Tombak Kuno dari 31.000 Tahun Lalu Bisa Melesat Sejauh 80 Meter, Begini Studinya

ADVERTISEMENT

Tombak Kuno dari 31.000 Tahun Lalu Bisa Melesat Sejauh 80 Meter, Begini Studinya

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Kamis, 09 Nov 2023 20:00 WIB
Contoh percobaan penusukan tombak dan lembing dengan bantuan replika titik batu dari situs arkeologi. Copyright ULiege/TraceoLab
Christian Lepers bersiap melempar tombak dengan pelempar tombak di eksperimen TraceoLab. Foto: Copyright ULiege/TraceoLabFoto: Contoh percobaan penusukan tombak dan lembing dengan bantuan replika titik batu dari situs arkeologi. Copyright ULiege/TraceoLab
Jakarta -

Penelitian terbaru TraceoLab dari University of Liège menulis sejarah baru kecanggihan berburu orang Zaman Batu. Berdasarkan studi mereka, manusia pemburu-pengumpul yang tinggal di tepi Sungai Haine Selatan, Belgia sejak 31.000 tahun yang lalu sudah punya pelempar senjata yang mampu melesatkan tombak hingga 80 meter.

Pelempar tombak atau proyektil adalah pelengka untuk melontarkan senjata. Senjata yang digunakan bermacam-macam, termasuk tombak sepanjang 2 meter, seperti dikutip dari laman TraceoLab, University of Liège.

Temuan penggunaan pelempar tombak dinilai punya makna penting dalam evolusi manusia. Sebab, alat bantu senjata ini mengubah cara berburu manusia, dinamika hubungan antara manusia dan hewan buruan, pola makan, dan organisasi sosial kelompok pemburu-pengumpul sejak Zaman Paleolitikum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebingungan Peneliti Gara-gara Pelempar Organik

Tim peneliti menjelaskan, semula para pegiat ilmiah berdebat sengit soal kapan pelempar tombak mulai digunakan manusia. Sebab, proyektil Zaman Batu lazim dibuat dari bahan organik seperti kayu, sehingga cepat terurai.

Para peneliti terdahulu awalnya memperkirakan kapan pelempar tombak pertama kali digunakan berdasarkan temuan titik-titik proyektil yang menjejak di atas batu. Kejak di batuan itu lalu dihubungkan dengan senjata tertentu, seperti tombak atau anak panah.

ADVERTISEMENT

Namun, perkiraan ini dipatahkan hasil tinjauan etnografis dan uji eksperimental. Sebab, ukuran sebuah anak panah bisa panjang dan besar, mirip dengan tombak.

"Sampai saat ini, senjata-senjata awal sangat sulit dideteksi di situs arkeologi karena terbuat dari komponen organik yang jarang terawetkan," ungkap Justin Coppe, peneliti di Traceo Lab.

"Titik-titik batu yang mempersenjatai proyektil kuno dan yang lebih sering ditemui dalam penggalian arkeologi sulit untuk dihubungkan dengan senjata tertentu secara andalan," tambahnya.

Mengungkap Cara Kerja Senjata Kuno

Contoh percobaan penusukan tombak dan lembing dengan bantuan replika titik batu dari situs arkeologi. Copyright ULiege/TraceoLabContoh percobaan penusukan tombak dan lembing dengan bantuan replika titik batu dari situs arkeologi. Foto: Copyright ULiege/TraceoLab

Para peneliti di TraceoLab lalu coba menggabungkan analisis balistik (melesatnya senjata) dan mekanika rekahan di batu api yang terkena senjata.

Noora Taipale, peneliti dari Fonds de la Recherche Scientifique (FNRS) TraceoLab menjelaskan, timnya lalu coba bereksperimen skala besar. Mereka menggunakan replika proyektil Paleolitikum dengan berbagai senjata, mulai dari tombak, busur, dan pelempar tombak.

Rupanya, tiap senjata meninggalkan bekas berbeda-beda pada titik-titik batu. Perbedaan tersebut memungkinkan para arkeolog untuk mencocokkan karakteristik jejak di batu tersebut dengan temuan titik asli di situs arkeologi.

"Dengan memeriksa secara cermat retakan pada titik-titik batu ini, kami mampu memahami bagaimana setiap senjata mempengaruhi titik patah ketika mengenai target," tuturnya.

Berdasarkan kecocokan antara sampel pelempar tombak dan replika proyektil di Kanal Maisières, peneliti mendapat bukti tegas bahwa pemburu setempat di 31.000 tahun lalu sudah menggunakan senjata-senjata tersebut dengan melesatkannya pakai pelempar.

Menurut tim peneliti, temuan mereka mendorong para arkeolog untuk terus memperbaiki metode analisis mereka. Dengan begitu, para peneliti bisa mengenal lebih jauh dan akurat tentang senjata jarak jauh kuno.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads