Membacakan Cerita ke Anjing Ternyata Bermanfaat untuk Anak, Ini Kata Studi

ADVERTISEMENT

Membacakan Cerita ke Anjing Ternyata Bermanfaat untuk Anak, Ini Kata Studi

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 20 Agu 2023 14:00 WIB
anjing
Foto: Getty Images/whitebalance.oatt/Ilustrasi anjing dan anak
Jakarta -

Anak-anak rupanya bisa lebih konsentrasi membaca dan berkurang tingkat stresnya saat membacakan buku cerita pada anjing. Temuan ini dilaporkan peneliti Andreas Reier Jensen dan Ilmi Willbergh di artikel ilmiah The Dog as an Unaware Pedagogical Agent in a School Reading Course dalam jurnal Anthrozoos baru-baru ini.

Jensen dan Willbergh mendapati, anak-anak yang membacakan buku cerita pada anjing terbantu untuk jadi pembaca yang lebih baik, lebih persistent, termotivasi, dan merasakan pencapaian dari pengalaman membacakan cerita untuk sang 'teman berbulunya'.

"Membacakan cerita untuk anjing ini berdampak positif di sekolah. Anak-anak juga merasa puas dan merasa makin jago membaca. Sebelumnya, perasaan ini dianggap muncul karena hormon oksitosin, tetapi kami pikir penjelasan itu agar terlalu sederhana," kata Jensen, dikutip dari laman University of Agder (UiA), Norwegia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manfaat Anak Membacakan Cerita pada Anjing

Jensen memperkirakan, fenomena saat membaca pada anak ini ada hubungannya dengan sifat anjing yang berpikiran terbuka dan ramah. Karena itu, anjing dapat menjadi aktor pedagogis atau kawan membaca untuk anak.

Dosen Departemen Pendidikan UiA Norwegia menjelaskan, ia dan Willbergh mendapati temuan ini lewat penelitian pada sekelompok anak sekolah selama tujuh bulan.

ADVERTISEMENT

Mereka juga mempelajari rekaman video dari 224 sesi anak membaca dengan seekor anjing. Berikut sejumlah temuannya.

Bermain Peran Sekaligus Belajar

Kedua peneliti mendapati, ketika anak-anak membacakan cerita, mereka berpura-pura sang anjing mengerti. Di momen itu, sang anak melihat anjingnya sebagai individu dengan kemampuan berkomunikasi.

Di sisi lain, sang anak sebenarnya sangat sadar bahwa sang anjing tidak paham kata-kata pada cerita yang ia ucapkan padanya.

"Bermain sangat penting untuk proses pembelajaran anak-anak. Karena itu kami menyebut anjing sebagai agen pendidikan yang tidak sadar di situasi ini,' kata Willbergh, yang juga seorang dosen UiA Norwegia.

Perasaan Terkoneksi

Kendati tak paham kata-kata sang anak, anjing selama ini sudah berevolusi dan punya kemampuan berkomunikasi dengan manusia. Dengan begitu, kemampuan khususnya yang beda dengan hewan lain ini memungkinkan anjing berkontak mata dengan sang anak.

Anak yang menjaga kontak mata dengan sang anjing, lalu tos di akhir sesi membaca, rupanya mengalami rasa terhubung dengan makhluk hidup.

Tidak hanya itu, perasaan terkoneksi ini juga diselimuti dengan perasaan lucu karena berbicara dengan hewan alih-alih manusia. Perasaan-perasaan di atas membuat sang anak dapat merasa pengalaman membacanya jadi bermakna.

Bagaimana Jika Anak Tak Tertarik pada Anjing?

Para peneliti mengatakan, penting untuk memastikan si anjing bertindak sebagai pendengar di roleplay (bermain peran) ini. Di sisi lain, anak yang tidak minat dengan anjing bisa bermain peran membacakan cerita untuk orang lain saja, tidak harus hewan.

Willbergh mengatakan, karena penelitiannya berlokasi di sekolah, siswa tahu bahwa ia diminta membaca. Ini membantu siswa untuk mau bermain roleplay membacakan cerita untuk anjing.

"Ekspektasi ini sendiri sudah cukup kuat untuk membuat siswa setuju dengan premis pura-pura menganggap sang anjing memahami ceritanya," pungkasnya.




(twu/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads