Melihat Columnar Joint Pantai Menganti di Kebumen UNESCO Global Geopark

Melihat Columnar Joint Pantai Menganti di Kebumen UNESCO Global Geopark

Rinto Heksantoro - detikJateng
Jumat, 06 Des 2024 21:36 WIB
Columnar Joint di Pantai Menganti, Kabupaten Kebumen, Jumat (6/12/2024).
Columnar Joint di Pantai Menganti, Kabupaten Kebumen, Jumat (6/12/2024). Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng
Kebumen -

Keindahan Geopark Kebumen dari ujung selatan hingga utara seperti tak ada habisnya. Sejumlah pengelola geopark dari berbagai penjuru Indonesia pun datang langsung untuk belajar sekaligus menikmati bentangan alam yang kini masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGGp).

Untuk diketahui, Geopark Kebumen telah resmi diakui sebagai UNESCO Global Geopark yang diputuskan dalam Sidang Dewan UGGp di Cao Bang, Vietnam, Minggu (8/9/2024).

"Proses untuk masuk UGGp sudah dimulai Juli tahun lalu, kemudian proses pendaftaran, penilaian dan lain-lain. Lalu 8 September 2024 itu sidang final di Vietnam dan kita mendapatkan rekomendasi untuk diterima menjadi UGGp," kata General Manager Geopark Kebumen, Sigit Tri Prabowo saat mengunjungi hutan mangrove di kawasan Pantai Ayah, Kebumen, Jumat (6/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kunjungan ke hutan mangrove itu, Sigit ditemani sejumlah perwakilan pengelola geopark dari seluruh Indonesia. Hutan mangrove tersebut masuk dalam kawasan biosite yang menjadi salah satu bagian dari Geopark Kebumen.

Columnar Joint di Pantai Menganti, Kabupaten Kebumen, Jumat (6/12/2024).Columnar Joint di Pantai Menganti, Kabupaten Kebumen, Jumat (6/12/2024). Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng

Selain mengeksplor hutan mangrove, mereka juga menanam bibit mangrove. Beberapa titik geopark juga mereka kunjungi seperti Columnar Joint yang merupakan Geosite Geopark Kebumen, konservasi penyu, dan lain-lain. Kegiatan itu berlangsung sejak pagi hingga petang tadi.

ADVERTISEMENT

"Hari ini ada kunjungan di beberapa site, ada di hutan mangrove, konservasi penyu, kemudian Pantai Menganti yang merupakan destinasi wisata tapi memiliki geological site. Tujuannya selain mengenalkan kepada peserta juga untuk exposure juga meningkatkan jejaring," ujar Sigit.

Columnar Joint atau struktur batuan yang tertata indah secara alami itu berada di Pantai Menganti, Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, ujung barat daya Kabupaten Kebumen.

Untuk diketahui, columnar joint terbentuk karena adanya lava yang mengalami pendinginan secara bertahap dari permukaan ke bagian yang lebih dalam. Saat bagian tengah lava membeku namun bagian dalamnya tidak cukup dingin untuk membeku bersamaan, maka terbentuklah rekahan.

Untuk menjelajah Geopark Kebumen yang mencakup 22 kecamatan, dibutuhkan waktu lebih dari satu hari. Kawasan geopark tersebut meliputi kawasan cagar alam, karst, pantai dan dataran rendah.

"Jadi Geopark Kebumen itu hampir mencakup seluruh wilayah Kabupaten Kebumen. Di Kebumen itu ada 26 kecamatan, dan 22 kecamatan itu masuk Geopark. Termasuk kawasan utara, kawasan cagar alam biologi kemudian kawasan karst, dan daerah pantai serta dataran rendah," terang Sigit.

Sigit menjelaskan, untuk bisa masuk dalam UGGp, ada beberapa syarat yang harus dimiliki. Salah satunya karena Kebumen memiliki warisan geologi yang bernilai internasional.

"Kita punya titik subduksi atau tumpukan dari lempeng benua dan itu menghasilkan area di Kebumen dengan singkapan batu geologi terlengkap di Asia Tenggara," jelasnya.

"Itu dasar pertama, tentu kemudian harus dikembangkan dengan keragaman biologi, budaya, yang ujungnya pembangunan berkelanjutan peningkatan kesejahteraan masyarakat," sambungnya.

Karena memiliki hal itu, sejak tahun 1960-an, lokasi geologi di wilayah Kecamatan Karangsambung ini dijadikan sebagai tempat penelitian.

"Sejak tahun 1960-an, hampir semua mahasiswa dan peneliti geologi itu menjadikan Kebumen sebagai kiblat untuk penelitian," sebutnya.

Salah satu peserta asal Natuna, Kepulauan Riau, Tukino Cipto (55) mengakui bahwa di wilayahnya belum masuk UGGp. Oleh karena itu, kedatangannya ke Kebumen untuk belajar tentang Geopark Kebumen.

"Natuna itu kan sekarang posisi masih Geopark nasional. Kami ke sini belajar supaya lebih cepat juga masuk ke UGGp. Kalau saya lihat Kebumen memang sudah lebih maju," kata Tukino.




(dil/rih)


Hide Ads