Berapa Banyak 'Bintang Jatuh' yang Tabrak Bumi Setiap Tahunnya?

ADVERTISEMENT

Berapa Banyak 'Bintang Jatuh' yang Tabrak Bumi Setiap Tahunnya?

Devita Savitri - detikEdu
Minggu, 26 Mar 2023 16:00 WIB
VALLEY OF FIRE STATE PARK, NEVADA - MAY 30: A meteor streaks above sandstone formations as the Earth passes through the debris trails of a broken comet called 73P/Schwassmann-Wachmann, or SW3, producing a never-before-seen meteor shower called the tau Herculids on May 30, 2022 in the Valley of Fire State Park, Nevada. SW3, which orbits the sun every 5.4 years, crumbled in 1995, resulting in large fragments spewing material that the Earth is passing through for the first time. (Photo by Ethan Miller/Getty Images)
Foto: Getty Images/Ethan Miller/ilustrasi bintang jatuh
Jakarta -

Pernahkah detikers melihat bintang jatuh yang melintas di langit malam dengan kecepatan tinggi? Dalam beberapa film bahkan mereka yang melihat hal tersebut sembari mengungkapkan harapan dan pada suatu hari jadi kenyataan.

Namun ternyata itu bukan benar-benar bintang, melainkan batuan luar angkasa yang dikenal sebagai meteorit. Berbeda dengan asteroid atau komet yang mampu mengakhiri masa dinosaurus, meteorit berukuran sangat kecil.

Dengan demikian, kebanyakan dari meteorit yang menabrak bumi tak selamat ketika melalui atmosfer Bumi. Bila terjadi pada malam hari, hal tersebut akan terlihat seperti bintang jatuh.

Namun, ternyata kebanyakan meteorit malah jatuh pada siang hari loh. Begini penjelasannya!

Mengenal Meteorit Si Bintang Jatuh

Dikutip dari Live Science, American Meteor Society (AMS) menjelaskan meteor adalah asteroid kecil dan anggota terkecil dari sistem tata surya. Ukurannya beragam, yang terbesar memiliki lebar 1 meter.

Sedangkan yang terkecil berukuran mikrometer hingga seukuran butiran debu. Pada dasarnya, meteorit adalah pecahan asteroid ataupun komet.

Namun, beberapa meteorit diketahui tercipta dari puing-puing yang terlempar dari planet atau Bulan. Diketahui ada 300 jenis meteorit yang berasal dari planet Mars.

Saat meteorit menembus atmosfer Bumi, mereka akan terbakar dengan gesekan udara. Akibatnya timbul garis-garis cahaya ketika melintasi langit.

Nah, batuan yang berjatuhan dan menyala ini disebut dengan meteor. Ribuan meteor ternyata melintasi langit Bumi setiap harinya loh!

Sebagian besar dari meteorit ini jatuh ke lautan dan daerah yang tak berpenghuni. Tak sedikit lainnya, jatuh tak terlihat karena tertutup oleh siang hari.

Jumlah Meteorit yang Tabrak Bumi

Gonzalo Tancredi, seorang astronom di University of the Republic di Montevideo, Uruguay menjelaskan cara memperkirakan berapa banyak meteorit yang tabrak Bumi setiap tahunnya. Untuk melakukannya, ia menganalisis data dari Meteoritical Society dari tahun 2007-2018.

Diketahui ada 95 laporan meteorit yang jatuh ke Bumi dengan rata-rata sekitar 7,9 laporan per tahunnya. Sayangnya, beberapa meteorit yang jatuh ke laut dan tenggelam ke dasar tanpa terdeteksi tak bisa dihitung.

Untuk itu, ia memperkirakan meteorit yang hanya jatuh ke daratan tepatnya daerah perkotaan yang ditinggali 55% orang dan didalamnya ada 0,44% lahan yang tak dihuni.

Langkah selanjutnya, Gonzalo membandingkan jumlah meteorit yang jatuh ke Bumi dengan jumlah meteorit yang dilaporkan di daerah perkotaan dengan persentase sebelumnya.

Hasilnya ditemukan sekitar 6.100 meteorit jatuh per tahun di seluruh Bumi dan sekitar 1.800-nya ada di daratan. Tak sampai disitu, Gonzalo menjelaskan berbagai waktu batuan luar angka besar yang akan tabrak Bumi, yaitu:

1. Batuan berukuran 10 meter memasuki atmosfer Bumi setiap 6-10 tahun sekali.

2. Batuan yang lebih besar dan menghasilkan ledakan seperti peristiwa Tunguska 1908 di Rusia akan terjadi setiap 500 tahun sekali.

3. Tabrakan kosmik yang berasal dari batu dengan lebar 1 km bisa terjadi 300 ribu - 500 ribu tahun sekali.

4. Tabrakan yang disebabkan batuan lebih besar dari lebar 1 km seperti yang melenyapkan zaman dinosaurus mungkin terjadi dalam periode 100 juta - 200 juta tahun lagi.

Jadi, itulah pembahasan tentang seberapa banyak meteorit tabrak Bumi yang ternyata berjumlah lebih dari 6000 buah. Namun tabrakan ini tentu saja tak memberikan dampak yang membahayakan umat manusia. Karena meteorit adalah batuan yang sangat kecil bahkan terkecil dalam sistem tata surya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads