas, peneliti menyimpulkan bahwa manusia berperan besar dalam kepunahan massal tanaman. Sebagian besar aktivitas manusia memanfaatkan tanaman atau jamur.

Beberapa hal yang manusia peroleh dari tumbuhan atau jamur telah hilang dan tidak bisa diperoleh kembali.

Oleh karena itu, untuk mengurangi tingkat hilangnya keanekaragaman hayati, pelestarian ekosistem menjadi cara terbaik untuk memaksimalkan keanekaragaman hayati pada masa mendatang.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads