Ketakutan membuat kesalahan atau fear of making mistakes (FOMM) menjadi hal yang mudah ditemukan di sekitar kita. Ada banyak orang yang takut berbuat salah dan berakibat menutupi kesalahan itu serapat mungkin. Apa alasannya?
Kimberly Key, PhD, ABD, penulis dan mantan presiden divisi American Counseling Association, menjelaskan ketakutan berbuat salah adalah dorongan yang muncul karena standar perfeksionis yang tidak dapat dicapai, entah menurut standar pribadi atau lingkungan sosial yang ada.
Contoh ketakutan berbuat salah ini bisa terjadi di bidang pekerjaan, hubungan romantis, hingga dalam kehidupan sosial masyarakat. FOMM juga dianggap bisa mendorong perilaku lain yang mengakibatkan kerugian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mengapa Perempuan Suka Bergosip? |
Budaya Mengagungkan Kebenaran dan Kesempurnaan
Melansir laman Psychology Today, perfeksionisme sering mendorong FOMM. Budaya untuk terlihat sempurna dan benar kerap kali menjadi stigma.
Padahal, kesempurnaan dan kebenaran pada faktanya tidak dapat dicapai dan tidak realistis.
Pemikiran semacam itu juga menghilangkan kegembiraan terutama saat mengalami momen berharga. Selain itu, juga dapat menjaga jarak emosional dengan orang lain karena menganggap seseorang menjadi sangat kritis.
Menurut pakar, perfeksionisme ini akan melahirkan intoleransi dan ketidakbahagiaan. Maka dari itu yang perlu dilakukan adalah menerima bahwa manusia bisa salah dan bahwa kesalahan bisa membuka pintu menuju kasih sayang, kedamaian, rasa syukur, dan kebahagiaan.
Cara Mengatasi Ketakutan Berbuat Salah
Seseorang perlu memahami bahwa kesalahan tidak bisa dihindari dalam hidup dan belajar menghargai kesalahan adalah bagian dari pencerahan dan pertumbuhan.
Alice Boyes, PhD, seorang penulis dan mantan psikolog klinis, mengatakan untuk jangan pernah malu ketika berbuat kesalahan. Tetaplah berani meski berbuah kesalahan.
Beberapa hal bisa dilakukan agar tidak terlalu takut berbuat salah, menurut Boyes, dikutip dari Harvard Business Review.
1. Fokus pada Proses
Proses ini melibatkan keyakinan dan konsistensi terhadap apa yang dikerjakan. Kebanyakan orang akan mudah terganggu karena proses orang lain yang berhasil atau meningkat cepat.
Namun, kita harus tetap kembali ke pijakan dengan menerima proses yang dihadapi saat ini. Apa yang kita sedang hadapi dan bagaimana cara terbaik melakukannya.
Jika tidak kunjung berhasil dan banyak kesalahan terjadi. Tetap terima dan belajar lagi untuk langkah ke depan.
2. Perluas Pemikiran
Saat kita takut membuat kesalahan, pemikiran kita bisa menyempit di sekitar kondisi tertentu. Hal yang harus dilakukan adalah memikirkan hal lain di kehidupan dan sekitar kita.
Misal, ada beberapa bagian yang pernah kita lakukan dan itu berhasil. Pelajari hal ini untuk menjadi bagian proses menerima kesalahan.
Kemudian, perluas pandangan bahwa ada banyak kesulitan lain yang dihadapi orang lain. Puncaknya, kita akan merasa persoalan kita lebih kecil dan kita akan lebih sanggup mengatasi kesalahannya.
3. Kenali Waktu Luang yang Berharga
Biasanya, ketakutan berbuat salah akan menekan kita. Hal ini membuat kita sulit untuk mengalihkan perhatian.
Kita bisa mengistirahatkan pikiran seperti tidur atau beraktivitas yang bisa mengalihkan pikiran dan membuat kita fokus. Seperti permainan kreatif atau olahraga. Hal ini bisa menjadi waktu berharga untuk kemudian kita menilai sebuah kesalahan yang sudah dilewati.
4. Jangan Terlalu Melihat Penilaian Orang Lain
Seperti yang telah disebutkan, ketika orang merasa takut, mereka akan melakukan pemantauan terhadap sekitar. Tak jarang, mereka justru mempertimbangkan penilaian orang lain.
Hal ini membuat pikiran bisa menjadi sangat kewalahan sehingga mulai merasa keruh atau tertutup. Cobalah untuk menghindari penilaian orang, jangan panik dan fokus untuk melihat pengalaman yang sudah dilalui dengan baik.
(faz/nwk)