Apa warna langit malam sebenarnya? Jika melihat ke langit malam hari, meskipun pakai teleskop, warnanya seperti abu-abu gelap. Namun, kenapa foto galaksi Bima Sakti (Milky Way) menampakkan langit malam warna-warni dengan taburan bintang?
"Ini bukan masalah teleskop, tetapi karena kemampuan mata manusia untuk melihat warna-warna tersebut," kata Alex Thompson dari National Space Center UK, dikutip dari laman resminya, Sabtu (18/3/2023).
Warna Galaksi Bima Sakti di Langit Malam
Galaksi Bima Sakti adalah galaksi spiral super besar yang di dalamnya terdapat tata surya, termasuk Bumi yang mengelilingi Matahari. Di langit malam Bumi, galaksi Bima Sakti tertangkap kamera seperti putaran susu bubuk sehingga disebut Milky Way.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warna Milky Way biasanya cerah. Pusat galaksinya berwarna oranye terang sebagai tempat tinggal bintang yang lebih tua, sementara bagian lainnya lebih biru dengan bintang-bintang lebih muda dan panas.
Teleskop Luar Angkasa Spitzer dari National Aeronautics & Space Administration (NASA) AS bisa menangkap peristiwa pembibitan bintang yang bersinar di dalam globula gelap.
Foto pembibitan bintang menunjukkan ratusan cahaya biru terang, yang masing-masing merupakan protobintang baru, bintang embrionik, dan bintang muda yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Perbedaan Mata dan Teleskop Melihat Langit Malam
Namun, jika detikers melihat ke langit malam dengan mata telanjang atau teleskop sendiri, langit tidak sewarna-warni itu karena keterbatasan mata manusia.
Thompson menjelaskan, mata manusia terdiri dari dua jenis sel sensor, yaitu sel-sel kerucut dan batang. Sel-sel batang lebih sensitif dalam kondisi gelap, tetapi tidak memberi otak informasi tentang warna.
Sementara itu, sel kerucut mengerti warna, tetapi hanya bekerja dalam kondisi lebih terang.
Nah, teleskop di luar angkasa bisa menangkap cahaya dalam jumlah besar sekaligus, bisa fokus pada satu area ruang dalam jangka waktu lama, dan berada di luar distorsi yang disebabkan atmosfer Bumi.
"Sayangnya mata kita tidak dapat melakukan hal-hal ini, dan bahkan sebagian besar teleskop darat akan kesulitan melihat warna yang jauh," tuturnya.
Filter Teleskop dan Tambahan Warna di Foto Langit Malam
Thompson menjelaskan, teleskop luar angkasa sendiri juga akan menggunakan filter berbeda untuk melihat gas tertentu dan apa pun yang berada di luar spektrum cahaya tampak.
Para astronom dan ilmuwan lalu bisa menggabungkan gambar yang sama dengan filter yang berbeda untuk membuat gambar yang menakjubkan. Hasilnya seperti yang terlihat dari Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Ia menambahkan, kadang-kadang warna buatan juga ditambahkan ke foto langit malam. Alasannya macam-macam, antara lain karena seringkali cahaya tersapu warna lain dalam gambar. Alasan lainnya yaitu panjang gelombang berada di luar bagian spektrum elektromagnetik yang bisa manusia lihat.
Di samping itu, sambungnya, peneliti juga kadang menambahkan warna pada elemen tertentu di hasil tangkapan teleskop. Fungsinya untuk memfokuskan perhatian pada sesuatu yang ingin mereka pelajari atau tampilkan ke orang umum.
Ia mengatakan, gambar resmi yang dirilis oleh badan antariksa biasanya akan memberi tahu Anda bagaimana gambar tersebut diambil dan jika ada yang telah disempurnakan. Namun, media kadang tidak tidak menyertakan informasi ini saat menerbitkan gambar.
"Apakah gambar yang kita lihat di media merupakan representasi nyata dari objek luar angkasa, atau apakah gambar tersebut telah 'di-photoshop' secara efektif? Sayangnya tidak ada jawaban sederhana untuk pertanyaan ini," tuturnya.
Baca juga: Apakah Alam Semesta Memiliki Ujung? |
"Jadi, meskipun kita tidak mungkin melihat nebula atau galaksi dengan warna teknik yang megah dari taman kita yang aman, melihat gambar cetakan statis tidak akan pernah semenyenangkan melihat objek luar angkasa ini melalui teleskop sendiri, saat kamu menemukan keajaiban alam semesta untuk diri sendiri," pungkasnya.
(twu/nwk)