Manusia adalah Pelari Jarak Jauh yang Andal, Ternyata Ini Alasannya

ADVERTISEMENT

Manusia adalah Pelari Jarak Jauh yang Andal, Ternyata Ini Alasannya

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 05 Sep 2023 09:30 WIB
Ilustrasi olahraga lari
Ilustrasi manusia berlari Foto: Getty Images/Young777
Jakarta -

Manusia merupakan salah satu pelari jarak jauh terbaik di dunia. Kemampuan ini rupanya didasari sebuah alasan tersendiri.

Manusia memang spesies yang unggul dalam lari jarak jauh dibandingkan spesies lain. Padahal, kemampuan dua kaki kita dalam kecepatan lari rata-rata hanya sekitar setengah dari mamalia lain yang berukuran sama.

Alasan Manusia Pandai dalam Lari Jarak Jauh

Salah satu hipotesis yang mampu menjelaskan mengapa manusia pandai dalam lari jarak jauh didukung penemuan sekumpulan tulang di Afrika Tengah pada 2001 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan penemuan tersebut, dikatakan bahwa sekitar 7 juta tahun lalu, nenek moyang kita yang mirip kera meninggalkan pohon untuk mencari makanan di tanah. Semula, gerakan mereka dapat dikatakan tidak efisien.

Kemudian, selama beberapa juta tahun, iklim pun menghangat dan sabana terbuka mendominasi alam. Oleh sebab itu, para hominid awal mulai berevolusi berjalan dengan dua kaki.

ADVERTISEMENT

Evolusi cara berjalan tersebut memberikan nenek moyang kita ini kemudahan untuk melihat apakah ada bahaya di balik rumput yang tinggi. Evolusi itu juga membuat mereka mampu melangkah pada jarak yang dua kali lebih jauh dengan energi yang sama.

Berangkat dari situlah para nenek moyang kita mengembangkan adaptasi untuk berlari. Menurut ahli biologi evolusi manusia di Universitas Harvard Daniel Lieberman, seperti dikutip dari Live Science, tidak ada bagian tubuh manusia yang tidak terlibat saat kita berlari.

Kelebihan Fisiologis Manusia

Lieberman menjelaskan, jari-jari kaki kita pendek sehingga tidak patah saat berlari. Secara umum, tubuh bagian bawah kita mempunyai sendi, tendon, dan otot yang lebih besar daripada tubuh bagian atas untuk menyerap daya yang kita keluarkan dengan cepat.

Tendon achilles dan bagian melengkung yang disebut arches kaki, berfungsi sebagai pegas. Keduanya menyimpan energi elastis dan mengembalikan sebagian energi tersebut ketika kita melangkah.

Kemudian, otot-otot besar di bagian belakang menjaga tubuh bagian atas agar tidak jatuh ke depan dan ayunan lengan kita menstabilkan kepala. Tidak seperti kera, manusia mempunyai tulang belakang yang fleksibel sehingga memungkinkan untuk memutar pinggul dan bahu, serta memisahkannya dari kepala agar pandangan kita tetap bisa mengarah ke depan.

Walaupun demikian, adaptasi terbesar yang membuat manusia menjadi spesies berbeda adalah kemampuan dalam menghilangkan panas. Tubuh yang tinggi dan tegak menghasilkan area yang luas untuk pendinginan. Selain itu, kemampuan bernapas dari hidung maupun mulut juga membantu pelepasan panas.

Manusia adalah satu-satunya spesies yang mampu berkeringat. Selain itu, keringat dapat dengan mudah menguap dan membuat tubuh kita mendingin.

Segala bentuk adaptasi tersebut membuat manusia melakukan "persistence hunting" atau perburuan secara terus-menerus sebelum ditemukannya senjata. Dibandingkan berlari untuk memburu mangsa, manusia purba cenderung mengikuti buruan mereka bermil-mil hingga hewan tersebut kelelahan. Memang hewan lainnya juga melakukan hal ini, tetapi tidak ada yang mampu bertahan di siang hari atau saat cuaca panas.

Aktivitas berburu memberikan akses terhadap energi yang lebih banyak, sehingga otak tumbuh lebih besar. Otak manusia tumbuh dari 40 cm kubik pada 2 juta tahun lalu menjadi 1.500 cm kubik sebelum dimulainya revolusi pertanian.

Pada gilirannya, otak manusia berevolusi dan menyatu dengan kemampuan berlari serta berburu, kata ahli biologi neuromekanik di Fort Lewis College, Missy Thompson.

Tulang belakang kita mempunyai "generator pola pusat" yang menciptakan dan mengatur gerakan dasar seperti berjalan atau berlari, serta menarik informasi sensorik dari persendian dan telapak kaki agar kita tetap bisa bergerak maju. Automasi semacam ini membuat otak bisa fokus pada tugas yang membutuhkan banyak energi.




(nah/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads