Studi: Air Liur Nyamuk Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh

ADVERTISEMENT

Studi: Air Liur Nyamuk Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh

Martha Grattia - detikEdu
Rabu, 26 Apr 2023 18:30 WIB
demam berdarah-Aedes aegypti
Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti yang membawa penyakit DBD Foto: shutterstock
Jakarta -

Tahukah kamu, nyamuk adalah hewan paling mematikan di dunia, lho! Serangga ini pun merupakan ancaman serius untuk kesehatan manusia.

Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa nyamuk bertanggung jawab atas lebih dari satu juta kematian per tahun karena penyakit yang berasal dari nyamuk.

Dikutip dari laman Science Alert, penelitian terbaru ilmuwan University of Virginia School of Medicine, Amerika Serikat mengungkap bukan hanya gigitan nyamuk yang dikhawatirkan, tapi juga air liurnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata air liur nyamuk yang membawa virus dengue sarat dengan zat tertentu. Menurut riset, zat tersebut dapat menekan respon sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.

Seperti diketahui penyakit demam berdarah dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti tersebar di kawasan topis dan subtropis seperti Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Selatan.

ADVERTISEMENT

Peneliti yang terlibat dalam riset yang telah dipublikasikan dalam jurnal imiah PLOS Pathogens ini, Mariano A. Garcia-Blanco, MD, PhD mengungkapkan virus-virus tersebut sangat cerdas.

"Mereka menumbangkan 'biologi nyamuk' untuk merusak respons kekebalan manusia sehingga infeksi dapat bertahan," ujar Mariano yang juga Ketua Department of Microbiology, Immunology and Cancer Biology University of Virginia.

Para ilmuwan mengidentifikasi jenis spesifik RNA virus, atau pembawa pesan kimia, yang disebut subgenomic flaviviral RNA (sfRNA) dalam air liur nyamuk yang terinfeksi melalui tiga metode analisis terpisah.

SfRNA ini yang pada dasarnya memblokir mekanisme pertahanan tubuh manusia terhadap infeksi. Sebelumnya sfRNA ini telah ditemukan pada virus yang dibawa oleh serangga, termasuk Zika dan demam kuning.

"Sungguh luar biasa bahwa virus dapat membajak molekul-molekul ini sehingga pengiriman bersama mereka di tempat gigitan nyamuk memberikan keuntungan dalam membangun infeksi," kata ahli biokimia Tania Strilets dari University of Virginia.

Temuan baru tim Mariano Garcia-Blanco membuka "pintu" untuk menemukan cara baru untuk membantu mengurangi penularan dan mengendalikan penyebaran penyakit Dengue.

Hanya saja untuk saat ini, cara terbaik untuk menghindari sakit demam berdarah yang parah tetap dengan menghindari gigitan nyamuk.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads