Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Aktif Tertua

ADVERTISEMENT

Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Aktif Tertua

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 13 Jul 2023 06:00 WIB
Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Aktif Tertua
Foto: NASA, ESA, CSA, Steve Finkelstein (UT Austin), Micaela Bagley (UT Austin), Rebecca Larson (UT Austin)
Jakarta -

Para astronom berhasil mendeteksi lubang hitam supermasif tertua menggunakan teleskop James Webb atau James Webb Space Telescope (JWST). Kendati disebut supermasif, lubang hitam ini merupakan salah satu dari yang paling tidak masif pada saat periode semesta awal, ukurannya setara dengan 9 juta Matahari.

Ahli juga mengobservasi galaksi yang menampung lubang hitam supermasif tersebut sebagai bagian dari survei Cosmic Evolution Early Release Science (CEERS). Galaksi tersebut dinamai sebagai CEERS 1019, penampakannya tetap sama seperti ketika alam semesta baru berusia sekitar 570 juta tahun lalu.

Tim astronom yang diketuai oleh Steven Finkelstein dari University of Texas ini juga mendapati dua lubang hitam yang muncul 1 dan 1,1 miliar tahun setelah adanya Big Bang. Selain itu, mereka pun mendapati 11 galaksi yang muncul antara 470 juta dan 675 tahun sejarah kosmik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan (teleskop) Webb, kami tidak cuma bisa melihat lubang hitam dan galaksi yang sangat jauh, tetapi kini kita sudah bisa secara akurat mengukur mereka," ujar Finkelstein dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Live Science.

Lubang hitam berukuran setara 9 juta massa Matahari ini berada di jantung CEERS 1019. Ukurannya memang tampak sangat besar, tetapi sebetulnya banyak lubang hitam berukuran supermasif yang mampu berkembang hingga miliaran ukuran massa Matahari.

ADVERTISEMENT

Walaupun ukurannya digolongkan relatif kecil, keberadaan lubang hitam dengan massa seperti ini saat periode awal alam semesta, merupakan teka-teki bagi para ilmuwan. Pasalnya, proses berkembangnya lubang hitam akan memakan waktu lebih dari 570 juta tahun, baik itu karena penggabungan lubang hitam yang lebih besar atau karena mencaplok materi di sekitarnya.

Aktif Caplok Materi di Sekitarnya

Para astronom telah lama menduga lubang hitam supermasif semacam ini muncul pada periode awal semesta. Namun, baru sejak teleskop James Webb membuka infra merah ke arah kosmos pada pertengahan 2022, buktinya jadi terlihat.

Emisi cahaya memperlihatkan, lubang hitam CEERS 1019 itu secara aktif melahap materi di sekitarnya. Lubang hitam seperti ini dikelilingi pusaran gas dan debu yang dikenal sebagai piringan akresi.

Gravitasi lubang hitam tersebut tidak hanya memanaskan materi di sekitarnya dan membuat piringan akresi bersinar terang, tetapi medan magnetnya mengarahkan materi ke kutub lubang hitam.

Observasi lanjut mengenai radiasi lubang hitam ini akan mengungkap seberapa cepat galaksi tempat tinggalnya berkembang dan bisa jadi dapat memberi informasi mengenai seperti apa dahulunya.

"Penggabungan galaksi bisa jadi ikut menyebabkan memicu aktivitas di lubang hitam ini, dan meningkatkan pembentukan bintang," kata salah satu rekan penulis, Jeyhan Kartaltepe, anggota tim CEERS dan profesor astronomi di Rochester Institute of Teknologi di New York.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads