Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi momen yang ditunggu umat muslim. Merayakan kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh, masyarakat memiliki beragam cara untuk memperingati hari besar itu.
Contohnya Kota Gorontalo di Sulawesi Utara yang memiliki tradisi 'menyalakan' jalanan dengan penerangan menjelang Idul Fitri. Tradisi ini disebut tumbilotohe.
Dalam bahasa setempat, tumbilo berarti memasang sedangkan tohe adalah lampu. Maka, tradisi itu bisa dimaknai sebagai malam menyalakan lampu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Sulawesi Utara, tradisi semacam itu disebut monuntul. Berasal dari kata tuntul yang berarti penerangan.
Tumbilotohe diadakan selama 3 hari pada malam hari dan akan berakhir pada malam Idul Fitri.
Sejarah Tradisi Tumbilotohe di Gorontalo
Dahulu kala, masyarakat memasang lampu minyak tanah di sepanjang pinggir jalan. Mereka kompak memberikan penerangan bagi petugas setempat yang sedang mengumpulkan zakat fitrah berupa beras dari rumah-rumah di daerah tersebut.
Kini, tradisi tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk tujuan tersebut, tetapi juga untuk menyambut hari lebaran dan mengapresiasi umat yang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
Tradisi Tumbilotohe di Masa Kini
Menurut situs Wonderful Indonesia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Gorontalo akan bekerja sama dengan masyarakat setempat mengadakan Festival Tumbilotohe tahunan.
Dalam kesempatan tersebut, kabupaten-kabupaten di kota tersebut mengikuti kompetisi di mana mereka dituntut untuk menciptakan lampu-lampu yang paling menarik dan kreatif.
Untuk merayakan tumbilotohe, masyarakat sudah memasang tiang kayu di pinggir jalan sejak menjelang bulan Ramadhan. Tiang ini digunakan untuk peletakan dan penataan lampu. Selain pinggir jalan, lampu juga ditempatkan di sepanjang sawah, tepi sungai atau tepi Danau Limboto.
Mereka akan menyalakan lampu-lampu ini secara bersamaan setelah maghrib atau saat maghrib dan berkeliling untuk menikmati pemandangan.
Selama itu, anak-anak akan mengunjungi rumah tetangga, keluarga, dan kerabat lainnya sambil menyanyikan lagu khas yang disebut tumbilotohe.
Kegembiraan anak-anak ini kemudian disambut oleh keluarga yang dikunjungi, Mereka akan memberikan sedekah kepada anak-anak dalam bentuk uang kertas baru.
Itulah tradisi 'menyalakan' jalan atau tumbilotohe di Gorontalo. Apa tradisi lebaran di daerahmu, detikers?
(nir/faz)