Pertama di Asia dan kedua di dunia, burung nasar kepala merah atau hering raja Asia berhasil dikembangkbiakkan di Thailand. Pengembangbiakan ini dilakukan Kebun Binatang Nakhon Ratchasima di timur laut Thailand
Burung nasar kepala merah merupakan salah satu spesies burung yang populasinya menurun karena perburuan dan perubahan habitat. Akhirnya ahli konservasi Thailand, Watchiradol Phangpanya dan koleganya berupaya mengembangbiakkan burung ini, demikian dilansir dari Mashable South East Asia.
Baca juga: Apakah Burung Bisa Terbang Saat Hujan Turun? |
Untuk mengembangkan populasi burung ini, para peneliti berpura-pura menjadi induknya dengan mengenakan perlengkapan seperti pakaian hitam lengan panjang hingga sarung tangan dan penutup kepala berwarna merah.Watchiradol dan koleganya meminimalisir paparan penampakan manusia dalam pengembangbiakan burung nasar ini dengan tujuan nantinya akan lebih mudah dilepasliarkan. Menyamar menjadi induknya adalah hal terbaik untuk mengembangkan naluri alami dari burung pemakan bangkai itu. Tak hanya itu, para peneliti juga mensimulasikan pola makan dan perkembangan fisik dan perilakunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penting ... untuk menyamarkan diri kita sebagai burung, sehingga mengarahkan mereka untuk melihat kita paling dekat dengan penampilan orang tua mereka," kata Watchiradol.
Dia memberi bayi burung nasar itu makan daging kelinci, rusa, ayam, dan tikus untuk mensimulasikan pola makannya di alam liar. Setelah makan, imbuh Watchiradol, anakan burung nasar melakukan pemanasan di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D yang dibutuhkan untuk perkembangan fisik dan perilakunya, demikian dilansir dari Reuters.
Di Thailand, burung ini diketahui sudah punah di alam liar sejak 1992. Kepunahan burung nasar kepala merah ini dipicu diklofenak, obat yang digunakan dokter hewan. Saat itu burung nasar kepala merah yang memakan bangkai hewan mengandung diklofenak mati karena gagal ginjal.
Burung ini memiliki peran penting dalam ekosistem karena sebagai pemakan bangkai hewan lain, secara alami. International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasinya sebagai hewan terancam punah.
Untuk menunjang penelitian, direktur kebun binatang Thanachon Kensingh mengatakan bahwa upaya peningkatan ekosistem di Suaka Margasatwa Huai Kha Khaeng terus dilakukan. Tempat ini akan menjadi rumah bagi burung hering raja Asia.
Akhirnya, keberhasilan di Kebun Binatang Nakhon Ratchasima menjadi langkah besar dalam konservasi spesies. Tak hanya itu, hal ini juga memberikan harapan bagi para konservasionis untuk melestarikan spesies di generasi mendatang.
(nwk/nwk)