Para diplomat dari 175 negara berkumpul di Paris untuk membicarakan perjanjian plastik. Selama lima hari, ibu kota Perancis ini akan dihujani oleh miliaran partikel mikroplastik yang menurut perkiraan cuaca dikatakan sebagai polusi plastik pertama.
Melansir laman Science Alert, hujan mikroplastik diprediksi akan membawa sekitar 40 hingga 48 kilogram mikroplastik yang akan menyelimuti kota Paris. Jika perkiraan cuaca hujan lebat, kemungkinan mikroplastik akan meningkat hingga sepuluh kali lipat.
Kepala penelitian plastik di Yayasan Minderoo di Perth, Australia, Marcus Gover, mengungkapkan bahwa partikel plastik yang turun dan beracun ini bisa merusak kesehatan jika mendekati tubuh manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dampak Hujan Mikroplastik
Mikroplastik yang memiliki diameter kurang dari 5 milimeter telah menjelajahi samudera. Dampaknya terhadap lingkungan semakin mengkhawatirkan, bahkan puing-puing plastik ini diperkirakan membunuh lebih dari satu juta burung laut dan 100.000 mamalia setiap tahun.
Bahkan menurut the United Nations Environment Program, paus biru telah mengonsumsi hingga 10 juta keping mikroplastik setiap harinya.
Sedangkan, pada manusia, mikroplastik ini diprediksi ada dalam darah, ASI, dan plasenta. Tak hanya itu, peneliti menggunakan bahan kimia dalam mikroplastik dengan peningkatan risiko kanker, masalah reproduksi, dan mutasi DNA dalam uji cobanya pada hewan.
Christos Symeonides, seorang dokter anak dan peneliti di Murdoch Children's Research Hospital dan Minderoo Foundation mengungkapkan bahwa mikroplastik pada tubuh manusia mungkin berukuran antara 10 nanometer dan 1 mikrometer.
"Plastik ini mungkin melewati membran biologis tubuh ke dalam jaringan termasuk penghalang darah-otak," ungkap Symeonides.
Berasal dari Nilon dan Poliester
Diperkirakan di Paris akan mencakup partikel yang jauh lebih besar, kebanyakan serat sintetis dengan panjang minimal 50 mikron. Para peneliti mengumpulkan sampel dari berbagai lokasi sepanjang tahun dan menyaringnya di laboratorium.
Sebagian besar mikroplastik jatuh di Paris seluas 2.500 kilometer persegi merupakan nilon dan poliester yang kemungkinan berasal dari pakaian.
Peneliti memperkirakan bahwa selama setahun penuh terdapat 10 ton serat mikroplastik menyelimuti Paris dan bisa tertelan atau terhirup saat tersapu angin.
Akhirnya karena fenomena ini, 175 negara membuat perjanjian untuk mengurangi polusi plastik. Mereka mengeluarkan kebijakan larangan global terhadap barang-barang plastik sekali pakai, skema pembayaran pencemar, dan pajak atas produksi plastik baru.
Menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), produksi tahunan plastik berbahan bakar fosil hampir tiga kali lipat dan pada tahun 2060 menjadi 1,2 miliar ton dan limbah akan melebihi 1 miliar ton.
(faz/faz)