Bagi detikers yang memiliki hewan peliharaan mungkin sudah tak asing dengan berbagai jenis makanan hewan yang cocok untuk anak bulu (anabul) masing-masing.
Siapa sangka makanan hewan terdiri dari bahan alami berbagai merek dengan berbagai rentang harga pula. Untuk itu, para pemilik anabul pasti akan memperhatikan nutrisi yang terbaik untuk hewan-hewan mereka.
Tak jarang memang pemilik hewan memberikan potongan makanan seperti apa yang manusia makan. Namun bagaimana bila dibalik?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah makanan hewan yang juga alami, tetap aman untuk manusia? dan benarkah bisa sampai mematikan jika dikonsumsi? Begini penjelasan selengkapnya.
Makanan Hewan Bisa Berbahaya bagi Manusia
Dikutip dari laman Live Science, Dana Hunnes, asisten profesor di Fielding School of Public Health di University of California, Los Angeles (UCLA) menjelaskan makanan hewan bisa berbahaya bagi manusia jika terkontaminasi.
Hal ini bisa menjadi perhatian untuk para pemilik hewan peliharaan. Nyatanya, makanan hewan yang tidak disimpan dengan baik rawan terkontaminasi.
Akibatnya makanan hewan itu bisa menimbulkan patogen bawaan makanan seperti Salmonella dan E.coli. Keduanya tentu saja bisa sangat berbahaya jika termakan oleh hewan apalagi manusia.
Tapi bagaimana dengan yang tidak terkontaminasi? Mengenai hal tersebut Dana menjelaskan makanan hewan itu aman bila dalam jangka waktu yang pendek.
Bisa Dijadikan Makanan Darurat, tapi...
Sebagian besar makanan hewan terdiri dari sisa makanan seperti tepung tulang, daging dan jeroan yang diambil dari rumah pemotongan hewan dan produk sampingan seperti kedelai dan biji-bijian yang diolah pabrik.
Meski bila dilihat tidak menggugah selera, makanan hewan pada dasarnya memiliki sumber yang sama dengan manusia. Jadi tidak beracun dan aman untuk dicoba manusia.
Bahkan beberapa di antaranya bisa dijadikan sebagai makanan darurat. Dalam keadaan darurat, makanan hewan menawarkan sumber kalori dan protein.
Namun harus diingat bahwa sejatinya makanan hewan dibuat dengan disesuaikan untuk kebutuhan unik hewan peliharaan bukan untuk manusia.
Misalnya makanan anjing memiliki kandungan vitamin K yang baik untuknya tetapi bisa menjadi racun bagi manusia bila dikonsumsi dalam jumlah tinggi.
Satu fakta unik tentang anjing dan kucing adalah mereka mampu membuat vitamin C sendiri. Namun manusia tidak, sehingga vitamin C harus didapatkan dari makanan dan ini tak terkandung di makanan hewan.
Menimbulkan Risiko Kekurangan Gizi
Untuk itu, bila makanan hewan dikonsumsi dalam jangka waktu panjang pada manusia bisa menimbulkan risiko kekurangan gizi.
Selain itu, manusia tak bisa memakan makanan hewan yang mentah dan haruslah dihindari. Beberapa diantara makanan hewan bahkan diberikan label "tidak cocok untuk dikonsumsi manusia".
Jadi, pastikan untuk tidak mencobanya karena mungkin dapat membuat tubuh manusia sakit. Bisa karena kekurangan nutrisi atau karena kontaminasi yang ada di dalam makanan tersebut.
Pastikan untuk menyimpan makanan hewan peliharaan dengan baik dan melihat berbagai kandungannya ketika hendak membeli.
Diketahui, bertahun-tahun FDA telah melakukan penarikan banyak makanan hewan peliharaan terlebih yang memiliki potensi terkontaminasi Salmonella.
Hal itu terjadi pada tahun 2022 lalu ketika aktivitas hewan pengerat dan makanan anjing dengan kadar aflatoksin meningkat. Ketika dites, hasilnya ditemukan sebuah racun dari jamur tertentu yang ditemukan pada tanamanan pertanian di tahun 2021.
Oleh karena itu, Dr. Beth Ann Ditkoff, anggota fakultas biologi di Sarah Lawrence College di New York menjelaskan penyimpanan yang buruk dapat menimbulkan risiko kontaminasi yang lebih besar. Bila manusia tak sengaja memakannya bisa terjadi hal yang tak ingin dibayangkan.
Dengan demikian, bila disimpulkan makanan hewan memang tidak beracun untuk manusia tapi tidak ideal. Meski begitu, makanan hewan hanya bisa dijadikan makanan darurat tapi bukan solusi bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang.
(faz/faz)