Sebuah tim peneliti lingkungan telah menemukan bahwa manusia jauh lebih banyak daripada gabungan biomassa semua alam liar mamalia.
Tim penelitian yang dipimpin oleh Ron Milo dari Weizmann Institute of Science di Rehovot, Israel, berusaha mengidentifikasi metrik yang dapat digunakan untuk melacak upaya konservasi dalam skala global.
Dalam laporannya, mereka menjelaskan bahwa memperkirakan jumlah individu organisme secara teknis cukup menantang, bahkan untuk satu spesies saja. Mengapa begitu? Sebab, ini dapat memicu masalah seperti pendeteksian, variabilitas tahunan dan musiman, hingga kurangnya standardisasi dalam metode pengukuran, terutama untuk spesies bertubuh kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Penghitungan Biomassa Mamalia Diperlukan?
Untuk membandingkan spesies dengan ukuran tubuh yang sangat berbeda dapat dilakukan dengan mengukur biomassa semua mamalia. Oleh karena itu, biomassa dapat melengkapi kekayaan spesies dan metrik keanekaragaman lainnya.
Selain itu, biomassa juga dapat berfungsi sebagai indikator kelimpahan mamalia liar dan jejak ekologi pada skala global. Hal ini sebagai tolok ukur untuk mengikuti dinamika temporal status satwa liar secara global dan sebagai sumber data intuitif untuk upaya konservasi.
Para peneliti ini pertama-tama mengumpulkan perkiraan populasi untuk spesies tertentu. Mereka mampu menemukan kira-kira 392 mamalia darat yang hanya sekitar 6 persen dari semua spesies mamalia darat liar. Kemudian, untuk memperkirakan spesies lain, tim beralih ke machine learning.
Baca juga: Seberapa Besar Hewan Bisa Tumbuh? |
Hewan dengan Biomassa Terberat
Tim peneliti akhirnya mendapatkan perkiraan bahwa biomassa seluruh spesies mamalia liar di dunia adalah sekitar 22 juta ton. Namun, sekitar 40 persen di antaranya terkonsentrasi hanya di 10 spesies.
Berdasarkan spesies individu, hewan dengan biomassa paling banyak adalah rusa ekor putih. Jumlahnya 2,7 juta ton dan terdistribusi ke sekitar 45 juta ekor.
Rusa ekor putih diikuti oleh babi hutan di posisi kedua. Hewan ini memiliki biomassa keseluruhan 1,9 juta ton dan diikuti oleh gajah sabana Afrika dengan berat 1,3 ton.
Biomassa Hewan Ternak Lebih Berat dari Manusia
Sementara itu, bagaimana dengan manusia? Manusia memiliki sekitar 390 juta ton biomassa. Sementara, hewan ternak bahkan melebihi kita dengan biomassa 420 juta ton.
Tim menyoroti mengenai komposisi biomassa mamalia yang menurut mereka mencerminkan tekanan yang disebabkan oleh manusia terhadap populasi mamalia liar. Peningkatan populasi manusia dan permintaan global terhadap produk berbasis hewani, serta perluasan terkait pabrik peternakan menyebabkan jumlah mamalia ternak sekarang melebihi mamalia darat liar dengan rasio 30 banding satu.
Para peneliti menunjukkan bahwa rasio antara biomassa spesies mamalia liar dan ternak memberikan perspektif lebih lanjut tentang dalam dampak manusia di bumi. Pada penelitian kali ini, para peneliti berharap akan ada lebih banyak upaya dilakukan untuk membuat perkiraan populasi global untuk spesies lain, yang akan membuat perkiraan biomassa lebih akurat.
(nah/nah)