Pakar IPB Ingatkan El Nino di Indonesia Bakal Tiba Tengah Tahun, Apa Bahayanya?

ADVERTISEMENT

Pakar IPB Ingatkan El Nino di Indonesia Bakal Tiba Tengah Tahun, Apa Bahayanya?

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 10 Mar 2023 19:00 WIB
Kekeringan melanda Argentina. Sejumlah hewan ternak seperti sapi mati akibat kekuarangan air.
Foto: AP/Gustavo Garello
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi iklim secara umum di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan pada April 2023 akan memasuki curah hujan di bawah normal. Perkiraan ini menunjukkan El Nino sudah di depan mata.

Prof Rizaldi Boer selaku Kepala Center for Climate Risk and Opportunity Management di Asia Tenggara dan Pasifik (CCROM-SEAP) IPB University menjelaskan, prakiraan hujan secara eksperimental bulan Januari hingga Maret dari BMKG dan CCROM IPB University relatif konsisten.

Menurutnya, prakiraan ENSO (El NiΓ±o and the Southern Oscillation) tahun 2023 menunjukkan kemungkinan terjadinya El Nino dengan peluang di atas 50 persen setelah bulan Juni. Baik model secara statistik dan dinamik menunjukkan Indonesia akan mengalami El Nino relatif tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di samping itu terdapat keeratan hubungan antara lautan pasifik terkait ENSO di Indonesia dengan kenaikan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang juga berpengaruh terhadap curah hujan di Indonesia," jelasnya dalam situs IPB dikutip Jumat (10/3/2023).

Pada tahun 2019, Indonesia juga sempat dilanda El Nino di mana cuaca terasa sangat panas dari biasanya. Nah, apa itu El Nino?

ADVERTISEMENT

Pengertian El Nino

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan di Indonesia.

El Nino berbeda dengan La Nina. Jika El Nino adalah kondisi kering, maka La Nina adalah kondisi basah. https://www.detik.com/tag/el-nino

Dalam situs BMKG, La Nina terjadi saat SML di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.

4 Level El Nino

Dikutip dari situselnino.noaa.gov, ada 4 level El Nino yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat anomali SML atau Sea Surface Temperature (SST). Di antaranya adalah:

Lemah (Weak) dengan anomali 0,5-0,9 SST

Sedang (Moderate) dengan anomali 1-1,4 SST

Kuat (Strong) dengan anomali 1,5-1,9 SST

Sangat Kuat (Very Strong) dengan anomali lebih dari 2 SST

El Nino di Indonesia

El Nino merupakan salah satu pemicu kekeringan saat musim kemarau di Indonesia. El-Nino level lemah di Indonesia pernah terjadi 8 kali pada 1951, 1963, 1968, 1969, 1976, 1977,2004 dan 2006. Sedangkan El Nino level moderate pernah terjadi 4 kali yaitu pada 1986, 1987, 1994, dan 2002.

Dalam situs Sumber Belajar Kemdikbud, disebutkan El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.

Kekeringan dan kebakaran hutan terparah akibat El Nino pernah terjadi pada tahun 1997. Polusi udara yang akibat kebakaran menyebar hingga ke seluruh wilayah Indonesia.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads