Ilmuwan Temukan Fosil Manusia Kuno di China, Spesiesnya Belum Diketahui?

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Fosil Manusia Kuno di China, Spesiesnya Belum Diketahui?

Zefanya Septiani - detikEdu
Kamis, 10 Agu 2023 07:00 WIB
Fosil manusia purba Homo Nesher Ramla yang ditemukan di Israel.
Foto: (dok. Reuters)/Ilustrasi fosil manusia purba
Jakarta -

Kehidupan manusia purba masih menyimpan banyak misteri hingga saat ini. Baru-baru ini, tim ilmuwan internasional telah menggambarkan fosil manusia kuno di China yang cukup berbeda dari hominin manusia kuno yang telah diketahui.

Rahang, tengkorak, dan tulang kaki yang dimiliki oleh manusia purba ini belum diklasifikasikan dan dilabeli sebagai HLD 6. Artefak manusia kuno ini ditemukan pada tahun 2019, di Hua Longdong, Asia Timur.

Sayangnya, fosil ini tidak menyerupai garis keturunan yang membentuk Neanderthal, Denisovan, atau manusia modern. Hal ini mengindikasikan bahwa versi saat ini dari pohon keluarga manusia membutuhkan cabang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bentuk Fosil Manusia Kuno Baru

Para ahli di Akademik Sains China (CAS) telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mencocokkan sisa-sisa ini dengan garis keturunan yang dikenal. Namun, bentuknya yang cukup berbeda memungkinkan ada spesies manusia kuno yang belum diketahui.

Wajah hominin ini memiliki struktur yang mirip dengan garis keturunan manusia modern, memisah dari Homo erectus sekitar 750 ribu tahun yang lalu, seperti yang dikutip dari laman Science Alert.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, bentuk dagu milik manusia purba ini lebih menyerupai Denisovan, spesies manusia kuno yang punah di Asia lebih dari 400 ribu tahun yang lalu dan memisah dari Neanderthal.

Jenis Manusia Purba yang Baru?

Untuk menganalisis manusia kuno ini, ilmuwan CAS bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Xi'an Jiaotong China, Universitas York Inggris, dan Pusat Penelitian Nasional tentang Evolusi Manusia Spanyol.

Ilmuwan CAS berasumsi mereka telah menemukan garis keturunan yang sepenuhnya baru, suatu hibrida antara cabang yang memberikan manusia modern cabang hominin kuno lain di wilayah itu, seperti Denisovan.

Secara historis, banyak fosil hominin dari Pleistosen yang ditemukan di Cina. Hal ini menyebabkan para peneliti cukup sulit untuk memasukkan setiap hominin ke dalam satu garis keturunan.

Akibatnya, sisa-sisa tersebut sering dijelaskan sebagai variasi intermediet pada jalur lurus menuju manusia modern. Sebagai contoh, arkaik dari Homo sapien, atau bentuk maju dari Homo erectus.

Namun, interpretasi yang agak linear dan sederhana ini cukup kontroversial dan tidak banyak diterima oleh beberapa ilmuwan.

Diketahui, Homo erectus ada di Indonesia hingga sekitar 100.000 tahun yang lalu. Namun, sisa-sisa yang baru-baru ini ditemukan di China Timur lebih menyerupai garis keturunan hominin lain yang lebih modern.

Sebelumnya, studi genom pada sisa-sisa Neanderthal di Eropa dan Asia barat telah menemukan bukti adanya garis keturunan keempat hominin yang hidup di Pleistosen Pertengahan hingga Akhir.

Namun, kelompok yang hilang ini belum pernah diidentifikasi secara resmi dalam catatan fosil.

Pohon Keluarga Manusia

Para peneliti menduga, sisa-sisa manusia baru-baru yang ditemukan di Cina kemungkinan adalah bagian yang hilang dari teka-teki sejarah yang membentuk manusia modern.

Adapun rahang dan tengkorak pada fosil ini merupakan milik individu berusia 12 atau 13 tahun.

Meskipun wajahnya memiliki fitur yang mirip dengan manusia modern, anggota tubuh, tutup tengkorak, dan rahang, sepertinya mencerminkan sifat yang lebih primitif. Hasil penelitian ini mempersulit jalur menuju manusia modern.

Mosaik fitur fisik yang ditemukan pada hominin kuno ini malah mendukung adanya tiga garis keturunan di Asia, yaitu garis keturunan H erectus, garis keturunan Denisovan, dan garis keturunan lain yang secara filogenetik dekat dengan kita.

Homo sapiens baru muncul di China sekitar 120.000 tahun yang lalu, tetapi tampaknya beberapa fitur modern kita sudah ada di sini jauh sebelum itu.

Hal tersebut menimbulkan asumsi bahwa nenek moyang terakhir dari H sapiens dan Neanderthal muncul di Asia Barat Daya dan kemudian menyebar ke semua benua.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads