Ilmuwan Temukan Kucing Bergigi Pedang Berusia 35 Ribu Tahun

Kabar Internasional

Ilmuwan Temukan Kucing Bergigi Pedang Berusia 35 Ribu Tahun

Devita Savitri - detikJabar
Minggu, 24 Nov 2024 05:30 WIB
Mumi kucing bergigi pedang (Homotherium latidens) yang membeku 35 ribu tahun di dalam lapisan es dekat Sungai Badyarikha di timur laut Yakutia, Rusia.
Mumi Homotherium latidens yang membeku 35 ribu tahun. Foto: Dok. A. V. Lopatin/Scientific Reports
Bandung -

Ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia telah menemukan seekor kucing bergigi pedang. Hewan purba ini ditemukan terkubur di dalam lapisan es dekat Sungai Badyarikha di timur laut Yakutia, Rusia.

Mengutip dari detikEdu, karena terkubur pada suhu di bawah nol derajat, membuat hewan yang memiliki nama latin Homotherium latidens itu memiliki kondisi yang masih utuh. Dari bulu, kepala, badan, dan anggota tubuh lain terawetkan dengan baik meski berusia lebih dari 35.000 tahun dikutip dari IFL Science.

Dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports, para peneliti menyebutkan ini adalah sejarah baru dalam dunia paleontologi. Karena kucing ini adalah mamalia yang tidak memiliki analogi dalam fauna modern masa kini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan Anak Singa

Setelah diteliti, hewan itu pada dasarnya adalah seekor anak kucing yang mati tiga minggu setelah kelahirannya. Karena mati di usia muda, gigi taring panjang yang menjadi ciri khas genus tersebut belum tumbuh.

Menjadi spesimen pertama yang ditemukan, mumi kucing ini menjadi sumber penelitian yang sangat berharga. Para ilmuwan juga membandingkan hewan ini dengan anak singamodern yang berusia sama.

ADVERTISEMENT

Hasilnya ditemukan bila kucing bertaring tajam memiliki bentuk moncong dan anatomi yang tidak biasa. Yakni memiliki bukaan mulut yang besar, telinga kecil, tungkai depan memanjang, daerah leher tebal, dan warna bulu gelap.

Para peneliti mencatat bahwa anatomi ini adalah adaptasi klasik untuk hidup di iklim dingin. Dahulu genus ini diperkirakan tersebar luas selama Zaman Es.

Mereka hidup di wilayah Eurasia, Afrika, dan Amerika. Lantaran persebarannya luas, setiap spesies memiliki proses adaptasi yang berbeda-beda mengikuti tempat tinggalnya.

Spesimen yang ditemukan di Rusia termasuk dalam spesies H latindes. Ia hidup di Eurasia hingga sekitar 10.000 tahun yang lalu ketika zaman es berakhir.

Ia berbeda dengan spesies sejenisnya yang hidup di Amerika Utara (H serum) serta Afrika (H problemsum dan H africanum). Sebagian besar sisa Homotherium ditemukan di Amerika Utara.

Sehingga penemuan terbaru di Rusia membuka peluang besar dalam penemuan spesies lain cabang genus Eurasia.

"Penemuan mumi H latidens di Yakutia secara radikal memperluas pemahaman tentang distribusi genus dan mengonfirmasi keberadaannya pada Pleistosen Akhir Asia," tulis para penulis studi.

Tidak hanya kucing bergigi pedang, para ilmuwan juga menemukan spesies hewan lain di bawah lapisan tanah beku Siberia. Seperti badak berbulu, mamut, serigala, singa gua, dan burung.

Walaupun sebagian besar hewan, mereka berharap ke depannya mungkin ditemukan spesies manusia yang punah dan terawetkan dengan sempurna di lapisan es. Seperti dengan mumi kucing bergigi pedang berusia 35 ribu tahun ini.

Artikel ini telah tayang di detikEdu.

(det/sud)


Hide Ads