Usia Bumi diperkirakan sekitar 4,5 miliar tahun. Selama berabad-abad, Bumi telah mengalami perubahan besar. Sayangnya, itu mengarah ke banyak kerusakan yang diakibatkan oleh manusia.
Di beberapa titik dalam sejarah Bumi, api telah membakar area yang luas. Di tempat lain, sebagian besar area juga tertutup es. Ada juga kepunahan massal yang memusnahkan hampir semua makhluk hidup di permukaannya, menurut laporan Colorado State University.
Pada dasarnya, planet Bumi memang dapat menyembuhkan dirinya sendiri dari waktu ke waktu. Tapi masalahnya, sistem penyembuhan sangat lambat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, manusia juga terus merusak sistem dalam banyak hal. Manusia juga mencemari udara dan air, membuang plastik dan sampah lainnya di darat, lautan dan sungai, serta menghancurkan habitat tumbuhan dan hewan.
Kerusakan Bumi oleh Manusia
Perubahan Iklim yang Serius
Perubahan iklim menjadi kerusakan Bumi paling serius yang dilakukan oleh manusia. Kondisi ini berasal dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas, yang secara dramatis memanaskan iklim Bumi.
Secara umum, pembakaran bahan bakar berbasis karbon mengubah kimia dasar dan fisika udara serta lautan. Setiap gumpalan batu bara atau galon bensin yang dibakar melepaskan karbon dioksida ke atmosfer.
Akibatnya, proses ini terus menerus memanaskan permukaan Bumi, menyebabkan banjir, kebakaran, dan kekeringan. Beberapa karbon dioksida tambahan ini bahkan larut ke dalam lautan dan membuatnya lebih asam, yang mengancam kehidupan di laut.
Sampai saat ini, perubahan iklim terus menjadi lebih buruk dan satu-satunya hal yang bisa mengurangi keburukan itu adalah perubahan pada manusia.
Hal itu pun masih akan memakan waktu berabad-abad untuk iklim kembali seperti sebelum Revolusi Industri, ketika tindakan manusia belum mengubah alam dalam skala besar.
Lapisan Ozon yang Menipis
Kerusakan selanjutnya adalah penipisan lapisan ozon atau lapisan atmosfer yang mengelilingi Bumi. Seperti yang diketahui, lapisan ozon telah melindungi manusia dari radiasi ultraviolet matahari yang berbahaya.
Kehidupan di Bumi akan sangat terpengaruh dan bahkan mungkin tidak mungkin tanpa lapisan ozon. Tapi anehnya, saat lapisan ozon melindungi manusia, mereka justru telah memperburuk ozon selama beberapa dekade terakhir.
Melansir situs Unity for Change, aktivitas manusia telah menyebabkan penurunan dramatis dalam ukuran lapisan ozon. Produksi bahan kimia seperti chlorofluorocarbons (CFC), hydrochlorofluorocarbons (HCFCs), dan halon telah menjadi kontributor utama masalah ini.
Bahan kimia ini digunakan manusia dalam hal ini adalah lemari es, AC, kaleng semprot, dan berbagai produk lainnya, yang ketika dilepaskan ke atmosfer, mereka memecah molekul ozon.
Polusi Udara yang Mengerikan
Polusi udara akhir-akhir ini menjadi kerusakan alam yang sedang dirasakan manusia di berbagai negara. Polusi ini disebabkan oleh berbagai bahan kimia dan partikel yang dapat ditemukan di udara.
Polutan ini juga dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk mobil, pabrik, pembangkit listrik, dan bahkan kebakaran di luar ruangan. Adapun jenis polusi udara yang paling umum disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas alam.
Saat dibakar, bahan-bahan tersebut melepaskan bahan kimia berbahaya ke udara, termasuk karbon dioksida, nitrogen oksida, dan sulfur dioksida. Bahan kimia dalam polusi udara juga dapat merusak dan membunuh tanaman, menyebabkan kekurangan pangan.
Demikian pula, polusi udara dapat menyebabkan kelangkaan makanan bagi hewan, karena merusak kehidupan tumbuhan dan keanekaragaman hayati tempat mereka bergantung untuk bertahan hidup.
Pencemaran Air yang Semakin Parah
Pencemaran air telah terjadi di badan air, seperti danau, sungai, dan lautan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain limpasan dari lahan pertanian, buangan dari pabrik dan instalasi pengolahan air limbah, rembesan dari tempat pembuangan sampah, dan sampah plastik dari jaring ikan di laut.
Berbagai jenis polusi air dapat memiliki efek yang menghancurkan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Hal ini dapat menimbulkan masalah pada kualitas air minum, yang dapat menyebabkan kelangkaan air ketika air tersebut tidak aman untuk diminum.
Ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit, karena air yang terkontaminasi dapat mengandung bakteri berbahaya.
Bahkan yang lebih parah, air yang tercemar juga dapat menyebabkan peningkatan mikroplastik dalam tubuh manusia. Efeknya saat ini sedang diteliti oleh para ilmuwan tetapi diyakini termasuk gangguan hormon, tingkat antioksidan rendah, kerusakan DNA, dan peradangan.
Sayangnya, dampak pencemaran air tidak hanya dialami oleh manusia. Penumpukan plastik di lautan berdampak buruk pada ekosistem perairan, karena mikroplastik dapat disalahartikan sebagai makanan hewan dan dapat menyebabkan mereka mati lemas.
Hujan Asam
Hujan asam adalah salah satu efek negatif yang paling terlihat dan terkenal dari aktivitas manusia terhadap lingkungan.
Kondisi ini terjadi ketika polutan dari pembangkit listrik atau pabrik lain bereaksi dengan atmosfer dan menghasilkan asam yang jatuh kembali ke Bumi dalam bentuk hujan, salju, atau kabut.
Hujan asam paling sering disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak. Ketika bahan-bahan ini dibakar, mereka melepaskan sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke udara.
Gas-gas ini naik ke atmosfer dan bereaksi dengan uap air untuk membentuk asam sulfat dan nitrat. Ketika asam jatuh kembali ke Bumi dalam bentuk presipitasi, mereka dapat merusak lingkungan.
Sebenarnya ada beberapa penyebab alami hujan asam, seperti kebakaran hutan, pembusukan vegetasi, dan proses biologis lainnya di lingkungan. Tapi sebagian besar hujan asam disebabkan oleh polusi manusia, terutama dari pembangkit listrik saat membakar bahan bakar untuk menghasilkan energi.
(faz/pal)