Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Supermasif Baru, Miliki Massa 700 Juta Matahari

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Supermasif Baru, Miliki Massa 700 Juta Matahari

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 19 Jan 2025 19:00 WIB
Ilustrasi blazar.
Ilustrasi blazar. Foto: NASA/Goddard Space Flight Center Conceptual Image Lab
Jakarta -

Para astronom telah menemukan lubang hitam supermasif yang menembakkan sinar energi raksasa langsung ke Bumi. Raksasa kosmik ini memiliki massa kira-kira sebesar 700 juta Matahari.

Lubang hitam tersebut membidik Bumi dari galaksi di alam semesta awal, hingga 800 juta tahun setelah Big Bang. Sehingga ia menjadi blazar terjauh yang pernah ditemukan.

Blazar sendiri, seperti dikutip dari ITB adalah salah satu fenomena akresi pada lubang hitam yang mempunyai massa sangat besar dan terletak di pusat suatu galaksi. Akresi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai pertumbuhan objek masif melalui penarikan atau pengumpulan materi melalui gravitasi, terutama materi bergas, pada cakram akresi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa lubang hitam supermasif, yang dikenal sebagai quasar, sangatlah masif sehingga dapat memanaskan material yang berputar-putar di dalam cakram akresinya hingga ratusan ribu derajat, yang pada titik tersebut memancarkan radiasi elektromagnetik dalam jumlah besar. Medan magnet quasar yang sangat besar dapat membentuk energi ini menjadi jet kembar yang melesat keluar secara tegak lurus ke cakram akresi dan meluas jauh melampaui galaksi induknya.

Secara kebetulan, beberapa quasar ini mengarahkan salah satu jet kembarnya langsung ke Bumi, menciptakan titik terang radio yang berdenyut saat lubang hitam ini melahap materi. Lubang hitam inilah yang dikenal sebagai blazar.

ADVERTISEMENT

Dalam studi baru yang dipublikasikan pada 18 Desember 2024 di The Astrophysical Journal Letters, para peneliti menemukan blazar baru yang dijuluki J0410βˆ’0139. Mereka menggunakan data dari beberapa teleskop, termasuk Atacama Large Millimeter Array, teleskop Magellan, dan Very Large Telescope milik European Southern Observatory yang semuanya berlokasi di Chili, juga observatorium Chandra milik NASA di orbit bumi.

Gelombang radio dari blazar itu menempuh jarak lebih dari 12,9 miliar tahun cahaya untuk mencapai kita. Jarak tersebut merupakan rekor baru untuk jenis objek kosmik semacamnya.

Usia raksasa tersebut memungkinkan para peneliti untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana lubang hitam supermasif pertama terbentuk dan bagaimana inti galaksi ini berevolusi sejak saat itu.

"Penyelarasan jet J0410βˆ’0139 dengan garis pandang kita memungkinkan para astronom untuk mengintip langsung ke pusat kekuatan kosmik ini," kata seorang astronom di National Radio Astronomy Observatory di Virginia, Emmanuel Momjian dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Live Science.

"Blazar ini menawarkan laboratorium unik untuk mempelajari interaksi antara jet, lubang hitam, dan lingkungannya selama salah satu zaman paling transformatif di alam semesta," lanjutnya.

Kurang dari 3.000 blazar telah ditemukan hingga saat ini, dan sebagian besar telah berlokasi jauh lebih dekat dengan bumi daripada J0410βˆ’0139.

Pemegang rekor sebelumnya untuk blazar terjauh adalah PSO J0309+27, yang ditemukan pada tahun 2020 dan berjarak sekitar 12,8 miliar tahun cahaya dari bumi. PSO J0309+27 sekitar 100 juta tahun lebih muda daripada J0410βˆ’0139.

Dibandingkan dengan usia alam semesta, perbedaan usia ini tampak sangat kecil. Namun, dalam kurun waktu 100 juta tahun tersebut, lubang hitam supermasif dapat tumbuh beberapa kali lipat, sehingga hal ini merupakan perkembangan yang signifikan.

Penemuan satu blazar pada jarak ini mengisyaratkan banyak lubang hitam supermasif lain yang ada pada titik ini dalam sejarah kosmik yang tidak memiliki jet atau memancarkan radiasinya menjauh dari bumi. Hal ini disampaikan seorang astronom di Institut Astronomi Max Planck di Jerman sekaligus penulis utama studi Eduardo BaΓ±ados, dalam pernyataan lainnya.

"Bayangkan Anda membaca tentang seseorang yang memenangkan lotre senilai USD 100 juta," kata BaΓ±ados.

"Mengingat betapa langkanya kemenangan seperti itu, Anda dapat langsung menyimpulkan bahwa pasti ada lebih banyak orang yang berpartisipasi dalam lotre itu, tetapi tidak memenangkan jumlah yang sangat besar. Demikian pula, menemukan satu (quasar) dengan jet yang mengarah langsung ke kita menyiratkan bahwa pada saat itu, pasti ada banyak [quasar] dalam periode sejarah kosmik itu dengan jet yang tidak mengarah ke kita," lanjutnya.

Para peneliti sekarang akan memburu lebih banyak blazar dari masa tersebut dan yakin mereka akan menemukan beberapa.

"Jika ada satu, ada seratus lagi (yang menunggu untuk ditemukan)," kata rekan penulis studi Silvia Belladitta, seorang astronom di Institut Astronomi Max Planck, dalam pernyataan tersebut.




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads