Ilmuwan Temukan Kotoran Burung Kondor Andes Berusia 2.200 Tahun

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Kotoran Burung Kondor Andes Berusia 2.200 Tahun

Martha Grattia - detikEdu
Selasa, 16 Mei 2023 07:00 WIB
Kotoran burung kondor Andes berusia 2.200 tahun
Foto: (L Sympson repro via Live Science)
Jakarta -

Ilmuwan menemukan gundukan kotoran burung kondor Andes berusia 2.200 tahun dalam sebuah gua di Patagonia utara, Argentina. Apa yang bisa dipelajari dari temuan ini?

Burung kondor Andes (Vultur gryphus) merupakan salah satu burung terbang terbesar yang ada di dunia, dan burung pemakan bangkai terbesar di dunia.

Dilansir dari laman Live Science, Rabu (10/5/2023), tumpukan kotoran burung kondor Andes ini ditemukan dalam keadaan awet karena berada di lokasi endapan dari dalam gua sehingga terhindar dari angin dan hujan. Tumpukan kotoran burung ini berbentuk lingkaran dengan diameter 10 kaki atau 3 meter dan setinggi 10 inch atau 25 sentimeter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah penelitian dalam jurnal Prosiding Royal Society B yang terbit 3 Mei 2023 lalu mengungkapkan bahwa usia kotoran ini telah menumpuk selama ribuan tahun.

"Dengan melihat lapisan yang berbeda, kita bisa kembali ke masa lalu. Kami melakukan penanggalan karbon untuk mengetahui umur sarangnya, yang lebih dari 2.200 tahun," ungkap Matthew Duda, selaku penulis utama penelitian dan mahasiswa pascasarjana biologi di Queen's University di Kingston, Ontario, Kanada.

ADVERTISEMENT

Mempelajari Pola Makan Burung Kondor Andes

Name: Andean condorName: Andean condor Foto: Getty Images/iStockphoto/Patrick_Gijsbers

Para peneliti mengungkapkan fakta menarik setelah mengidentifikasi kotoran yang terawetkan ini. Peneliti menemukan bagaimana pola makan burung kondor Andes seiring berjalannya waktu dan perubahan habitatnya.

"Burung ini akan terbang di sepanjang pantai dan memakan bangkai ikan paus dan hewan asli seperti llama dan alpaca. Namun persebaran ternak seperti sapi dan domba lebih banyak ditemukan di Amerika Selatan, inilah yang membuat pola makan mereka berubah," kata Duda.

Duda mengungkapkan bahwa mereka menemukan adanya timbal dalam kotoran burung kondor Andes. Timbal ini kemungkinan adalah yang digunakan untuk membunuh hama. Bangkai hama yang mengandung timbal ini lantas dimakan oleh burung kondor Andes yang lantas mengeluarkannya melalui kotorannya.

"Kami melihat konsentrasi timbal (di kotoran burung kondor Andes) ini meningkat signifikan sekarang daripada di masa lalu," jelas Duda.

Logam beracun ini menjadi perhatian karena menurut daftar merah spesies terancam yang dipantau oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), jumlah burung kondor Andes terus berkurang dan hanya ada sekitar 6.700 spesies dewasa yang masih hidup di alam liar.

Perubahan Habitat

Para peneliti juga memperhatikan bahwa selama rentang waktu 1.000 tahun, kira-kira antara 650 dan 1.650 tahun yang lalu, burung condor sedikit banyak meninggalkan gua di mana tumpukan kotoran itu ditemukan, mengakibatkan akumulasi guano alias kotorannya turun drastis dari sekitar 3 kaki kubik (0,08 m3) per tahun menjadi 0,11 kaki kubik (0,003 m kubik) per tahun.

"Kami mengukur peningkatan belerang dan natrium, yang keduanya terkait dengan aktivitas gunung berapi," kata Duda.

Abu vulkanik yang menyelimuti vegetasi di sekitarnya, membuat hewan herbivora terpaksa pergi mencari sumber makanan baru. Pemakan bangkai seperti kondor Andes ini mengikuti pula ke mana sumber makanan mereka pergi.

"Jelas bahwa tempat perkembangbiakan yang berkualitas sangat penting untuk kelangsungan hidup spesies ini. Untuk mendukung upaya konservasi yang efektif, tempat bersarang dan bertengger burung ini membutuhkan perlindungan yang luas," tulis penulis penelitian dalam makalah mereka.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads