Tapi belum lama ini, terdapat temuan baru yang mengungkapkan jenis ciuman pada tahun 2.500 SM. Temuan ini berupa teks milik Mesopotamia Kuno.
Dilansir dari laman Pop Science, bukti ciuman pada 1.500 SM terdapat pada sebuah teks Mesopotamia yang ditulis di India.
Meskipun tidak secara langsung menyebutnya dengan berciuman, mereka menulisnya secara tersirat. Namun bagaimanapun, teks ini membuktikan bahwa orang berciuman lebih jauh di masa lalu.
Namun, sebuah studi dalam jurnal Science mengungkapkan bahwa ciuman romantis terjadi 1.000 tahun lebih awal dari yang diperkirakan.
Bahkan catatan medis saat itu mengungkapkan adanya penularan virus yang menyebar melalui kontak bibir ke bibir.
Penjelasan Dua Jenis Ciuman pada Teks Mesopotamia Kuno
Dalam teks Mesopotamia Kuno 2.500 SM lalu, terdapat bukti tulisan yang mengungkapkan adanya dua jenis ciuman.
Ciuman pertama merupakan ciuman ramah-orang tua, yang mana orang-orang mencium kaki yang lebih tua sebagai tanda hormat.
Sedangkan, ciuman kedua merupakan ciuman bibir dengan mesra. Namun setiap budaya memiliki penjelasannya masing-masing mengenai ciuman ini.
Di Mesopotamia, ciuman romantis merupakan hal yang dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah.
Namun terkait ciuman romantis ini, para peneliti mencatat adanya penyakit yang tersebar dari mulut ke mulut berdasarkan analisis DNA dari sisa-sisa temuan purba.
Peneliti mendeteksi virus seperti herpes simplex 1, virus Epstein Barr, dan parvovirus manusia yang mana ketiga virus ini menular dari air liur.
Salah satu penyakitnya yaitu infeksi berupa bisul di dalam atau area mulut atau disebut dengan busanus yang artinya berbau busuk.
Menghindari Penularan Virus
William Jankowiak, seorang profesor antropologi di University of Nevada mengungkapkan bahwa ciuman kerap terjadi pada masyarakat mampu. Menurutnya, masyarakat kecil di masa lalu lebih jarang melakukannya.
Saat itu, orang Mesopotamia kemungkinan besar tidak mengira penyakit menular bisa disebarkan melalui ciuman, karena tidak tercantum di mana pun dalam teks medis.
Namun, mereka memiliki beberapa ide yang mendorong beberapa tindakan untuk menghindari penyebaran penyakit.
Misalnya, sebuah surat dari sekitar tahun 1.775 SM menggambarkan seorang wanita di harem istana dengan luka di sekujur tubuhnya.
Dengan asumsi itu menular, orang menghindari minum dari cangkir yang dia minum, tidur di tempat tidurnya, atau duduk di kursinya.
(faz/faz)