Benarkah Afirmasi Positif Memang Ampuh? Begini Kata Riset

ADVERTISEMENT

Benarkah Afirmasi Positif Memang Ampuh? Begini Kata Riset

Martha Grattia - detikEdu
Jumat, 28 Apr 2023 06:30 WIB
Business achievement concept with happy businesswoman relaxing in office or hotel room, resting and raising fists with ambition looking forward to city building urban scene through glass window
Foto: Getty Images/iStockphoto/Chinnapong
Jakarta -

Tren afirmasi positif saat ini populer di kalangan anak muda pengguna media sosial, utamanya berkaitan dengan #LuckyGirlSyndrome. Afirmasi positif adalah pengulangan "mantra" atau kalimat positif secara teratur, contohnya "Saya percaya semua hal-hal baik akan terjadi pada saya."

Namun, apakah afirmasi positif memang benar-benar ampuh atau malah omong kosong belaka?

Afirmasi Positif dalam Sudut Pandang Riset

Dikutip dari laman Science Focus, berdasarkan sudut pandang riset, melakukan afirmasi positif kepada diri sendiri dan memvisualisasikan tujuan tanpa benar-benar melakukan sesuatu, kemungkinan akan menjadi bumerang, lho.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, ada teknik yang disebut sebagai mental contrasting yang menunjukkan bahwa kita lebih mungkin mencapai tujuan jika mempertimbangkan kemungkinan terburuk lebih awal.

Sementara, ada penelitian lain yang menunjukkan manfaat dari afirmasi positif, yaitu sikap optimis. Orang yang optimis akan cenderung lebih bahagia, hidup lebih lama, dan lebih sehat. Pasalnya, ekspektasi positif menurunkan kecemasan dan stres.

ADVERTISEMENT

Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa afirmasi positif tidak dapat mendukung tren #LuckyGirlSyndrome yang populer di media sosial belakangan ini. Mengatakan bahwa kita beruntung tidak serta merta membuat kita beruntung, tetapi menyiratkan bahwa ada manfaatnya untuk berharap dan termotivasi, khususnya jika ditindaklanjuti dengan kerja keras.

Memang ada juga penelitian serius tentang efek menguntungkan dari afirmasi diri yang positif. Namun, hal ini berisikan tentang pembaruan komitmen terhadap nilai-nilai yang kita hargai misalnya menjadi mandiri atau menjadi rendah hati, dan sebagainya.

Studi menunjukkan bahwa menegaskan nilai-nilai kita melalui afirmasi positif dapat membantu melindungi dari stigma dan stereotip yang tidak adil.

Menumbuhkan pola pikir yang optimis dan mengingatkan diri sendiri tentang nilai-nilai pribadi kita, dapat memberikan beberapa manfaat. Sayangnya, sekadar mengatakan kepada diri sendiri berulang kali bahwa kita beruntung tidak akan membuat kita berhasil memperoleh apa pun.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads