Ubur-ubur abadi ini dikenal sebagai Turritopsis dohrnii, makhluk laut berukuran sangat kecil hingga hampir seukuran kuku jari. Hewan ini seperti memiliki kemampuan super, mereka memiliki kemampuan regenerasi biologis yang luar biasa.
Namun, sebelum membahas kemampuan hebatnya ini, yuk ketahui siklus hidup ubur-ubur Turritopsis dohrnii!
Siklus Ubur-ubur Abadi
Siklus hidup ubur-ubur abadi dimulai sebagai polip aseksual dan kemudian berkembang menjadi bentuk medusa dewasa.
Sementara, pada siklus hidup ubur-ubur biasa melibatkan pembuahan telur dengan sperma, pembentukan zigospora, perkembangan menjadi larva, pelayaran larva, dan akhirnya melekat pada dasar laut, di mana mereka berkembang menjadi polip.
Setelah itu, mereka berkembang secara aseksual dan melepaskan banyak ubur-ubur kecil dari tubuh mereka, yang akhirnya mati.
Ubur-ubur abadi pada dasarnya mengikuti langkah awal yang sama dengan ubur-ubur biasa. Namun, ketika saatnya tiba untuk mati, ubur-ubur dewasa melakukan sesuatu yang sangat mengejutkan.
Alih-alih mati, mereka justru mengembalikan siklus hidup mereka dengan menyusut dan membentuk bola yang disebut "cysto" yang melekat pada dasar laut dan berkembang menjadi polip baru.
Polip ini kemudian menciptakan ubur-ubur kecil, dan siklus ini terus berulang. Siklus ini berlanjut, kecuali ubur-ubur dimangsa atau dihancurkan dengan cara lain, sehingga membuatnya dijuluki "abadi secara biologis".
Rahasia Mencurangi Kematian pada Ubur-ubur Abadi
Salah satu rahasia di balik kemampuan ubur-ubur abadi ini adalah terkandung dalam DNA mereka. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 ini membaca urutan genetik mereka secara rinci, mirip dengan membaca petunjuk manual raksasa.
Dengan bantuan alat bioinformatika dan genomik perbandingan, para peneliti menemukan sejumlah variasi gen yang berkontribusi pada umur panjang dan kemampuan regenerasi ubur-ubur abadi.
Variasi-gen tersebut berkaitan dengan berbagai aspek, seperti perbaikan dan replikasi DNA, pembaruan sel punca, komunikasi sel, kerusakan sel akibat oksidasi, serta pemeliharaan telomer, ujung kromosom yang sering terkait dengan proses penuaan pada hewan dan manusia.
Selain itu, peneliti juga mengidentifikasi sejumlah perubahan dalam ekspresi gen yang memungkinkan ubur-ubur untuk mengatur ulang jam biologis mereka melalui dediferensiasi.
Dapatkah Mereka Terhindar dari Kematian?
Perlu diingat bahwa meskipun ubur-ubur abadi memiliki keanehan genetik ini, mereka juga memiliki batasan hidup.
Mereka sering menjadi mangsa bagi makhluk lain dalam ekosistem laut, terutama kura-kura laut yang mencerna mereka dengan enzim pencernaan. Walaupun penamaannya sebagai ubur-ubur abadi, mereka tetap rentan terhadap predasi karena kurangnya mekanisme pertahanan yang efektif.
Ketika merenungkan fenomena ubur-ubur abadi ini, kita harus menyadari bahwa meskipun kita mungkin tidak dapat mereplikasi proses biologis ini pada manusia, ada hikmah dalam menerima kenyataan bahwa kehidupan dan kematian adalah bagian tak terpisahkan dari alam semesta.
Setiap sistem kehidupan memerlukan proses kematian untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidupnya.
(nah/nah)