Seiring bertambahnya usia manusia, tubuh kita sering dihiasi dengan garis-garis halus, uban, dan bintik-bintik hiperpigmentasi pada kulit sebagai bintik-bintik penuaan. Mirip dengan manusia, apa ada cara menentukan umur lumba-lumba dari ciri fisik?
Ternyata lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik juga mengalami bintik-bintik penuaan. Menurut para ilmuwan, munculnya bintik-bintik pada lumba-lumba dapat menunjukkan usia lumba-lumba.
Usia adalah metrik penting untuk memahami populasi lumba-lumba. Ada banyak cara untuk menghitung usia lumba-lumba, seperti menghitung lapisan bahan gigi di giginya atau menganalisis DNA dari sampel kulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ewa Krzyszczyk, seorang peneliti lumba-lumba di Universitas Bangor di Wales mengatakan bahwa teknik baru ini adalah alat yang sangat berguna. Dengan memperkirakan usia lumba-lumba, kata Krzyszczyk, para ilmuwan dapat menjawab pertanyaan penting, seperti kapan lumba-lumba menunjukkan tanda-tanda kemunduran karena usia tua.
"Ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang apa yang terjadi pada populasi yang kemudian dapat membantu konservasi," katanya dalam Pop Science.
Penelitian Bintik Lumba-lumba
Penemuan bahwa titik lumba-lumba mencerminkan penuaan berasal dari penelitian yang dipimpin oleh Genfu Yagi, seorang peneliti mamalia laut di Mie University di Jepang.
Sebelumnya, Yagi telah menganalisis rekaman bawah air yang diambil dari lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik di lepas pantai Pulau Mikura, Jepang. Karena banyak lumba-lumba yang dikenal sejak lahir, Yagi dapat melacak bagaimana bintik-bintik mereka muncul saat mereka tumbuh.
Bintik-bintik itu pertama kali muncul di sekitar celah kelamin pada usia 6,5 tahun, kata Yagi. Seiring waktu, bintik ini meluas ke arah kepala dan ke belakang. Pada saat lumba-lumba berusia sekitar delapan tahun, bintik-bintik mulai muncul di dadanya.
Kemudian sekitar usia 17, bintik-bintik itu mencapai rahangnya. Lumba-lumba hidung botol liar biasanya hidup antara 30 dan 50 tahun.
Cara Menghitung Umur Lumba-lumba Berdasarkan Bintik
Untuk menggunakan bintik-bintik ini untuk memperkirakan usia, Yagi menciptakan sistem baru yang menghitung kepadatan bintik-bintik di berbagai bagian tubuh. Skor kepadatan bintik ini kemudian dikorelasikan dengan usia. Yagi mengatakan metode penghitungan bintiknya bekerja untuk lumba-lumba berusia antara tujuh dan 25 tahun dan memiliki margin kesalahan 2,58 tahun, lebih akurat daripada memperkirakan usia dari sampel DNA.
"Kelebihan penelitian ini adalah tidak memerlukan teknik khusus, fasilitas, biaya tinggi, atau survei invasif apa pun," kata Yagi.
"Siapa pun bisa memperkirakan usia lumba-lumba," lanjutnya.
Saat ini, rumus Yagi hanya dapat digunakan untuk populasi lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik Pulau Mikura karena kemunculan bintik dapat berbeda di antara lokasi geografis. Meski demikian, menurutnya teknik pemodelan yang sama dapat bekerja untuk populasi lumba-lumba lainnya.
(nir/nwk)