Mengapa Badai Helene Terjadi Begitu Dahsyat?

ADVERTISEMENT

Mengapa Badai Helene Terjadi Begitu Dahsyat?

Muhammad Alfathir - detikEdu
Rabu, 09 Okt 2024 10:00 WIB
A drone view shows a damaged area following the passing of Hurricane Helene, in Lake Lure, North Carolina, U.S., October 1, 2024. REUTERS/Marco Bello
Foto: REUTERS/Marco Bello
Jakarta -

Badai Helene merupakan badai tropis yang terbentuk di Samudra Atlantik. Badai ini sering kali membawa angin kencang dan gelombang tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan di wilayah yang dilaluinya.

Secara umum, badai ini terbentuk dari kombinasi faktor iklim, geologi, dan geografis. Badai Helene terjadi pada Kamis (26/9/2024) lalu di Florida, Amerika Serikat.

Badai ini menyebabkan banjir hingga ketinggian sekitar 2-4,5 meter. Sekitar 277 orang tewas akibat badai tersebut. Lantas, sebenarnya apa yang menyebabkan Badai Helene terjadi begitu dahsyat? Simak penjelasan ahli berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Runtuhnya Pulau Penghalang

Seorang ahli kelautan pesisir dari University of North Carolina, Rick Luettich, menjelaskan angin yang dihasilkan oleh Badai Helene sangat kuat, mencapai lebih dari 480 kilometer per jam. Angin ini turut mendorong air laut sehingga menyebabkan banjir yang merendam banyak wilayah pesisir.

ADVERTISEMENT

Menurut perkiraan Luettich, "Hampir semua pulau penghalang, mulai dari Pulau Estero di selatan Fort Myers hingga ke sekitar Teluk Tampa, diperkirakan akan tenggelam," ujar Luettich kepada Science News.


Pulau penghalang atau barrier islands sendiri merupakan pulau-pulau kecil di sekitar pantai yang berfungsi melindungi daratan dari gelombang besar laut. Pulau ini biasanya terbuat dari bukit pasir dan merupakan pertahanan utama terhadap banjir.


Saat Badai Helene datang dan menghancurkan beberapa pulau penghalang, maka badai-badai selanjutnya dapat dengan mudah membanjiri wilayah sekitar pesisir. Karena tidak ada lagi yang dapat menangkal gelombang besar.

Risiko dan Bahaya Badai Helene

Akibat hancurnya pulau penghalang, hujan yang turun akan memperparah banjir di wilayah pesisir. Seorang ahli ekologi perairan di University of North Carolina, Hans Paerl, menggambarkan situasi ini seperti pompa bensin yang banjir, dan semua kontaminannya tumpah keluar sebagaimana dikutip oleh Science News.


Hujan yang turun ini disebut sebagai bagian dari "peristiwa pendahulu" yang biasanya terjadi sebelum datangnya Badai Helene. Bahkan, curah hujan tidak jarang semakin meningkat saat Badai Helene mendorong udara ke atas tebing akibat tekanan yang lebih rendah.


Selain itu, Badai Helene juga berisiko menyebabkan ledakan yang berbahaya bagi manusia dan hewan di sekitar pesisir dan lautan. Hal ini karena gelombang yang dihasilkan oleh Badai Helene tak jarang membawa berbagai nutrisi dari pupuk lahan pertanian akibat terbawa oleh badai.


Seorang ahli geologi dari Davidson College, Brad Johnson mengatakan bahwa saat Badai Helene datang, maka setiap alat pengukur curah hujan menunjukkan adanya peningkatan curah hujan.


"Orang-orang berjalan di tengah hujan dengan kabel listrik putus, dan pasti ada banjir di dasar lembah," kata Johnson kepada Science News.




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads