Waduh, Katak Betina Ternyata Suka Pura-pura Mati untuk Hindari Katak Jantan

ADVERTISEMENT

Waduh, Katak Betina Ternyata Suka Pura-pura Mati untuk Hindari Katak Jantan

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 12 Nov 2023 18:00 WIB
Katak kaca dari amazon
Foto: (Getty Images/iStockphoto)
Jakarta -

Katak rupanya memiliki kebiasaan kawin yang unik. Para peneliti yang mengamati, katak betina sering memalsukan kematiannya sendiri untuk menghindari katak jantan yang gigih.

Hal ini membantah gagasan lama bahwa katak betina bersikap tunduk terhadap keinginan katak jantan selama musim kawin. Peneliti berfokus secara khusus pada katak Eropa, Rana temporaria.

'Bola Kawin' Katak

Perkembangbiakan secara eksplosif adalah strategi yang umum dilakukan katak. Mereka berkumpul dalam jumlah besar dalam waktu singkat setiap musim semi untuk kawin. Ketika beberapa pejantan saingan secara bersamaan mencoba bereproduksi dengan betina, mereka akan membentuk 'bola kawin'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kelompok katak Eropa yang sedang kawin, tidak jarang enam katak jantan mengelilingi dan menempel pada satu katak betina. Saat jadwal musim kawin begitu padat, tidak banyak waktu pula bagi katak saling mengenal.

Bagi katak betina, jadwal reproduksi yang padat bisa melelahkan dan bahkan mengancam nyawa. Ketika bola kawin terbentuk di sekitar mereka, sebagian besar betina tidak mampu menyingkirkan pejantan yang tidak diinginkan dan pergulatan tersebut dapat mengakibatkan mereka tenggelam.

ADVERTISEMENT

Untungnya, katak betina Eropa mempunyai beberapa pertahanan, meskipun tercetus secara tidak sengaja.

Tiga Strategi Menghindari Katak Jantan

Ahli ekologi Carolin Dittrich dan ahli herpetologi Mark-Oliver RΓΆdel, dari Leibniz Institute for Evolution and Biodiversity Science di Jerman pada awalnya melakukan percobaan pada spesies tersebut untuk menguji apakah pejantan lebih menyukai ukuran tubuh betina tertentu.

Para peneliti menempatkan dua ekor katak betina dengan ukuran berbeda ke dalam wadah berisi air bersama satu katak jantan, lalu mencatat tingkah laku katak tersebut selama satu jam. Mereka tidak menemukan preferensi ukuran apa pun, tetapi mereka memperhatikan perilaku penghindaran yang dilakukan katak betina, sehingga mereka memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut.

"Kami mengamati tiga perilaku penghindaran katak betina, yaitu "rotasi", "seruan pelepasan" dan imobilitas tonik (berpura-pura mati)," tulis para penulis, seperti dikutip dari Science Alert.

Secara total, 54 betina ditangkap oleh pejantan yang mencoba kawin. Mereka yang menunjukkan perilaku menghindar sering kali terlihat mencoba berbagai teknik.

Salah satu teknik yang populer, yang digunakan oleh 83 persen katak betina adalah memutar tubuh mereka sambil digenggam oleh katak jantan. Tim mengatakan ini bisa jadi merupakan upaya untuk menguji kekuatan dan daya tahan para pelamar jantan atau bisa juga menjadi cara untuk membuat katak jantan lebih rentan tenggelam.

Hampir separuh atau 48 persen, katak betina terpaksa melepaskan seruan, sebuah strategi menipu dengan cara meniru seruan katak jantan untuk mengelabui jantan agar melepaskannya.

Sebanyak 33 persen katak betina memutuskan menghindari perkawinan dengan berpura-pura mati saja. Secara ilmiah, mereka menunjukkan imobilitas tonik, yaitu anggota tubuh mereka yang terentang menjadi kaku dan tidak bereaksi terhadap perhatian laki-laki.

Pada akhirnya, 25 katak betina mampu lepas dari jantan. Betina dengan ukuran tubuh lebih kecil lebih cenderung melakukan perilaku melarikan diri. Katak betina yang melakukan hal tersebut memiliki keberhasilan lebih besar jika tubuh mereka lebih kecil.

Membantu Konservasi Amfibi

Studi ini menyoroti strategi reproduksi katak biasa dan spesies katak lain yang menggunakan strategi serupa.

"Imobilitas tonik mungkin merupakan pilihan yang lebih baik bagi betina daripada berjuang untuk keluar," tulis Dittrich dan RΓΆdel.

"Setiap gerakan dalam kelompok kawin besar secara otomatis menarik perhatian pejantan di dekatnya dan dengan demikian meningkatkan kemungkinan pembentukan bola kawin," imbuh mereka.

Namun, para penulis mencatat bahwa eksperimen mereka mungkin tidak mencerminkan bagaimana perilaku ini terjadi di alam liar. Mencari tahu lebih banyak tentang cara hidup katak dapat membantu para ilmuwan dalam konservasi, karena banyak spesies amfibi yang terancam punah.

Misalnya, jika katak betina cenderung berpura-pura mati di lingkungan yang tidak dikenalnya, para ahli ekologi dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi fragmentasi habitat dan memastikan bahwa katak betina memiliki akses ke tempat berkembang biak yang aman dan familiar.

Penelitian tersebut telah dipublikasikan di Royal Society Open Science dengan judul "Drop dead! Female mate avoidance in an explosively breeding frog".




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads