7 Kaidah Alam Ini Jelaskan Alasan Hewan Bisa Punya Ukuran Ekstrem

ADVERTISEMENT

7 Kaidah Alam Ini Jelaskan Alasan Hewan Bisa Punya Ukuran Ekstrem

Baladan Hadza - detikEdu
Senin, 28 Agu 2023 15:30 WIB
Hyneria udlezinye
Foto: Gess, Ahlberg, 2023, PLOS ONE / SWNS/Ilustrasi hewan purba
Jakarta -

Alam semesta penuh dengan keanekaragaman bentuk dan ukuran hewan yang luar biasa, mulai dari gajah raksasa hingga cumi-cumi kolosal, serta monyet marmoset mini dan katak yang menyusut. Meskipun misteri evolusi tak selalu dapat ditebak, kita memiliki aturan-aturan yang mengarahkan hewan-hewan menuju ekstrem yang menakjubkan ini.

Berikut ini adalah tujuh aturan yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan untuk menjelaskan tren evolusi:

Kaidah Bergmann

Mengutip dari Live Science, kaidah Bergmann mengatakan bahwa hewan-hewan cenderung menjadi lebih besar ketika hidup di iklim yang lebih dingin. Fenomena ini terjadi karena hewan-hewan yang lebih besar memiliki perbandingan antara luas permukaan dan volume yang lebih rendah, sehingga mereka dapat mempertahankan panas tubuh dengan lebih efisien.

Kaidah Bergmann mengatakan bahwa dalam iklim yang dingin, benda-benda cenderung lebih besar karena membantu menyimpan panas, sedangkan benda-benda yang lebih kecil membantu mengeluarkan panas yang dikutip dari University of Texas News.

Sebagai contoh, beruang kutub memiliki bahu yang 2Β½ kali lebih tinggi dibandingkan beruang madu yang hidup di daerah tropis Asia Tenggara.

Kaidah Allen

Kembali merujuk pada Live Science, aturan allen mengatakan bahwa hewan-hewan yang hidup di daerah beriklim dingin cenderung memiliki anggota tubuh seperti kaki, telinga, dan ekor yang lebih kecil dibandingkan dengan hewan-hewan yang hidup di daerah beriklim hangat. Prinsip ini berhubungan dengan regulasi suhu tubuh.

Misalnya, kelinci Arktik memiliki kaki yang lebih pendek dan telinga yang lebih kecil dibandingkan dengan kelinci gurun Amerika.

Square-cube law

Square-cube law didasarkan pada prinsip matematika bahwa perbandingan antara volume dan luas permukaan dari suatu objek semakin besar seiring dengan pertambahan ukuran. Dengan kata lain, semakin besar hewan, volume tubuhnya akan meningkat lebih cepat daripada luas permukaannya. Hukum ini membatasi ukuran maksimal yang dapat dicapai oleh hewan-hewan darat.

Square-cube law membatasi seberapa besar hewan bisa tumbuh, menurut laporan Live Science sebelumnya. Para ilmuwan yakin batas berat hewan darat adalah sekitar 120 ton (109 metrik ton).

Kaidah Pulau

Kaidah ini menyatakan bahwa hewan-hewan kecil yang hidup di pulau cenderung berevolusi menjadi ukuran yang lebih besar daripada kerabatnya di daratan, sementara hewan-hewan besar cenderung berevolusi menjadi ukuran yang lebih kecil daripada kerabatnya di daratan.

Kaidah Pulau mengakibatkan hewan-hewan dengan ukuran ekstrem berpindah ke ukuran sedang yang sesuai dengan sumber daya dan predator di pulau, atau sebaliknya. Sebuah studi pada tahun 2021 yang diterbitkan jurnal Nature Ecology & Evolution menemukan bahwa prinsip ini umumnya berlaku pada mamalia, burung, dan reptil, bahkan termasuk kadal raksasa dan gajah kerdil yang telah punah.

Evolusi Burung Pulau yang Tidak Bisa Terbang

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa burung pulau, seperti dodo Mauritius dan kiwi Selandia Baru, berevolusi menjadi tidak bisa terbang. Ini terjadi karena kurangnya tekanan pemangsaan membuat kemampuan terbang menjadi kurang penting. Bahkan burung yang masih bisa terbang juga mengembangkan adaptasi fisik yang mendukung gaya hidup di tanah daripada di udara.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 ini mengungkap bahwa bahkan burung yang dapat terbang juga mengalami perubahan, dengan otot terbang yang lebih kecil dan kaki yang lebih panjang ketika hidup di pulau-pulau.

Ini menandakan bahwa setidaknya semua burung di pulau-pulau tersebut mengalami evolusi menuju ketidakmampuan terbang. Perubahan ini lebih mencolok terjadi di pulau-pulau dengan sedikit pemangsa, yang berarti tekanan dari pemangsaan yang lebih rendah mendorong burung-burung tersebut untuk berhenti terbang.

Gigantisme Laut Dalam

Hewan-hewan invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang punggung) di lautan dalam cenderung berevolusi menjadi lebih besar. Ukuran yang lebih besar memungkinkan hewan-hewan ini bergerak lebih efisien dalam mencari makanan dan pasangan, serta menghadapi lingkungan yang langka sumber dayanya.

Hewan besar yang memiliki metabolisme juga mampu menyimpan lebih banyak energi dari makanan. Hal ini dikarenakan lautan dalam yang sangat dingin, gigantisme laut memiliki kaitannya dengan aturan Bergmann tentang iklim yang dingin, yang menghasilkan hewan yang lebih besar.

Kaidah Rensch

Aturan Rensch menjelaskan pola dimorfisme seksual di mana salah satu jenis kelamin lebih besar daripada yang lainnya. Pola ini dapat berubah seiring dengan ukuran tubuh hewan.

Penelitian tahun 2004 dalam jurnal PNAS ini menunjukkan bahwa pada burung pantai yang besar, burung jantan biasanya lebih besar daripada betina. Fenomena dimorfisme seksual ini semakin nyata saat ukuran burung jantan semakin besar.

Di sisi lain, pada burung pantai yang lebih kecil, biasanya burung betina yang lebih besar daripada burung jantan. Pada beberapa spesies burung pantai, contohnya, dimorfisme seksual akan semakin menonjol seiring dengan semakin besarnya ukuran burung jantan.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads