Pesan kampanye politik tentang dukungan pencalonan jabatan ternyata sudah ada sejak era Romawi Kuno. Hal ini terungkap berkat temuan arkeolog berupa prasasti di bekas kota Pompeii.
Seperti yang diketahui, Pompeii merupakan kota Romawi Kuno yang dikenal dengan peradaban cukup buruk pada masa lalu. Kota Pompeii hancur akibat letusan Gunung Vesuvius yang terjadi pada Agustus 79 Masehi.
Sejak tertimbun selama ribuan tahun lamanya, ada banyak temuan arkeologi yang mengungkap bagaimana kehidupan kota Pompeii pada masa lalu. Salah satu temuan terbaru yakni adanya jejak kampanye politik dari masa lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampanye Dukungan Pencalonan Jabatan
Dikutip dari situs Artnet News, jejak kampanye politik ini ditemukan para arkeolog dalam sebuah prasasti. Penemuan prasasti ini terjadi di Regio IX, sebuah wilayah di Pompeii yang juga dikenal dengan temuan lukisan dinding bertema makanan di salah satu rumah.
Isi prasasti tersebut adalah ajakan untuk mendukung Aulus Rustius Verus dalam pencalonan jabatan aedile, yakni sebuah jabatan terpilih di institusi era Romawi Kuno.
Meskipun sebagian huruf dan singkatan dalam teks Latin hilang, para peneliti berhasil menerjemahkannya sebagian besar, yakni:
"Saya mohon agar Aulus Rustius menjadi aedile sejati, layak bagi negara."
Seorang aedile memiliki tanggung jawab untuk merawat bangunan dan infrastruktur publik dengan mengatur festival-festival publik dan menjaga ketertiban umum. Posisi ini adalah langkah penting dalam karier politik pada masa itu.
Ketika Verus terpilih, maka ia akan memegang jabatan tertinggi di duumvir seorang yang bernama Giulio Polibio.
Prasasti Ada di Dalam Sebuah Rumah
Satu hal yang menarik dari penemuan ini, biasanya pesan kampanye politik ditampilkan di luar bangunan. Namun, prasasti ini justru ditemukan di dalam sebuah rumah yang memiliki lararium, yaitu tempat pemujaan rumah tangga.
Rumah ini diduga dimiliki oleh seorang teman atau mantan budak Verus yang tetap menjalin ikatan sosial dengan mantan majikannya.
Prasisti kampanye ini juga ditemukan di bangunan toko roti yang sedang di renovasi. Ini menunjukkan bahwa bahwa para calon politik saat itu mengadakan pertemuan dan makan malam di rumah itu bersama dengan teman-teman mereka.
Hal ini juga menggambarkan bahwa politisi pada waktu itu terlibat dalam praktik kampanye yang dianggap wajar dan patut dipertanyakan oleh masyarakat.
"Program pemilu di Pompeii merupakan sumber berharga untuk merekonstruksi sejarah kota tersebut. Untuk menelusuri tokoh-tokoh yang membentuk peristiwa-peristiwa politik di sana dan membuat sketsa prosopografi pertama dari masyarakat Pompeii kuno, untuk memberikan nama kepada para pendukungnya, untuk merekonstruksi hubungan sosial mereka, dan memahami alasan dukungan mereka terhadap salah satu kandidat," catat para arkeolog.
Pesan Lain di Tembok Pompeii
Selain pesan kampanye politik, di situs temuan juga banyak pesan-pesan atau tulisan-tulisan lain yang tersebar di berbagai tempat di kota kuno Pompeii.
"Tidak seperti kebanyakan grafiti modern, grafiti di Pompeii kuno merupakan bentuk pertukaran sosial yang positif," kata Rebecca Benefiel, ahli epigrafi dari Washington dan Lee University, dikutip dari Archaeology.
Salah satu yang sering dijumpai adalah feliciter yang artinya bahagia. Apabila ini dipasangkan dengan nama pribadi, maka akan menunjukkan harapan baik untuk teman, kolega, dan bahkan kaisar.
Sebagai seorang direktur proyek yang mendokumentasikan sejumlah grafiti di tempat kota kuno Pompeii, Benefiel juga menganalisis pesan-pesan beragam yang ditemukan.
Pesan-pesan ini mencakup tanda-tanda hitungan untuk mengatur stok barang di toko dan komentar dari pelanggan yang senang dengan pelayanan di rumah bordil. Tulisan-tulisan ini sering terlihat di rumah pribadi dan di bangunan umum.
Menariknya lagi, dijumpai tulisan di mana menggambarkan orang Pompeii sering bertukar kata-kata dari penyair terkenal seperti Ovid dan Propertius, yang kadang-kadang memuat unsur komedi di dalamnya.
(faz/faz)