Psikolog Ungkap 6 Kalimat Toxic Seseorang yang Narsistik, Kamu Pernah Dengar?

ADVERTISEMENT

Psikolog Ungkap 6 Kalimat Toxic Seseorang yang Narsistik, Kamu Pernah Dengar?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 05 Mei 2023 19:00 WIB
ilustrasi pria bercermin
Foto: thinkstock/ilustrasi narsistik
Jakarta -

Narsistik adalah kondisi di mana seseorang memiliki kepedulian berlebihan kepada dirinya sendiri, punya kepercayaan diri berlebihan, merasa paling spesial, hingga egois. Narsistik juga termasuk gangguan kepribadian yang dikenal dengan narcissistic personality disorder (NPD).

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang yang narsistik kerap mengucapkan beberapa kalimat yang sebenarnya toxic atau bermasalah.

Seorang psikolog dan profesor psikologi di California State University, Los Angeles, Dr Ramani Durvasula telah mengungkapkan 6 kalimat toxic 'sangat narsis' yang digunakan orang. Ia juga membagikan cara untuk menghadapi orang dengan ujaran yang toxic.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dunia ini penuh dengan kepribadian yang sulit, tetapi yang tidak mungkin dihindari adalah orang yang narsistik. Mereka biasanya adalah orang-orang yang (merasa) paling tidak aman di ruangan itu, tetapi telah (mencoba) membentuk cara untuk tampil sangat percaya diri," ujarnya dikutip dari laman CNBC Internasional.

Menurut Dr Ramani, dalam banyak kasus, orang yang sangat narsis adalah ahli gaslighting atau manipulatif.

ADVERTISEMENT

"Tujuan utama mereka dalam suatu hubungan adalah untuk mengimbangi ketidakamanan mereka dengan mengendalikan dan memanipulasi orang lain," imbuhnya.


6 Kalimat Toxic Seseorang yang Narsistik:


1. "Saya tidak ingin membuat ini tentang saya, tapi..."

Dr Ramani menjelaskan, pernyataan seperti ini menunjukkan bahwa orang narsistik tahu bahwa mereka tidak boleh mendominasi percakapan, namun mereka tetap melakukannya.

Kalimat dengan sudut pandang tentang diri mereka sendiri seperti penafian semu yang memberi mereka izin untuk hanya fokus pada diri mereka.

Cara mengatasinya:

Jika sedang mengobrol dengan seorang narsistik, bersiaplah untuk jam bercerita mereka. Jika menarik, dengarkan. Tetapi jika kamu mengharapkan percakapan dua arah, maka perlu cari di tempat lain dan bukan dengan orang yang narsistik.


2. "Saya minta maaf jika kamu merasa seperti itu."

Orang narsistik sulit mengakui kesalahan dan kalimat di atas adalah upaya klasik mereka untuk meminta maaf. Tapi itu sebenarnya lebih merupakan defleksi, yang menggambarkan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas perilakunya.

Cara menanganinya:

Tanpa penyesalan yang tulus, apa pun pelanggarannya, kemungkinan besar mereka akan melakukannya lagi. Dr Rahmani memberi saran untuk melepaskan diri dari situasi tersebut. Untuk menghindari terluka di masa depan, seringkali yang terbaik adalah melihat orang apa adanya.


3. "Mengapa kamu melakukan ini padaku?"

Profesor California State University ini mengatakan bahwa orang narsistik memiliki kemampuan luar biasa untuk beralih dari pelaku menjadi korban.

Cara mengatasinya:

Jangan terkecoh jika orang narsistik tiba-tiba mengaku menjadi korban. Sadarkan diri agar kita tidak ikut mengikuti argumennya dan malah menyalahkan diri.

Carilah dukungan dari terapis atau teman yang berempati. Misalnya untuk mengingatkan diri sendiri bahwa kita bukanlah pelakunya.


4. "Saya orang yang sibuk. Saya tidak punya waktu untuk ini."

Menurut Dr Rahmani, ciri khas seorang narsistik adalah membicarakan hak, kurangnya empati, dan ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan timbal balik.

Mereka kerap tidak dapat memahami kebutuhan orang lain dan kadang meremehkannya.

Cara mengatasinya:

Kenali batasan-batasan mereka. Mereka kemungkinan besar tidak akan meluangkan waktu untuk kita kecuali mereka membutuhkan sesuatu. Jadi lakukan apa yang kita bisa untuk mendapatkan dukungan yang terlepas dari orang narsistik.


5. "Saya harap kamu tahu dengan siapa kamu bermain-main."

Kalimat serupa untuk menggambarkan ini adalah: "Jika kamu pernah berbuat salah padaku, aku akan membuat hidupmu seperti neraka."

Taktik ancaman yang menggantung dan kemungkinan balas dendam ini adalah bagaimana mereka menciptakan ilusi kekuatan dan rasa takut pada kita. Kebanyakan orang tidak ingin menghadapi ancaman yang dirasakan semacam ini, jadi mereka beranggapan kita bisa menurut.

Cara menanganinya:

Ini bisa meresahkan, terutama jika kita berurusan dengan seseorang yang memang memiliki rekam jejak membuat orang lain sengsara.

Dokumentasi adalah kuncinya. Simpan semua email dan pesan. Jika ada masalah keamanan yang nyata, bekerjalah dengan pihak berwajib untuk bersiaga.


6. "Ini tidak adil."

Orang yang narsistik percaya harus ada seperangkat aturan untuk mereka dan tapi ada aturan berbeda untuk orang lain. Sebab, saat mereka harus patuh atau konsekuensi diberlakukan, itu adalah pengingat bahwa mereka tidak istimewa.

Cara menanganinya:

Dalam situasi semacam ini, mungkin kita akan tergoda untuk menenangkan mereka, karena rasa bersalah atau untuk menghindari konflik.

Tetapi melakukan hal itu akan menjadi hal yang mustahil. Jangan mencoba menjadi orang yang ingin membuat hidup "adil" bagi mereka dengan melakukan pengorbanan pribadi yang tidak masuk akal.

Nah, itulah beberapa kalimat toxic yang menurut psikolog banyak diutarakan oleh orang dengan kepribadian narsistik.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads