Studi Harvard & University of Vermont Ungkap Orang Depresi Nuansa Fotonya Lebih Gelap

ADVERTISEMENT

Studi Harvard & University of Vermont Ungkap Orang Depresi Nuansa Fotonya Lebih Gelap

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 27 Mar 2023 11:00 WIB
A woman who is terribly tired and depressed.
Depressed, exhausted.
Sadness, resignation, weakness, loneliness, anxiety.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Kayoko Hayashi
Jakarta -

Kesedihan bisa tampak melalui bahasa tubuh dan perilaku, seperti menghela napas panjang atau bahu yang merosot. Selain itu, sebuah penelitian menemukan bahwa depresi terlihat salah satunya dari foto media sosial.

Ilmuwan menemukan, pada saat merasa sedih, nuansa foto terlihat lebih biru, abu-abu, dan gelap dengan hanya sedikit wajah yang terlihat.

Kesimpulan tersebut didapat melalui sebuah penelitian Harvard University dan University of Vermont yang menggunakan machine learning. Metode tersebut mendeteksi tanda awal depresi melalui foto Instagram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti mengklaim tingkat keberhasilan metode tersebut 70 persen lebih akurat, dibandingkan diagnosis langsung dokter praktik umum yang tingkat akurasinya 42 persen.

Ketua riset dari University of Vermont, Chris Danforth, mengatakan hasil riset tersebut mengarah pada metode baru untuk skrining awal depresi dan penyakit mental lain yang muncul. "Algoritma ini terkadang dapat mendeteksi depresi sebelum diagnosis klinis dibuat," kata dia dikutip dari situs resmi kampus.

ADVERTISEMENT

Individu Sehat Cenderung Pilih Filter Cerah dan Hangat

Para responden yang terlibat dalam penelitian tersebut berasal dari Amazon Mechanical Turk. Mereka membagikan unggahan Instagram serta riwayat kesehatan mental masing-masing.

Responden terdiri atas 166 orang dan terkumpul 43.950 foto. Sekitar setengah dari peserta rupanya mengalami depresi klinis dalam tiga tahun terakhir.

Para peneliti dari Harvard University dan University of Vermont menganalisis foto-foto tersebut dengan rujukan riset psikologi. Mereka mengamati preferensi kecerahan, warna, dan bayangan dalam foto.

"Analisis piksel dari foto-foto dalam kumpulan data kami mengungkapkan bahwa individu yang depresi dalam sampel kami cenderung memposting foto yang rata-rata lebih biru, lebih gelap, dan lebih abu-abu daripada yang diposting oleh individu yang sehat," kata Danforth dan ketua penelitian dari Harvard University, Andrew Reece dalam unggahan blog mereka.

Keduanya dan tim pun menemukan, individu sehat cenderung memilih filter Instagram yang memberi kesan cerah dan hangat. Di antara orang-orang depresi, didapatkan bahwa filter Instagram yang paling populer adalah hitam putih.

Di samping soal warna, wajah dalam foto juga memberi sinyal soal depresi. Para peneliti ini mendapati, orang yang depresi lebih cenderung memposting foto dengan wajah orang. Walau begitu, foto-foto tersebut rata-rata memiliki lebih sedikit wajah daripada feed Instagram orang sehat.

Danforth dan Reece menuliskan, penampakan wajah yang lebih sedikit adalah salah satu indikator bahwa mereka yang depresi itu bersosialisasi dalam kelompok yang lebih kecil.

Hal itu senada dengan penelitian lain yang mengaitkan antara depresi dengan interaksi sosial uang berkurang, tapi bisa jadi orang-orang depresi melakukan banyak selfie.

Hasil riset ini disebut Danforth bisa menjadi dukungan agar orang pergi ke dokter kejiwaan lebih cepat. "Bayangkan Anda bisa pergi ke dokter dan menekan tombol agar algoritma membaca riwayat media sosial Anda sebagai bagian dari diagnosis.

Para ilmuwan juga mempertimbangkan bahwa lebih dari separuh diagnosis dokter umum meleset. Menurut Danforth, jenis aplikasi ini mungkin sangat menjanjikan untuk membantu orang-orang di awal penyakit mental, menghindari diagnosis palsu, dan menawarkan skrining baru dengan biaya lebih rendah untuk layanan kesehatan mental, terutama bagi mereka yang mungkin tidak memiliki akses ke ahli terlatih, seperti psikiater.

Dia juga menegaskan bahwa metode tersebut bukan bagian dari tes diagnostik, meski bisa menjadi konsep baru untuk membantu orang dengan penyakit mental.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads