Udara di Bumi Kini Mengandung Mikroplastik, Berbahaya untuk Manusia?

ADVERTISEMENT

Udara di Bumi Kini Mengandung Mikroplastik, Berbahaya untuk Manusia?

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 16 Des 2022 17:00 WIB
Serpihan mikroplastik di Samudera Atlantik beratnya bisa 21 juta ton
Mikroplastik. (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Mikroplastik atau potongan plastik kecil yang dapat mencemari lingkungan kini ditemukan pada atmosfer. Beberapa wilayah bahkan mendeteksi ribuan partikel mikroplastik pada hari-hari tertentu.

Para ilmuwan telah meneliti mikroplastik di Selandia Baru dan beberapa negara di Eropa. Salah satu studi dari University of Auckland di Selandia Baru menunjukkan rata-rata hampir 5.000 partikel mikroplastik mengendap di setiap meter persegi atap rumah di kota Auckland, Selandia Baru. Bahkan, debu ini bisa menambah sebanyak 74 metrik ton plastik setiap tahun, setara dengan sekitar tiga juta botol plastik!

Jumlah yang mencengangkan itu jauh lebih banyak plastik daripada yang baru-baru ini dihitung di London, Hamburg, atau Paris. Sebuah studi pada tahun 2020 memperkirakan rata-rata hanya ada 771 partikel mikroplastik dalam setiap meter persegi yang jatuh di London.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metode Penemuan Mikroplastik

Temuan dari Selandia Baru didasarkan pada studi selama 9 minggu di dua lokasi di Auckland. Para peneliti meneliti di atap gedung universitas di kota dan satu di pagar di pinggiran kota. Mikroplastik di udara ditangkap menggunakan alat corong dan toples.

Di setiap lokasi, para peneliti menghitung sisa-sisa dari delapan jenis plastik yang terbawa di udara. Mikroplastik yang ditemukan antara lain: polietilen (PE), yang digunakan dalam tas belanjaan dan botol pencet, polikarbonat (PC), yang digunakan dalam alat pelindung dan peralatan medis, dan polietilena tereftalat (PET), yang digunakan dalam kemasan makanan dan minuman.

ADVERTISEMENT

Dibawa Terbang oleh Angin

Saat angin dari pantai bertiup sangat kencang, mikroplastik yang tertangkap di kota akan meningkat jumlahnya. Artinya, mikroplastik dibawa terbang oleh angin dari pantai ke kota-kota.

"Produksi mikroplastik di udara dari gelombang pecah bisa menjadi bagian penting dari pengangkutan mikroplastik global," kata ahli kimia Joel Rindelaub dari University of Auckland dalam Science Alert dikutip Jumat (16/12/2022).

"Dan itu bisa membantu menjelaskan bagaimana beberapa mikroplastik masuk ke atmosfer dan dibawa ke tempat-tempat terpencil, seperti di sini di Selandia Baru," lanjutnya.

Mikroplastik Ditemukan di Paru-paru

Penelitian awal pada paru-paru manusia menunjukkan mikroplastik bahkan beredar di sistem pernapasan kita. Meski demikian, efek kesehatan dari mikroplastik ini belum diketahui.

"Pekerjaan di masa depan perlu mengukur dengan tepat berapa banyak plastik yang kita hirup," pungkas Rindelaub.




(nir/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads