Ini Alasan Manusia Takut Sama Hantu, Bisa Menjadi Fobia?

ADVERTISEMENT

Ini Alasan Manusia Takut Sama Hantu, Bisa Menjadi Fobia?

Zefanya Septiani - detikEdu
Jumat, 23 Jun 2023 19:00 WIB
Unrecognizable silhouette of person in blurred motion in front of window in a hostpital corridor.
Foto: iStockphoto/AnkiHoglund
Jakarta -

Banyak dari kita mengalami rasa ketakutan yang terlalu mendalam terhadap hantu hingga mengakibatkan paranoid. Ternyata, ketakutan akan hantu dapat menjadi fobia besar yang dapat mempengaruhi kehidupan, lo.

Seorang psikiater di The D'Or Institute for Research dan Education (IDOR) di Rio de Janeiro, Ricardo de Oliveira-Souza mengungkapkan bahwa ketakutan akan hantu lebih umum dari ketakutan terhadap hal lain.

"Ini mungkin sama umumnya dengan fobia umum yang kita temui setiap hari, seperti takut ketinggian atau serangga tertentu," jelas Oliveira-Souza dikutip dari Live Science.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Fobia Akan Hantu dan Kaitannya dengan Kondisi Psikologis

Oliveira-Souza, mengungkap rasa malu dan canggung mungkin menghalangi banyak orang untuk mengungkapkan ketakutan mereka pada profesional medis.

Ia kemudian menyatakan ketertarikannya akan fobia hantu. Mulanya karena pasiennya yang mengungkap bahwa pengobatan depresinya dapat menyembuhkan ketakutan akan hantu.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Oliver-Souza menyebutkan bahwa deskripsi yang dimiliki pasien tersebut cocok dengan kriteria fobia. Istilah fobia ini dalam psikologi digunakan untuk menggambarkan ketakutan luar biasa yang dipicu oleh situasi tertentu.

Konteks fobia yang dimiliki oleh pasien Oliver-Souza, disebabkan oleh berada sendirian, memikirkan film horor, atau ketakutan supernatural lainnya.

Setelahnya, Oliver-Souza mulai bertanya-tanya dan menemukan bahwa banyak teman, pasien, dan kerabatnya juga melaporkan ketakutan akan hantu.

Kasus Fobia Hantu yang Ditemukan

Kasus fobia pada hantu juga disoroti oleh Oliver-Souza yang terdapat dalam studiya dan diterbitkan pada November 2018. Studi tersebut mengungkap satu kasus yang cukup menarik akan fobia terhadap hantu.

Pada kasus tersebut, seorang pelayan hotel berusia 46 tahun, tinggal bersama orang tuanya sepanjang hidup merasa sangat terpukul setelah ayahnya meninggal dan ibunya memutuskan untuk pindah. Hal itu menyebabkan wanita ini sangat takut tinggal sendirian di apartemen keluarga.

Saat ibunya pergi untuk perjalanan akhir pekan sebelum pindah, wanita tersebut bersembunyi di sebuah klub malam terdekat dan mengembara di jalanan lingkungannya daripada tidur sendirian.

Pasalnya, kenangan yang mengganggu akan pemakaman ayahnya menghantui wanita tersebut ketika dia mencoba tidur.

Kasus lain mengungkap seorang pengacara berusia 54 tahun ragu untuk meninggalkan pernikahan yang buruk karena takut tinggal sendirian.

Ternyata, sebelum menikah ia tidur bersama kakaknya dan menikah tergesa-gesa setelah kakaknya pergi meninggalkan rumah. Hal itu disebabkan karena ia memiliki ketakutan supernatural.

Pengacara tersebut melaporkan bahkan saat ia sendirian di kantor, ia merasa seolah-olah ada yang mengawasinya, atau sesuatu akan muncul secara tiba-tiba di depannya. Perasaan merasa diawasi juga dikenal sebagai Anwesenheit, frasa Jerman yang memiliki arti keberadaan.

Sendirian di Malam Hari Bisa Memicu Ketakutan

Berada sendirian, terutama di malam hari ternyata memicu rasa takut bagi semua pasien Oliveira-Souza. Bahkan seorang mahasiswa berusia 19 tahun masih tidur dengan orang tuanya karena takut akan roh-roh yang menerobos jendela kamarnya.

Ketakutan juga dimiliki oleh seorang janda berusia 63 tahun yang sangat ketakutan akan seseorang atau sesuatu akan berada di ruang tamunya di malam hari. Hal itu menyebabkan ia terkadang buang air kecil di tempat tidur daripada bangun dan berjalan ke kamar mandi.

Selain itu, seorang gadis berusia 11 tahun melaporkan bahwa ia memiliki ketakutan akan munculnya tangan yang akan menyeretnya apabila ia menggantungkan kakinya di atas lantai atau ketakutan akan munculnya penampakan di depannya dalam kegelapan.

Terapi untuk Mengobati Ketakutan Supernatural

Ketakutan milik gadis berusia 11 tahun ini ternyata dapat dilewatinya setelah pubertas, seperti banyak lainnya.

Di sisi lain, sebagian orang dewasa merespons dengan baik terhadap pengobatan dengan antidepresan atau benzodiazepin, obat-obatan paling umum yang digunakan untuk mengobati fobia spesifik.

"Tidak peduli apa isi gejala fobia dalam setiap kasus, obat-obatan ini meredakan kecemasan yang menjadi inti dari rasa takut," jelas Oliveira-Souza.

Selain itu, beberapa pasien dengan ketakutan supernatural juga menjalani terapi perilaku kognitif secara bersamaan.

Terapi ini merupakan sebuah metode terapi percakapan yang bekerja dengan memisahkan rasa takut spesifik dari pengalaman fisik dan emosional kecemasan.

"Diperkirakan juga bahwa ketakutan terhadap hantu dapat terjadi dalam spektrum. Seseorang yang tidak memiliki fobia klaustrofobia yang parah masih bisa merasa sangat tidak nyaman di dalam lift yang rusak setelah pengobatan," ungkap Olivia-Souza.

Demikian pula, seseorang tanpa fobia supernatural, diperkirakan masih dapat berjuang untuk mengusir kenangan film horor atau novel Stephen King saat berada sendirian di malam yang gelap dan berangin.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads