Idul Adha, yang dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu hari besar umat Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah.
Salah satu tradisi utama dalam Idul Adha adalah penyembelihan hewan kurban, seperti kambing, sapi, atau domba. Salah satu aspek penting yang kerap luput dari perhatian adalah dampak stres pada hewan sebelum dan saat penyembelihan.
Ahli anatomi veteriner dan perilaku hewan dari IPB University, Dr drh Supratikno, PAVet, mengungkapkan stres bukan hanya memengaruhi perilaku hewan, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas daging yang dihasilkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika hewan mengalami stres, sistem saraf simpatis akan teraktivasi sehingga pembuluh darah menyempit. Akibatnya, proses pengeluaran darah saat penyembelihan menjadi tidak sempurna. Darah yang tertinggal di dalam daging akan menurunkan kualitas daging," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip detikEdu, Selasa (3/6/2025).
Ia juga menambahkan, stres menyebabkan penggunaan glikogen otot secara berlebihan. Jika kadar glikogen menurun, pembentukan asam laktat akan terganggu.
Rendahnya asam laktat menyebabkan pH daging tetap tinggi, yang berujung pada kondisi daging yang gelap, keras, dan kering dikenal sebagai dark, firm, and dry meat (DFD).
Tak hanya itu, hewan yang mengalami stres berat cenderung lebih sulit dikendalikan dan kerap meronta saat akan disembelih. Hal ini berisiko menimbulkan luka memar pada tubuh hewan, yang tentu akan menurunkan kualitas daging kurban.
Hindari Penggunaan Baju Warna Tertentu
Untuk meminimalkan stres pada hewan kurban sebelum penyembelihan, Dr Supratikno menjabarkan sejumlah langkah.
Pertama, penggunaan pengeras suara sebaiknya dihindari karena sapi tidak suka dengan bunyi suara frekuensi tinggi. Selain itu, kerumunan orang yang terlalu banyak juga bisa membuat hewan merasa terancam.
Selain itu, ia menyarankan para pihak yang melaksanakan penyembelihan tidak mengenakan pakaian warna merah dan oranye.
"Warna pakaian juga perlu diperhatikan. Warna-warna terang seperti merah atau oranye sebaiknya tidak dikenakan saat proses penyembelihan karena bisa memicu kecemasan pada hewan," katanya.
Proses penyembelihan juga harus dilakukan dengan cepat, serta hewan tidak dibiarkan terlalu lama sendirian. Petugas yang melakukan penanganan pun sebaiknya sudah terlatih dan berpengalaman.
Tanda-Tanda Hewan Stres yang Perlu Dikenali
Penting bagi panitia kurban maupun masyarakat umum untuk memahami kondisi psikologis hewan yang akan disembelih.
Menurut Dr. Supratikno, sejumlah indikator dapat menunjukkan hewan tengah mengalami stres. Beberapa gejala yang umum terlihat antara lain hewan tampak gelisah, mengeluarkan air liur secara berlebihan, serta menyelipkan ekor di antara kaki belakangnya.
Tanda lainnya adalah mata yang terus menatap waspada, posisi telinga yang tegak mengarah ke depan atau atas, serta napas yang memburu atau tersengal-sengal.
Ia menggarisbawahi ciri-ciri ini mudah dikenali siapa pun. "Jika ditemukan tanda-tanda tersebut, berarti hewan tidak dalam kondisi tenang dan perlu segera ditangani dengan pendekatan yang tepat," ujarnya.
(pal/nah)