Beberapa waktu ke belakang, Indonesia dihebohkan dengan penemuan 'sisa piramida' berbentuk gundukan batuan yang ada di Korong (dusun) Surantih, Kecamatan Lubuk Alung, Padang Pariaman. Dikutip dari CNN Indonesia, ahli geologi dan vulkanologi Ade Edward menduga gundukan batuan itu adalah batuan kekar kolom (columnar joint).
Ketika diamati, ia menjelaskan bila bebatuan itu berjenis batuan andesit basaltik atau antara batuan andesit dengan basalt. Bentuknya balok terjadi karena proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi yang menyelusup ke celah retakan atau patahan.
Selama prosesnya magma mendapatkan tekanan dan menyelusup hingga akhirnya membeku. Ketika menjadi padat terjadi juga proses penyusutan dan pengerasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika itulah terjadi fenomena yang membentuk kolom-kolom yang nama disebut columnar joint," katanya.
Namun ternyata Indonesia memiliki banyak situs columnar joint loh detikers. Ini lima di antaranya.
5 Situs Columnar Joint di Indonesia
1. Gunung Padang
Gunung Padang terletak di Kampung Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kabupaten Cianjur, jawa Barat. Situs ini ditemukan pada tahun 1914 dan masih diteliti hingga saat ini.
Columnar joint di Gunung Padang dikutip dari laman Universitas Indonesia ditemukan berposisi horizontal sehingga disimpulkan bila ada campur tangan manusia dalam pembentukannya.
Penelitian akhirnya digelar untuk menguji karbon yang ditemukan di situs tersebut. Tak main-main, pengujian dilakukan di Laboratorium Beta Analytic Miami di Florida, Amerika Serikat.
Hasilnya ditemukan, bila batuan di Gunung Padang memiliki usia karbon pada sampel pertama 7600-7800 SM dan sampel kedua 14500-25000 SM.
2. Pelabuhan Ratu
Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) melakukan penelitian pada batuan columnar joint yang ditemukan sebagai penyusun punden berundak di Pelabuhan Ratu. Hasilnya ditemukan bila columnar joint digunakan sebagai prasasti berbagai kerajaan.
"Ternyata columnar joint digunakan sebagai prasasti "Yupa" Kerajaan Kutai di Kalimantan, prasasti Kota Kapur Kerajaan Sriwijaya di Sumatera, Prasasti Batutulis Peninggalan Kerajaan Pajajaran di Bogor bahkan sampai yang disebut "Cancangan Gajah" peninggalan Patih Gajah Mada pada masa Kerajaan Majapahit di Trowulan," terang Ketua MARI Ali Akbar yang juga dosen di jurusan Arkeologi UI dikutip dari detiknews (13/10/2023).
MARI menyimpulkan bila penggunaan columnar joint erat kaitannya dengan ikon-ikon peradaban Indonesia dan hal ini bukan sebuah kebetulan.
3. Randubang, Wonogiri
Columnar Joint ditemukan di area Perhutani Dusun Randubang, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri. Lokasi tersebut awalnya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tempat penambangan andesit manual tanpa izin sejak awal tahun 90-an.
ESDM Provinsi Jawa Tengah menjelaskan columnar joint di Randubang terlihat sangat eksotis dengan pembuktikan. Kini, penambangan liar andesit Randubang tengah diupayakan dan merubahnya menjadi area wisata dalam konsep geowisata.
4. Gunung Tungkat
Columnar joint di Gunung Tungkat terbentuk dari aktivitas Gunung Tungkat dan Gunung Masurai yang memiliki ruang magma yang diperkirakan sama. Tetapi, Gunung Tungkat lama tidak aktif setelah efusi kecil yang menyebabkan patahan Sumatran dan lava mengalir.
Lava mengalir menuju lereng dengan kecepatan pendinginan yang menghasilkan lolom yang luas dan padat yang disebut Stacked Stones atau Columnar Joint.
5. Tanjung Meriam
Tanjung Meriam hadir di kecamatan Lambu, kabupaten Bima, NTB. Uniknya, columnar joint ini hadir di bukit yang dipenuhi batu-batu. Susunannya diketahui tegak lurus membentuk sudut hingga 90 derajat sehingga indah untuk dilihat.
Terakhir, penemuan columnar joint hadir di Lubuk Alung, Padang Pariaman. Ahli geologi menjelaskan kekar kolom ini kemungkinan berusia 40-60 juta tahun.
Strukturnya rapih dibandingkan dengans susunan pada gunudkan lain di wilayah Padang Pariaman. Ade Edward menyerukan agar pemerintah segera melindungi dugaan kekar kolom ini karena bentuknya yang masih orisinil meski diperlukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut.
(det/nwy)