Pernahkah detikers secara tak sengaja tersayat kertas ketika sedang membaca buku ataupun koran? Bagaimana dengan rasanya?
Respons pertama yang terjadi bila kamu tersayat kertas adalah kaget dan terkesiap hingga akhirnya nyeri mulai terasa. Karena memang tak bisa dihindari, luka yang sangat kecil dari benda tipis itu sangat menyakitkan.
Memang mengapa sayatan kertas bisa begitu menyakitkan ya? Jawabannya ternyata berkaitan dengan anatomi jari manusia dan tekstur kertas itu sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Seberapa Jauh Pesawat Kertas Bisa Terbang? |
Alasan Tersayat Pinggiran Kertas Menyakitkan
Dikutip dari laman Live Science, tangan dan jari manusia ternyata sangat sensitif terhadap rasa sakit dan tepian kertas. Meski terlihat halus, tepian kertas pada dasarnya bergerigi.
Tangan dan jari manusia memiliki sel saraf yang sensitif bernama nosiseptor. Saraf tersebut akan merespons sinyal yang dikeluarkan oleh sel yang rusak.
Hal itu terjadi pada sayatan kertas yang memicu saraf nosiseptor mekanik. Nosiseptor mekanik merasakan kerusakan sel yang disebabkan oleh tekanan, luka, dan tusukan.
Tak hanya itu nosiseptor juga peka terhadap iritasi kimiawi, seperti pemutih yang juga ada di dalam kertas. Dengan demikian ketika tergores, akan ada sensasi gatal di sekitar luka sayatan kertas.
Proses Nosiseptor Merespon Luka Sayatan Kertas
Proses nosiseptor merespon luka sayatan kertas bermulai ketika saraf itu melepaskan sinyal listrik yang mengalir melalui kumpulan serabut saraf dan masuk ke sumsum tulang belakang.
Bila informasi sudah diterima, sel saraf di sumsum tulang belakang akan menyampaikan sinyal tersebut ke otak. Setibanya di otak, sinyal akan diterima oleh daerah korteks serebral.
Daerah ini bertanggung jawab atas sensasi sentuhan, suhu, dan rasa sakit yang dikenal sebagai korteks somatosensori. Korteks somatosensorik berbentuk melengkung di atas permukaan otak seperti ikat kepala yang mewakili bagian tubuh berbeda.
Tangan dan jari manusia ternyata penuh dengan sel yang sangat peka terhadap sentuhan dan rasa sakit. Sehingga, korteks somatosensorik sebagian besar didedikasikan tubuh untuk keduanya.
Selain tangan dan jari, mulut dan lidah juga diatur di korteks somatosensorik. Dengan demikian, ketika lidah tersayat saat menjilat amplop juga bisa dijelaskan dengan proses yang serupa.
Alasan Lain: Tekstur Kertas
Disebutkan sebelumnya, meski terlihat halus tepian kertas memiliki tekstur yang bergerigi. Seperti yang diketahui, kertas terbuat dari serat kayu yang dikeringkan dan dikompresi.
Dengan demikian wajar bila kertas memiliki tepian yang kasar. Tekstur kertas seperti ini dapat menyebabkan kerusakan sel di jari lebih luas daripada yang lurus dan halus.
Kertas yang memiliki tepian kasar dan bergerigi dapat mengiris dua lapisan atas kulit, yaitu epidermis dan dermis. Oleh karena itulah, hanya dengan sayatan kecil akan menyebabkan sedikit pendarahan.
Sayangnya, luka di daerah jari tidak mudah tertutup oleh pembekuan darah. Akibatnya, serabut saraf yang teriritasi tetap terasa nyeri meski dalam waktu yang lama ketika disentuh.
Cara Merawat Luka Sayatan Kertas
Menurut The Ohio State University Wexner Medical Center cara merawat luka sayatan kertas yang bisa dilakukan pertama kali adalah membersihkan lukanya dengan air atau sabun.
Selanjutnya, detikers bisa mengoleskan salep antibiotik untuk mencegah infeksi. Bila diperlukan, tutupi luka dengan perban agar tak kena udara atau unsur lain yang mungkin bisa memperparah luka.
Sebagian besar luka sayatan kertas bisa sembuh dalam waktu dua hingga tiga hari. Namun, jika luka tidak membaik dalam waktu tersebut, sebaiknya menemui dokter untuk mengetahui tanda-tanda adanya infeksi atau tidak.
(nwk/nwk)