Pencemaran Udara: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Contohnya

ADVERTISEMENT

Pencemaran Udara: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Contohnya

Noor Faaizah - detikEdu
Sabtu, 21 Okt 2023 21:00 WIB
Petugas melakukan uji emisi kendaraan bermotor di kawasan Tugu Proklamasi. Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat menggelar uji emisi guna menekan angka polusi kendaraan
Pencemaran udara salah satu penyebabnya adalah asap kendaraan bermotor Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Udara merupakan aspek paling penting di kehidupan setelah air. Selain memberikan oksigen, udara juga menjadi penghantar suara dan bunyi-bunyian sehingga dapat terdengar ke tempat lainnya.

Tapi detikers tahu kan, kalau udara yang kita hirup sehari-hari terdiri dari beberapa kandungan zat dan gas udara. Udara di lingkungan kita terdiri dari beberapa kandungan zat yang membentuk campuran udara. Normalnya, komposisi udara yang kering mengandung 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air dengan sisa karbondioksida.

Namun, komposisi tersebut dapat berubah akibat dari pencemaran udara. Pencemaran udara terjadi ketika kondisi udara mulai rusak akibat polutan berbahan kimia, fisik, ataupun biologi di area atmosfer dalam bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa saja penyebab dan dampak dari pencemaran udara? Yuk simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Pencemaran Udara

Secara umum, pengertian pencemaran udara merujuk pada suatu keadaan dimana terdapat substansi fisik, biologi, atau kimia di lapisan udara Bumi (atau di atmosfer) yang jumlahnya membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia serta makhluk hidup lainnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Wisnu Arya, pengertian pencemaran udara adalah campuran berbagai macam gas yang tidak tetap sehingga gas-gas tersebut mengganggu kehidupan. Suatu zat atau gas dalam hal ini disebut sebagai polutan jika jumlahnya melebihi jumlah normal, berada pada waktu yang tidak tepat, dan berada di tempat yang tidak tepat.

Dikutip dari buku Pencemaran Udara dan Emisi Gas Rumah Kaca oleh Saidal Siburian, MM, MMar, pencemaran udara dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu pencemaran primer dan pencemaran sekunder.

Pencemaran primer adalah zat polutan yang timbul secara langsung dari sumber pencemaran udara, sedangkan pencemaran sekunder adalah substansi polutan yang terbentuk atas reaksi polutan primer.

Pengertian lainnya dikemukakan Chambers, pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke udara lingkungan normal dalam jumlah tertentu. Dalam hal ini, jumlah polutan dapat dideteksi, diukur, dan dihitung manusia serta mampu memberikan efek tidak hanya pada manusia, tetapi juga binatang dan vegetasi.

Penyebab Pencemaran Udara

Pembangunan yang berkembang pesat saat ini, khususnya dalam industri dan teknologi, telah menyebabkan pencemaran udara. Dikutip dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam arsip artikelnya, telah merangkum beberapa penyebab utama pencemaran udara tertinggi yaitu:

1. Pertumbuhan sektor industri

Salah satu penyebab meningkatnya pencemaran udara di negara berkembang adalah urbanisasi dan industrialisasi yang tumbuh cepat tanpa diiringi pengendalian pencemaran yang memadai. Kegiatan industrialisasi dikategorikan mencemari udara karena sebagian besar kegiatan masih menggunakan bahan bakar fosil, contohnya pembangkit listrik atau peralatan pabrik.

2. Emisi kendaraan bermotor

Kegiatan transportasi memberikan kontribusi polutan tertinggi di kota-kota besar. Emisi kendaraan bermotor keluar melalui knalpot yang mengandung senyawa kimia bahaya hasil dari proses pembakaran bahan bakar. Adapun senyawa bahaya itu di antaranya karbondioksida, karbonmonoksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan partikel mikro timbal.

3. Asap pembakaran hutan

Di Indonesia sendiri, kebakaran hutan telah menjadi penyumbang tahunan atas pencemaran udara di beberapa provinsi seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Jambi, Riau, hingga Lampung. Dari berbagai laporan, asap pekat yang dihasilkan dari pembakaran hutan dapat menyebabkan beberapa penyakit saluran pernafasan seperti asma, bronkitis, hingga pneumonia.

Dampak Pencemaran Udara

Pencemaran udara sangat erat dengan kondisi di kota-kota besar. Pencemaran udara telah berdampak bagi kehidupan manusia, tidak hanya dalam aspek kesehatan, tetapi juga aspek keamanan lingkungan karena menurunnya kemampuan penglihatan jarak jauh.

Menurut Dr. Budiman Chandra dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan, terdapat beberapa dampak atau efek yang terasa di berbagai bidang kehidupan. Dampak tersebut di antaranya:

1. Efek terhadap ekosistem

Salah satu zat yang dilepaskan akibat dari pembakaran bahan bakar fosil adalah oksida sulfat. Ketika zat tersebut bereaksi dengan air hujan, maka akan membentuk asam sulfat yang membuat hujan asam. Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama, maka ekosistem pH perairan akan menjadi asam dan menyebabkan produktivitas ikan menurun.

2. Efek terhadap kesehatan

Dampak pada kesehatan manusia dapat terasa secara cepat atau lambat. Beberapa penyakit atau infeksi saluran pernafasan muncul karena kekurangan zat oksigen dalam tubuh. Adapun penyakit yang bisa terjadi akibat pencemaran udara di antaranya bronkitis kronis, kanker paru-paru, silikosis, asma, dan eksema.

3. Efek terhadap tumbuhan dan hewan

Tumbuh-tumbuhan sangat sensitif dengan gas sulfur dioksida, florin, ozon hidrokarbon, dan karbondioksida. Ketika pencemaran terjadi, konsentrasi zat tersebut meningkat dan menyebabkan tumbuhan layu. Hal tersebut dapat menurunkan sumber makanan hewan-hewan herbivora.

4. Efek terhadap cuaca dan iklim

Gas karbon dioksida memiliki kecenderungan untuk menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca. Hal tersebut membuat suhu udara menjadi panas dan gerah.

5. Efek terhadap sosial ekonomi

Pencemaran udara dapat meningkatkan biaya perawatan dan pemeliharan bangunan. Hal ini mendorong pengeluaran ekstra untuk mengendalikan pencemaran yang terjadi.

Contoh Pencemaran Udara

Berdasarkan penjelasan di atas, beberapa contoh pencemaran udara adalah:

  • Asap industri dan pembakaran bahan bakar dari pabrik
  • Proses pengolahan dan pemanasan menghasilkan asap, debu, dan bau
  • Pembuangan limbah cair mengeluarkan gas bau seperti H2S
  • Proses kimia seperti pemurnian minyak
  • Proses pembangunan gedung dan jalan menghasilkan debu
  • Asap transportasi
  • Bahan radioaktif dan percobaan menghasilkan partikel debu radioaktif
  • Emisi dari pertambangan dan penggalian
  • Pembakaran sampah



(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads