Serangga Purba Raksasa Era Jurassic Ditemukan, Lebih Tua dari Dinosaurus

ADVERTISEMENT

Serangga Purba Raksasa Era Jurassic Ditemukan, Lebih Tua dari Dinosaurus

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 09 Mar 2023 08:30 WIB
serangga zaman jurassic di as
Foto: Michael Skvarla/Penn State/serangga purba
Jakarta -

Seorang direktur Lab Identifikasi Serangga di Pennsylvania State University, Michael Skvarla, berhasil menemukan serangga purba raksasa yang diduga berasal dari era Jurassic, sekitar 201,3-145 juta tahun lalu.

Serangga ini telah diidentifikasi sebagai spesies Polystoechotes punctata, yang termasuk dalam keluarga serangga yang dikenal sebagai lacewing raksasa, yang mendahului dinosaurus.

Skvarla awalnya salah mengidentifikasi sayap renda sebagai antlion, serangga mirip capung yang memiliki ciri tertentu, termasuk sayap transparan panjang, dengan sayap renda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi setelah mempresentasikan serangga ke kursus entomologi online pada tahun 2020, dia menyadari bahwa apa yang dia miliki selama bertahun-tahun adalah sesuatu yang jauh lebih langka dan lebih mengesankan.

Dia melakukan analisis DNA lebih lanjut untuk memastikan identitas serangga tersebut, dan sayap renda raksasa itu kini telah menjadi bagian dari koleksi Museum Entomologi Frost di Penn State.

ADVERTISEMENT

Hilangnya Lacewing Raksasa

Selama ini, para ilmuwan telah mengira lacewing raksasa sudah menghilang pada 1950-an dari Amerika Utara bagian timur.

Namun, penemuan lacewing baru-baru ini di Arkansas adalah catatan pertama spesies tersebut di negara bagian tersebut.

"Entomologi dapat berfungsi sebagai indikator utama ekologi. Fakta bahwa serangga ini terlihat di wilayah yang belum pernah terlihat selama lebih dari setengah abad memberi tahu kita sesuatu yang lebih luas tentang lingkungan," kata Skvarla dikutip dari CNN Internasional.

Sementara hilangnya misterius serangga itu, diduga karena upaya untuk menekan kebakaran hutan alam di Amerika Utara bagian timur.

Tetapi misteri yang lebih besar adalah bagaimana serangga itu berakhir di sebuah superstore di daerah perkotaan Arkansas, tempat Skvarla menemukan hewan purba tersebut.

"Bisa jadi 100 tahun sejak (spesies) bahkan di daerah ini dan sudah bertahun-tahun sejak itu terlihat di dekatnya. Tempat terdekat berikutnya yang mereka temukan adalah 1.200 mil jauhnya, jadi sangat kecil kemungkinannya untuk menempuh jarak sejauh itu," kata Skvarla.

Membuka Penemuan Lacewing di Masa Depan

Dr Floyd Shockley, manajer koleksi untuk departemen entomologi di Smithsonian National Museum of Natural History mengatakan temuan Skvarla telah membuka pintu bagi penemuan lacewing di masa depan.

Sebab, kondisi saat ini, para penggemar serangga mulai memeriksa koleksi mereka sendiri dan mencari spesies tersebut di alam liar di tempat-tempat yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya.

"Itu berarti sesuatu yang kami pikir telah hilang, setidaknya dari AS bagian Timur, mungkin masih ada, dan hanya bersembunyi di kantong-kantong kecil," ucap Shockley.

Shockley juga mencatat pentingnya koleksi museum, seperti yang ada di Smithsonian atau di Penn State, salah satunya bisa menjadi tempat tinggal serangga dengan lacewing.

Karena museum dapat membantu menangkap potret keanekaragaman hayati yang berbeda dari waktu ke waktu dan memungkinkan bagi banyak orang untuk melihat apa yang terjadi dan mengapa itu terjadi.

"Semua orang selalu fokus pada hal-hal besar, burung besar dan mamalia. Tapi salah satu hal yang menyenangkan tentang serangga adalah begitu banyak keanekaragaman yang dapat Anda hargai," tutur Shockley.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads