Nah, detikers yuk simak informasi perihal komunikasi gajah melalui bau yang mengutip dari laman The University of Queensland.
Penelitian Terhadap Gajah
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dari University of Queensland dan menghasilkan bahwa gajah Afrika akan menggunakan ketajaman indra penciuman yang mereka miliki untuk melakukan komunikasi dengan sesamanya.
Studi ini dipimpin oleh Profesor Louw Hoffman dari UQ's Queensland Alliance of Agriculture and Food Innovation yang dilakukan pada gajah di taman margasatwa, Malawi sebuah negara di Afrika bagian timur.
Melalui penelitian tersebut diketahui bau yang digunakan oleh gajah untuk berkomunikasi membantu mereka untuk membedakan karakteristiknya seperti usia, kesehatan, status reproduksi dan hubungan keluarga antar gajah.
Profesor Hoffman mengungkapkan penelitian tersebut mengidentifikasi pengelompokan keluarga para gajah dengan menguji DNA, kelenjar, urine, dan kotoran yang dimiliki oleh 113 gajah Afrika.
Pengujian tersebut mendapati terdapat sejumlah bahan kimia yang umum pada anggota kelompok. Kendati demikian tetap terdapat beberapa bahan kimia yang unik yang terdapat pada setiap individu.
Penelitian tersebut juga menemukan fakta gajah tidak pernah kawin dengan saudara kandungnya meskipun mereka telah terpisah selama bertahun-tahun. Hal tersebut disebabkan karena gajah dapat mengenali bau kotorannya atau ekskresi lainnya.
Perilaku Gajah
Profesor Hoffman kemudian juga menyebutkan komunikasi gajah menggunakan bau dibuktikan dengan perilaku sosial yang ia miliki. Bau tersebut digunakan untuk memantau binatang kulit tebal lainnya baik di dalam maupun di luar kawanan.
Ia kemudian mengamati mereka akan meringis dan mengibaskan telinganya untuk menyapa satu sama lain. Hal tersebut dipercaya merupakan sebagai bentuk pengiriman feromon ke gajah lain sebagai tanda pengenalan.
Gajah juga akan mengibaskan telinganya ketika menyerang satu sama lain. Perilaku tersebut bukan untuk membuat ia terlihat besar tetapi ia akan meniupkan feromon sebagai peringatan agar tidak mengganggu mereka.
Namun, Profesor Hoffman menambahkan gajah mampu untuk mengidentifikasi bau dengan cepat serta mampu untuk menyimpan bau tersebut ke dalam ingatan mereka.
Diketahui beberapa hewan yang diteliti dibesarkan dalam penangkaran. Pada gajah tersebut kemudian diajarkan salah satu trik yaitu mengambil topi turis dan menciumnya.
Uniknya, pada saat turis tersebut kembali setelah beberapa jam, gajah mampu untuk dengan segera mengidentifikasi siapa pemilik dari topi itu.
Kemudian Profesor Hoffman juga mengungkapkan kelebihan dari indera penciuman gajah yaitu mereka dapat dilatih untuk merasakan banyak hal seperti mengenali darah ataupun bahan peledak.
Melalui studi ini diketahui gajah merupakan hewan yang kompleks serta ia tidak hanya menggunakan suara untuk berkomunikasi. Oleh sebab itu, diketahui gajah memiliki indra yang lebih halus jika dibandingkan dengan manusia.
(pal/pal)