Studi: Relasi dengan Hewan Peliharaan Setara Emosional dengan Manusia

ADVERTISEMENT

Studi: Relasi dengan Hewan Peliharaan Setara Emosional dengan Manusia

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 09 Apr 2023 07:00 WIB
Seekor kucing terjebak di apartemen yang rusak terkena rudal Rusia. Begini momen penyelamatannya.
Foto: REUTERS/Yevhenii Zavhorodnii
Jakarta -

Penelitian ilmiah mendukung bahwa hubungan kita dengan hewan dapat setara secara emosional dengan hubungan kita dengan manusia lain.

Pada relasi antarmanusia, modalnya adalah merasakan orang lain sebagai sumber kenyamanan yang dapat diandalkan, mencari mereka saat tertekan, merasakan kebahagiaan atas kehadiran mereka dan merindukan mereka saat berpisah. Para peneliti juga telah mengidentifikasi hal-hal ini sebagai modal dari hubungan kita dengan hewan peliharaan.

Namun, sebagian orang lebih cenderung mengembangkan ikatan intim dengan hewan peliharaan mereka. Menurut Sam Carr dari University of Bath seperti dikutip dari Science Alert, fenomena ini bisa terjadi pada orang tua yang terisolasi, orang yang kehilangan kepercayaan pada manusia, dan orang yang mengandalkan bantuan hewan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti pun telah menemukan bahwa hubungan dengan hewan peliharaan sepadan dengan duka atas kehilangan mereka. Kerumitan perpisahan dengan anak bulu bahkan akan dialami orang yang dihadapkan pada pilihan eutanasia untuk hewan peliharaan mereka.

Rasa bersalah atau keraguan atas keputusan untuk melakukannya dapat memperumit kesedihan. Meski begitu, eutanasia juga memberi orang kesempatan untuk bersiap menghadapi kematian hewan kesayangan. Ada kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal dan merencanakan saat-saat terakhir untuk mengungkapkan cinta dan rasa hormat, seperti makanan favorit, malam bersama, atau perpisahan terakhir.

ADVERTISEMENT

Beberapa hasil penelitian mengungkap perbedaan soal dampak eutanasia hewan peliharaan.

Sebuah penelitian Israel menemukan bahwa setelah kematian hewan peliharaan yang disuntik mati, 83 persen orang merasa yakin bahwa mereka membuat keputusan yang tepat. Mereka percaya bahwa mereka telah memberikan kematian yang lebih terhormat kepada sahabat hewan mereka melalui meminimalkan penderitaan.

Namun, sebuah penelitian di Kanada menemukan 16 persen peserta dalam penelitian mereka yang hewan peliharaannya di-eutanasia merasa seperti pembunuh. Kemudian, sebuah penelitian di Amerika pun telah menunjukkan betapa bernuansa menyesal atas keputusan itu karena 41 persen peserta dalam sebuah penelitian merasa bersalah dan 4 persen mengalami perasaan ingin bunuh diri setelah mereka menyetujui hewan mereka di-eutanasia.

Keyakinan budaya, sifat, dan intensitas hubungan mereka, gaya keterikatan, dan kepribadian memengaruhi pengalaman orang tentang eutanasia hewan peliharaan.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads